Chapter 7

292 74 46
                                    

Aneth, sebenarnya kamu ini kenapa?

¤¤¤¤¤¤¤¤

Bubur ayam kesukaan Aneth satu-persatu masuk kedalam mulutnya. Semenjak kepulangan Aneth dari rumah sakit, aku memutuskan untuk menginap dikamarnya. Sekaligus untuk merawatnya.

Hari menunjukkan pukul 10:47 malam. Mata kantuk milik ku sudah siap untuk tidur. Tapi, aku tidak bisa tidur karena Aneth terus bilang jika kepalanya berdenyut. Jadi aku perlahan memijat kepalanya.

Bukan hanya kepalanya saja yang dia rasakan sakit, tapi aku perhatikan banyak sekali rambutnya yang rontok. Mungkin setengah dari bagian tertutup kepalanya sudah tampak kulit kepalanya.

Aneth kamu kenapa? Itu yang ada dipikiran ku berkali-kali saat melihat rambutnya jatuh berguguran.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Aku mengerjapkan mataku perlahan.

"Dimana aku?" tanyaku pada diriku. Aku berpikir sejenak.

"Benar aku ada dikamar Aneth?"

Mungkin aku tidak terbiasa melihat langit-langit kamar aneth yang padahal sama dengan langit-langit kamar ku.

Aku melihat sekeliling kamar, tidak ada keberadaan aneth. "Kemana dia" batinku.

Aku mendengar suara guyuran air, yang bisa dipastikan itu dari kamar mandi. Aku berjalan mendekati kamar mandi. Tak lama itu Aneth keluar dengan rambut yang basah dan mengenakan handuk yang membalut tubuhnya.

Tangannya sambil menggosokkan handuk kecil di rambut nya. Kemudian ia tersenyum "Makasih udah ngerawat aku ya Deeren." ujarnya.

Aku mengerutkan kening. "Aneth kamu udah sembuh?" tanyaku heran.

Dia hanya tersenyum kemudian mengangguk. "Sudah, sekarang aku jauh lebih baik." Aku masih berdiam diri di depan pintu kamar mandi. "Ayo siap-siap, nanti kita telat ngampus lagi" timpalnya.

Aku mengangguk. "Kalau begitu aku balik ke kamarku dulu" ujar ku. Aneth pun mengangguk.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Didalam kelas semua teman-teman ku yang lain menanyakan keadaan Aneth sama seperti mereka lakukan kepada ku dulu.

Sedangkan aku hanya melamun memikirkan aneth, sebegitu cepatkah dia sembuh. Bukan kah malam itu dia bilang sakit dan dia meronta-ronta karena kesakitan.

Sesaat kemudian sesuatu terlintas dipikiranku. "Kami hanya bisa menebak dan menarik kesimpulan kalau factor penyebab masalah yang dialami teman kalian, mungkin karena faktor strees, dan kelelahan"

Aku mengangguk-angguk kepala ku sendiri. Mungkin dokter benar. Aneth hanya kelelahan. Bahkan waktu itu saja aku bisa tidur sehari penuh karena aku kelelahan. Lalu kenapa aku mengelak bahwa Aneth juga hanya kelelahan. Benarkan?

Aku mengerti.

Semua orang punya sifat dan cara yang berbeda. Dan mungkin begitulah cara aku dan Aneth membayar rasa lelah kami...

-

-

-

-

-

-

Don't Forget To Vote

To Be Continued

Bye~~

Asrama Kampus [On Going Process]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang