9. Tumbal Terakhir

4.9K 241 46
                                    

Hari mulai cerah, namun kondisi hutan yang disini masih tertutup oleh pepohonan yang lebat.

"Vin!!! Ya ampun Kelvin!!!" suara teriakan dari luar sepertinya itu adalah suara dari Irfan.

Dengan terpaksa Jessica membuka kedua matanya dan melihat kedepan tenda. Dia terkejut karena melihat Kelvin telah tergantung di bawah pohon yang sangat besar, Kelvin menggantungkan dirinya di dekat tenda.

"Kelvin!!!" teriak Jessica sambil menangis histeris.

Dia tidak menyangka bahwa orang yang sangat berarti dalam kehidupannya kini telah pergi meninggalkannya. Irfan berusaha melepaskan tali yang mengganting di leher Kelvin, talinya berhasil terlepas dari batang pohonnya, sesegera mungkin mereka membuka ikatan tali yang berada di leher Kelvin. Jessica memeluk erat tubuh Kelvin, dia terus menangis histeris sambil berteriak menyebut nama Kelvin.

Rika berusaha menenangkan Jessica, dia terus mengelus punggung Jessica sebagai bentuk perhatiannya kepada Jessica.

Irfan melihat sepucuk surat di genggaman Kelvin, dia langsung mengambilnya.

"Ada surat Ca," kata Irfan sambil menyodorkan surat itu.

Jessica langsung mengelap air mata yang telah membasahi pipinya, kemudian dia langsung membuka surat dan membaca isi surat itu.

Aku sayang sama kamu Ca :) karena aku sayang sama kamu, oleh karena itu aku mau kamu bisa bahagia dengan orang yang kamu sayangi yaitu Irfan :)

Dari

Kelvin

Jessica meremas surat itu dan kemudian dia memeluk Kelvin kembali sambil menangis histeris.

"Lo salah paham Vin, gua sayang sama lo," teriak Jessica yang masih menangis.

"Ca, udah ayo kita pergi," kata Irfan dengan pelan.

"Terus Kelvin gimana?" tanya Jessica dengan nada tinggi.

"Kita bawa bantuan entah tim SAR ataupun warga setempat, setidaknya kita bisa selamat dulu dari hutan ini,"

Jessica diam sambil memandangi wajah Kelvin, Irfan langsung mengangkat jasad Kelvin dan meletakannya di depan tenda. Irfan telah memberikan beberapa kain sebagai selimut untuk Kelvin. Jessica langsung memeluk Irfan, dia langsung tumpahkan semua rasa kesedihannya kepada Irfan, Jessica masih belum bisa menerima kepergian Kelvin.

"Kita beresin barang bawaan kita, dan kita harus pergi dari sini," kata Irfan meyakinkan Jessica.

Jessica mengangguk dan dia langsung pergi menuju tendanya, langkahnya mulai terhenti ketika dia baru saja sadar bahwa Rika tidak ada diantara mereka.

"Rika mana?" kata Jessica kemudian mengedarkan pandangannya untuk mencari Rika.

Irfan langsung tersentak pelan dan kemudian dia juga mengedarkan pandangannya untuk mencari Rika.

"Udah, kita beresin dulu baru kita cari Rika," kata Irfan dan dia langsung pergi ke tendanya.

Jessica khawatir dengan keadaan Rika, dia takut Rika dalam bahaya.

Setelah selesai membereskan semua barang-barang mereka, Irfan langsung menarik lengan Jessica dan mengajaknya pergi dari tempat itu.

Mereka terus berlari kembali walaupun mereka sendiri tidak tahu apakah jalan yang mereka pilih itu benar atau tidaknya.

Mereka tersentak saat melihat banyak sekali mayat-mayat berserakan disana. Jessica mulai gemetar, dia langsung dipeluk oleh Irfan dan diajak pergi olehnya.

Setelah berjalan cukup jauh, mereka melihat sebuah cahaya. Dengan semangat mereka berlari mendekati cahaya itu karena mereka yakin bahwa itu merupakan jalan keluar untuk mereka.

Semakin lama, semakin dekat dengan cahaya itu. Dan ternyata mereka benar, cahaya itu merupakan jalan keluar mereka, mereka merasa sangat  bersyukur dan menangis bahagia karena bisa selamat dari dalam hutan itu. Mereka berdua langsung berpelukan dengan erat, mereka merasa tidak menyangka karena bisa datang ke hutan ini.

"Hei! Ngapain kalian disitu!" teriak seorang bapak-bapak sontak membuat mereka kaget dan langsung melepas pelukan mereka.

Mereka saling menatap dan kemudian berlari menghampiri bapak-bapak itu.

"Pak, tolong kami! Teman-teman kami mati disana," kata Irfan dengan panik.

"Saya nggak mau nolongin, karena kesana sama saja nyari mati," kata bapak itu dan kemudian pergi begitu saja.

Mereka berdua pasrah dan langsung pergi menuju mobil mereka, Jessica langsung mengecek ponselnya, dia merasa beruntung karena sinyal diponselnya sangat bagus, dia langsung menghubungi pihak yang berwajib untu meminta pertolongan. Mereka duduk didalam mobil sambil mengatur napas mereka.

"Alhamdulillah Ca, Allah masih sayang sama kita," katanya kemudian tersenyum.

Jessica hanya tersenyum lega dan kemudian dia memejamkan matanya.

*****

Sementara itu, Rika menari diiringi lagu kindung lingsir wengi, dia menari setelah melakukan persembahan jasad Kelvin. Dia merasa sedih karena Kelvin telah menjadi tumbalnya, dia terus menaris sambil meneteskan air mata.

"Gua berharap Jessica yang jadi tumbal, tapi kenapa lo yang jadi tumbal sih?" gumam Rika sambil menari.

=> THE END <=

_________________________________________

HAI SEMUA!

YAPS INI ADALAH CERITA SINGKAT DARI STORY "HUTAN TUMBAL" KARENA FULL STORYNYA ADA DI NASKAH YANG SUDAH AKU KETIK INI, DO'AKAN SAJA KALAU HUTAN TUMBAL BISA DIJADIKAN NOVEL YA 😉

TERIMA KASIH UNTUK KALIAN SEMUA PEMBACA SETIA "HUTAN TUMBAL" DAN JANGAN LUPA BACA STORY PUNYA AKU YANG LAINNYA YA 😉

NB : CERITA INI HANYA DIBUAT OLEH @SYFTRI2001, SELAIN @SYFTRI2001 ADALAH PLAGIAT!

Terima kasih.

Tangerang, 12 Oktober 2018

Salam

Desi Syafitri

Hutan Tumbal [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang