🌙4

53 12 3
                                    

and everything has changed

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

and everything has changed

"Kita hidup di zaman, di mana yang selalu berjuang, adalah yang tersakiti," -H

"Terkadang aku bingung. Mengapa seseorang harus berbuat bodoh agar dirinya dimaafkan?" -K


-fool for you-

Aku menyalami tangan Ayah ketika sampai di sekolah. Kemudian, aku melihat Hana yang baru turun dari mobilnya perlahan berjalan memasuki gerbang SMA. Sepertinya, tak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang untuk menanyakan kejadian tadi malam padanya.

"Hana! Hana!" seruku. Dia tak menghiraukan. Terus berjalan menuju gedung IPA. Yang kelihatannya dia mempercepat langkahnya semakin jauh dari posisiku.

"Hana!" aku menghampirinya dengan napas terengah-engah.

"Hm?" gumam Hana. Dia tak menoleh padaku.

"Lo marah sama gue? Gue minta maaf deh kalau gue punya salah sama lo. Tolong, lupain aja masalah kemaren," ujarku padanya sambil memegang pundaknya. Namun, dia langsung menepis tanganku dari sana. Tak terlalu kasar, tapi cukup membuatku merasakan sakit di dada.

"Han, lo kenapa sih?"

Dia berhenti. Menatapku. Lalu tersenyum. Bukan, sama sekali bukan senyum tulus yang biasanya ditunjukkan Hana di wajahnya yang cantik itu. Terkesan seperti senyum meremehkan. "Jangan pernah peduli lagi sama gue," sahut Hana.

Aku terdiam. "Maksud lo?".

Hana berdecih kemudian tertawa sinis.

"Lo kan pinter, pasti paham lah maksud gue. Udah ah. Gue mau ke kelas," ujarnya sambil berlalu.

Aku menarik napas dalam. Mencoba menenangkan diriku sendiri.

Aku memegang tali tasku kuat-kuat. Kemudian, melanjutkan langkahku menuju gedung IPA yang berada di sisi barat SMA Harapan. Aku tak melihat Hana lagi. Dia pasti sengaja mempercepat langkahnya untuk tidak berpapasan denganku.

Saat aku tiba di kelas, aku dikejutkan dengan suara Kiki. Dia berdiri di belakang kelas. Menatap Hana dan Mikaila yang memindahkan tas mereka serta kursi mereka ke tempat duduk Ririn dan Icha di barisan keempat. Semua murid menatapnya.

Syukurlah, Bu Shasa belum datang.

Tunggu, maksud semua ini apa?

Aku perlahan menghampiri Kiki yang masih terus bertanya-tanya kepada Mikaila---karena sebelumnya Kiki berkelahi dengan Hana---dengan nada yang sama sekali tak santai. Mikaila hanya diam. Menganggap seolah Kiki tak berada di sana sedang menanti jawaban darinya.

"Ki, kenapa?" aku bertanya.

Kiki menggeleng tak tahu. Aku memutuskan meletakkan tas terlebih dahulu di bangku. Rachel duduk di sebelahnya, memandangi kursi depan lalu beralih menatapku.

Fool For You [H I A T U S] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang