Chapter 2

528 145 160
                                    

Dan akulah gadis terakhir...

◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Pertemanan kami terus berlanjut hingga orientasi hari terakhir. Kian hari kami semakin dekat.

Pada jam istirahat kami berkumpul di lapangan, sambil bercerita beragam hal. Berawal dari kisah lucu yang diceritakan Bonet dengan dialog khas bataknya. Hingga hal-hal janggal dikampus ini.

"Eh kalian tau tidak kalau asrama disini itu lagi pada tahap renovasi?" tanya Miki.

Ya, ibu ku memang bilang kalau ada beberapa kamar yang direnovasi.

"Memangnya kenapa?" tanya Yaya. Aneth memandang ku bingung.

Jangan memandang ku aku juga tidak tau! Tapi aku tidak mengatakannya pada Aneth.

Miki menghela nafas, "Rumor nya sudah beredar dan kalian masih belum tau?" timpalnya. Sontak kami semua menggeleng.

"Kalian tapi tau kan kalau asrama itu angker? Mereka merenovasi beberapa kamar agar menghilangkan kesan angker dari asrama itu" jelas Miki serius.

Keheningan mulai menyelimuti kami. Mendengar kata 'Angker' membuat ku bergidik ngeri.

Aku takut saat memikirkan bagaimana jika aku berada didalam kamar itu sendirian. Bagaimana? Karena aku merupakan anak tunggal dikeluarga ku.

Biasanya aku berani jika ayah dan ibu ku pergi meninggalkan ku keluar kota, tapi kali ini beda! Sepertinya kali ini aku seperti tidak berani.

Tak lama itu waktu istirahat habis, seperti biasa para senior mementor agar kami berbaris dengan rapi.

"Siap untuk tinggal diasrama kalian?" tanya salah seorang senior.

Ya, benar hari ini adalah hari dimana pembagian nomor asrama dimulai. Aku berharap jika kamar ku dan kamar 5 temanku berdekatan.

"Baiklah, semua silahkan berbaris dengar rapi, Kakak akan memberi nomor kamar kalian satu persatu dan silahkan kalian ambil kunci yang sesuai dengan nomor kamar asrama yang kalian pegang." Para mahasiswa mengangguk paham

"Semoga kamar kita deket-deket ya" ujar Kirana.

"Bah, kalau sampai kamar kita tidak dekat aku hajar juga senior itu" kata Bonet dengan logat bataknya. Sontak kami semua tertawa mendengarnya.

Sesi pembagian asrama selesai, tiba saat nya mencari letak gedung asrama.

Asrama nya sangat luas, dalam satu gedung asrama terdiri dari 5 lantai, setiap lantai terdapat 18 kamar, dan kamar ku berada dilantai 5.

Entah ini takdir atau apa yang jelas kamar kami ber-enam bersejajar. Nomor kamar Karina 83, Aneth 84, Miki 85, Bonet 86, Yaya 87, dan aku 88. Kami sangat senang mengetahui kamar kami sangat dekat.

"Baiklah, jika kalian sudah menemukan kamar kalian. Kalian pasti sudah dengar rumor yang berada diluar kampus, ingat itu tidak benar. Kami pihak kampus akan memastikan bahwa kabar yang beredar itu hanya mitos belaka."

Semua mahasiswa diam tiba-tiba. "Kak apa benar diasrama ini ada hantunya?" tanya salah seorang mahasiswa fakultas pertanian.

"Kami tidak bisa memastikan, tapi jika kalian ingin selamat ikuti aturan dan tata tertip yang sudah dibuat di asrama ini, Mengerti?"

Semua mahasiswa menjawab 'mengerti' serentak.

Sebenarnya digedung asrama ini ada sejumlah aturan yang tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar, maka akan ada resiko yang mengancam.

Peraturan pertama, dilarang keramas dihari senin, rabu, jumat, dan sabtu.

Yang kedua, Dilarang tertawa dimalam hari.

Yang ketiga jangan keluar asrama pada jam 09:45 malam.

Dan yang terakhir jangan membuka pintu jika ada yang mengetuk pada malam hari.

Matahari mulai menyongsong, kami diharuskan kembali ke asrama setelah upacara penutupan orientasi mahasiswa baru.

Tidak terasa sebentar lagi aku akan benar-benar menjadi seorang mahasiswa.

¤¤¤

Malam nya aku mengangkut barang-barang ku yang dibawa ayah dibagasi mobilnya.

Setelah selesai, ayah pamit pulang dan menasahatiku agar tidak macam-macam.

Dia juga bilang 'rajinlah berlajar, ayah yakin kamu pasti bisa jadi dokter seperti ayah'. Aku tersenyum, dulu aku sempat tidak ingin menjadi dokter. Tapi kini, aku sudah bertekat apapun diriku sekarang akan aku terima dan jalani saja.

-

-

-

-

-

-

-

Bye^

Pantau terus next part nya yaa~~~

"Dian"

Asrama Kampus [On Going Process]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang