Jessica Dwi Anggara, Seorang Mahasiswi dari universitas Raden Wijaya dari Fakultas Jurnalistik. Dia merupakan lulusan dari SMA Garuda Bhakti.
*****
Sekarang adalah jam istirahat, Jessica berlari dengan cepat menuju kantin untuk menemui sahabat-sahabatnya. Sesampainya di kantin, dia melihat mereka sedang duduk menungguinya, dia langsung menghampiri mereka dan kemudian Jessica mengatur pernapasnya.
"Lu kenapa sih Jes? Kok kayak orang panik gitu?" tanya Alan sambil memberikan segelas air putih.
"Nindya... Neneknya meninggal." jawab Jessica sambil mengatur napasnya.
"Hah? Terus gimana keluarga dia? Duh gua jadi kasihan dengan Nindya." jawab Rika.
"Dimana tempat tinggal neneknya?" tanya Kelvin.
"Semalam sih dia udah share lokasi, nah itu kayaknya daerahnya kayak hutan gitu." jawab Jessica kemudian menunjukkan lokasi yang dikirim oleh Nindya.
"Oh.. iya ini mah daerah yang hutan-hutanan gitu." jawab Kelvin.
"Lo yakin neneknya tinggal di hutan?" tanya Kelvin sedikit ragu-ragu.
"Entah lah, tapi kan lokasinya udah di kirim ya berarti emang benar di situ tinggalnya." jawab Jessica.
"Yaudah, lusa kita berangkat yah kesana, nanti gua ajak yang lainnya." jawab Ikhsan dengan santai.
"Tapi kok gua merasa ada yang aneh ya?" jawab Lisa dengan nada pelan.
"Maksudnya?" jawab Ikhsan sambil mengkerutkan keningnya.
"Ya.. gua merasa ini seperti sebuah jebakan." jawab Lisa dengan ragu-ragu.
"Jangan su'udzon, nethink terus nih lo." jawab Kelvin.
"Ih.. kan cuman firasat gua doang." jawab Lisa dengan cuek.
"Udah nih ya, dia itu kan teman kita, mau gak mau kita harus kesana, setuju?" ujar Alfian dengan tenang.
"Nah... gua setuju tuh sama si Alfian." jawab Kelvin.
"Duh.. jangan kesana deh.. gua takut disana ada apa-apa." jawab Lisa sedikit takut.
"Ah lebay lo, udah sih tenang aja." jawab Kelvin.
"Nah kita sekalian camping di hutan, kan seru tuh, lagian juga belum tentu kita langsung nemuin rumahnya kan? Nah yaudah kita bangun tenda dulu dan besokanya kita baru kesana." jawab Rika penuh semangat.
"Nah tumben tuh si Rika pinter." jawab Alfian.
"HEH! Lo kira gua selama ini bego?" jawab Rika dengan nada sedikit tinggi.
"Lo sendiri loh yang ngomong, bukan gua ya." jawab Alfian sambil mengangkat kedua tangannya.
"Eh.. udah-udah intinya lusa kita kesana, dan ajakin tuh yang lainnya, suruh pada bawa tenda." jawab Jessica.
"Yaudah ah gua mau masuk ke kelas dulu, sekarang itu jam mata kuliahnya Mr. Tonny, kalau gua telat yang ada kena masalah lagi deh gua." jawab Alfian.
"Eh gua juga ya." ujar Ikhsan.
"Yaudah sana." jawab Kelvin dengan santai.
Alfian pergi dan meninggalkan mereka semua. Kelvin, Rika dan Jessica memanglah satu fakultas yaitu fakultas jurnalistik, sedangkan Alfian merupakan fakultas hukum dan Lisa fakultas psikologi. Lisa hari ini jam mata kuliahnya Mrs. Indri, namun beliau berhalangan tidak dapat hadir dikarenakan anaknya sedang menjalankan proses pernikahan,sedangkan Kelvin, Rika, dan Jessica sengaja tidak masuk ke jam mata kuliah saat ini yaitu jam mata kuliah Mrs. Herny dikarenakan mereka bosan dengan mata kuliah tersebut dan pada akhirnya mereka memilih untuk membolos.
*****
Mereka masih berada di kantin, mereka terus berbincang-bincang sambil meminum kopi susu dan juga makanan yang mereka pesan.
"Eh.. lo tau kan si cupu murid baru itu?" ujar Rika sambil memakan somay.
"Iya tau, kenapa?" jawab Jessica.
"Namanya siapa sih?" tanya Rika.
"Liana." jawab Jessica dengan cuek.
"Nah iya, Kok tuh anak terlalu diam banget ya? Gua jadi curiga deh sama dia." jawab Rika.
"Su'udzon-nya si Lisa kayaknya menular ke lo deh." ujar Kelvin sambil mengkerutkan keningnya.
"Ihh.. apaan sih Vin, garing banget lo." jawab Rika dengan jutek.
"Gua lagi diam tetap aja kena." jawab Lisa dengan sabar.
Tiba-tiba dari belakang tangan Jessica di tarik oleh seseorang dan ternyata itu adalah Liana. Mereka terkejut dengan kehadiran Liana, Liana langsung membawa Jessica pergi begitu saja.
"Tuh anak gak sopan ya, main bawa anak orang aja." oceh Rika.
Liana membawa Jessica berada di tempat yang cukup jauh dari tempat teman-temannya. Tatapan Liana yang begitu misterius dan juga menakutkan membuat Jessica hanya bisa terdiam tak berkata sedikit pun.
"Gua minta sama lo, jangan pergi kesana, Jes." ujar Liana dengan wajah yang serius.
"Ha? Ma..ksud lo? Ke..mana?" tanya Jessica sedikit nada terbata-bata.
"Lo mau pergi ke hutan kan buat nemuin teman lo yang saat ini neneknya baru saja meninggal? Gua mohon jangan kesana."
"Kenapa? Kenapa gua gak boleh kesana? She is my best friend and I have to go there because she is currently in need of me. (dia adalah sahabat gua dan gua harus kesana karena saat ini dia sedang membutuhkan gua)."
"it is a trap so, I hope you have to love your life, do not you waste your life. (itu adalah jebakan jadi saya harap kamu harus menyayangi nyawa mu, jangan kau sia-siakan nyawa mu)."
"Jebakan? Jebakan apa maksud lo?"
Liana hanya diam dan kemudian dia pergi begitu saja dan meninggalkan Jessica.
"Woy! Udah narik-narik anak orang sampai kesini, eh pulangnya gak dibalikin lagi!" ujar Jessica kepada Liana yang sudah cukup jauh kepergiannya.
"Jebakan? Jebakan apa sih maksudnya?" gumam Jessica.
_________________________________________
PENASARAN DENGAN PART SELANJUTNYA?
TERUS BACA 'HUTAN TUMBAL' JANGAN LUPA VOTE, SHARE, DAN TINGGALKAN JEJAK DI READING LIST.
OH YA KALAU KALIAN INGIN BERKOMENTAR SILAHKAN KARENA ITU SANGAT BERGUNA UNTUK SAYA.
NB : DIMOHON UNTUK TIDAK MENYALIN CERITA MILIK SAYA!
Terima Kasih
Salam
Desi Syafitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Hutan Tumbal [TAMAT]
HorrorMendapat kabar bahwa nenek dari teman lamanya yang tinggal di hutan telah meninggal dunia, mereka pergi untuk menjenguk keadaan keluarganya, namun setelah kesana ternyata mendapat kabar kebali bahwa tak ada keluarga teman lamanya. bagaimana kelanju...