Tolong.. tolong aku..
Tolong aku Jes...Jessica pergi keluar tenda mencari sumber suara, dia melihat seperti sosok Febryana yang sedang melintas di sekitar tendanya. Dia terus mengejar Febryana dan dia merasa bingung entah dibawa kemana dia oleh Febryana. Febryana berhenti di dekat sebuah pohon yang cukup besar, dan dia menunjuk kearah pohon itu. Jessica tak mengerti apa maksud dari Febryana, dia melihat di sekelilingnya dan bau kemenyan sangat tercium sekali. Dia merasa sedikit pusing karena mencium wangi kemenyan itu. Dia sedikit mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat sosok kuntilanak yang sedang terbang.
Dia ingin sekali pergi dari sana, namun kakinya tak bisa melangkah, dia benar-benar ketakutan. Kuntilanak itu terbang sambil mengelilinginya. Jessica ingin sekali tidak melihat ke arah kuntilanak tersebut, namun kepalanya terus mendongak dan matanya terus melihat ke arah ke kuntilanak. Dia terus membaca istighfar dan berusaha untuk tetap kuat, namun apalah daya bahwa dirinya memang sudah kehilangan banyak tenaga dan saat ini kepalanya benar-benar pusing sekali. Kuntilanak itu kemudian berdiri di depannya dengan jarak yang cukup dekat. Matanya merah, wajah hancur, penuh darah dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia melangkahkan kakinya dengan perlahan ke arah Jessica dan menatap Jessica penuh dengan kebencian. Jessica mundur sambil menutup matanya, dia terus berdo'a dan berharap bahwa ini hanyalah mimpi buruk, namun semua ini jelas nyata terlihat olehnya. Entah khayalan atau kah kenyataan, Jessica merasa bahwa ini adalah akhir dari kehidupannya. Bulu kuduknya terus berdiri,rasa merinding yang cukup hebat yang dia alami, keringat terus bercucuran deras di tubuhnya. Ingin sekali dia berteriak meminta pertolongan dan berharap teman-temannya akan menolongnya, namun mulutnya seperti terkunci, dan dia tak bisa berkata apapun. Kuntilanak itu mulai menggeram, dan itu membuat Jessica semakin ketakutan. Kuntilanak itu mulai tertawa dengan keras dan kemudian dia menangis lalu kembali lagi tertawa. Dia diam memperhatikan Jessica.
Dia berkata "Tumbal, aku gur butuh tumbal, tumbal perjanjian , aku gur arep tumbal aku pengen sampean dadi tumbalku! (Tumbal, aku hanya butuh tumbal, tumbal perjanjian, aku hanya ingin tumbal, aku ingin kamu menjadi tumbalku!)" ujar kuntilanak tersebut sambil tertawa cekikikan.
Jessica mulai tak tahan dengan semua ini dan dia pun mulai kesal dengan kuntilanak itu.
"DIAM! TIDAK AKAN ADA YANG MENJADI TUMBAL! TEMAN-TEMANKU TAK AKAN JADI TUMBAL! LO-LO... HANYA HANTU YANG JELEK! HANTU YANG BURUK RUPA! UDAH TAU BADAN LO PENUH DARAH! BUKANNYA MANDI MALAH BERKELIARAN! DASAR HANTU JABLAY! KASIAN ANAK SAMA SUAMI LO DI NERAKA!" teriak Jessica yang sudah merasa tidak tahan lagi dengan kuntilanak tersebut.
Kuntilanak tersebut mulai menangis dan tertawa dengan suara yang sangat lenting. Jessica memejamkan mata dan terus berdo'a. Dirinya mulai gemetar dan semakin ketakutan.
"KAMU AKAN MATI DISINI! DAN AKAN MENJADI TUMBALKU!" bentak kuntilanak tersebut sampai membuat Jessica terpental dan kepalanya memabrak batang pohon yang besar.
Jessica memegangi bagian kepalanya yang sakit. Baru saja dia memegang kepalanya, dia langsung terangkat, lehernya tercekik dan ternyata itu ulah kuntilanak itu lagi. Jessica mulai tak kuat, tubuhnya mulai lemas.
Beberapa saat kemudian, tubuhnya di banting ke tanah dan posisi tubuhnya telengku, terasa semua tulangnya seperti patah. "Ah.. kuntilanak sialan! Gua bugilin tuh dia biar tau malu!" Gumam Jessica sambil merintih kesakitan dan juga merasa kesal.
Setelah beberapa lama, Febryana memanggilnya.
Jes..
Jessica..
Tolong kami Jes..
Lo yang bawa kita ke tempat ini....
Tolongin kita...Jessica langsung mengangkat kepalanya dan terkejut bahwa teman-temannya memiliki kematian yang sadis. Kuntilanak yang sangat menyebalkan itu juga ternyata sudah pergi.
Dia menyaksikan teman-temannya berjalan menuju sebuah pertunjukan sinden, mereka menangis, Jessica terus berusaha memanggil mereka namun usahanya sia-sia. Sinden menari sambil memegang sesajen.
"Ku serahkan tumbalku kepadamu, ku mohon penuhi permintaan." ujar sinden itu dengan nada lembut kepada sosok di depannya.
Teman-temannya dengan pasrah maju kedepan. Namun anehnya, yang berada di depan sinden itu tak bisa ia lihat, kepalanya semakin pusing, pengelihatannya mulai kabur. Dia berusaha untuk berdiri dan usahanya tak sia-sia, dia menangis sangat sedih ketika melihat teman-temannya yang telah pergi bersama Febryana ternyata mereka telah tewas, yang dia saksikan kini adalah arwah dari teman-temannya.
Jessica menangisi mereka dan sangat terpukul atas kejadian itu. Seandainya dia memaksakan pilihannya, pasti mereka akan selamat, mereka masih bisa kumpul bersama. Terlihat kesedihan di wajah teman-temannya yang teramat dalam, mereka tak menyangka telah menjadi tumbal. Hal ini lah yang membuat Jessica menjadi bingung. 'Tumbal? Siapa yang menjadikan mereka tumbal? Kenapa mereka yang harus dijadikan tumbal? Siapa sinden itu?' Jessica terus mengamati sinden tersebut, sepertinya dia adalah yang sedang mencari tumbal. Alunan gamelan dan juga lagu yang sangat mengerikan terdengar oleh Jessica.
Lingsir wengi..
sliramu tumeking sirno...
Ojo Tangi nggonmu guling..
awas jo ngetoro..
aku lagi bang wingo wingo..
jin setan kang tak utusi..
jin setan kang tak utusi...
dadyo sebarang..
Wojo lelayu sebet..Dadanya semakin terasa sesak, lagu yang tidak dia suka justru kini dia dengarkan dan suaranya begitu lantang.
"Jessica?" ujar seseorang di belakangnya.
Jessica langsung memutarkan badannya dan ternyata di belakangnya terdapat Ari, Kelvin, dan juga Irfan. Mereka semua heran dengan yang di alami oleh Jessica, mereka heran dengan yang terjadi oleh Jessica, ditemukannya dalam keadaan pucat dan juga penuh ketakutan. Dia menghampiri Kelvin dengan matanya yang sembab.
"Eh... lo.. beneran jessica kan? Lo bukan setan kan?" ujar Ari yang sedikit memundurkan langkahnya.
Irfan paham dengan apa yang terjadi oleh Jessica, karena dia juga menyaksikan apa yang di lihat oleh Jessica, namun tidak dengan Ari dan juga Kelvin, mereka hanya melihat Jessica sedang berdiri di hutan sendirian dalam gelap gulita.
"Jes.. lo kenapa?" tanya Kelvin sedikit panik.
"Vin.. mereka sudah mati." jawab Jessica dengan lemah dan kemudian dia terjatuh di tanah.
Mereka tersentak melihat Jessica yang tiba-tiba terjatuh. Mereka langsung membawa Jessica ke tenda mereka.
Jessica di berikan pengobatan supaya dia bisa segera sadar, dengan minyak angin kemungkinan dapat membuat Jessica lebih baik lagi. Rika dan Anggi menjaga Jessica di dalam tenda, sedangkan yang lainnya berada di luar tenda, mereka bertanya tentang kejadian yang di alami oleh Jessica, namun mereka tidak mengetahui apapun, mereka hanya melihat bahwa Jessica dalam keadaan yang sangat ketakutan dan juga lemas.
Beberapa lama kemudian, Jessica tersadar dan dia merasa sangat ketakutan. Dia memandangi temannya dengan gemetar. Dia terus berkata 'jangan jadikan aku dan teman-temanku sebagai tumbal.' Namun teman-temannya semakin bingung dengan sikap Jessica seperti ini. Irfan masuk kedalam tenda dan mengatakan bahwa dia tadi sedang mengigau dan menyebabkan semua orang terbangun.
Lantas mengapa Irfan berbohong kepada Jessica dan mengatakan bahwa Jessica hanya mengigau?
_________________________________________
PENASARAN DENGAN PART SELANJUTNYA?
TERUS BACA 'HUTAN TUMBAL' JANGAN LUPA VOTE, SHARE, DAN TINGGALKAN JEJAK DI READING LIST.
OH YA KALAU KALIAN INGIN BERKOMENTAR SILAHKAN KARENA ITU SANGAT BERGUNA UNTUK SAYA.
NB : DIMOHON UNTUK TIDAK MENYALIN CERITA MILIK SAYA!
Terima Kasih
Salam
Desi Syafitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Hutan Tumbal [TAMAT]
HorrorMendapat kabar bahwa nenek dari teman lamanya yang tinggal di hutan telah meninggal dunia, mereka pergi untuk menjenguk keadaan keluarganya, namun setelah kesana ternyata mendapat kabar kebali bahwa tak ada keluarga teman lamanya. bagaimana kelanju...