Begin

16.3K 1.6K 257
                                    

Angin semakin berhembus kencang, sungai Han yang beberapa waktu tadi ramai sekarang mulai sepi. Orang-orang memilih mengurung diri di tempat tidur dengan selimut tebal menggulung tubuh mereka. Tapi tidak dengan sepasang lelaki yang sedari tadi berdiri di pinggir sungai.

Mark ingin menyampaikannya, mengatakan sebenarnya yang dia rasakan, sehingga keluarlah kalimat yang membuat lelaki manis di depannya menangis.

"-Mark, kekasih Haechan"

.

.

.

Air mata mengalir dengan derasnya dipipi Haechan. Lelaki manis tadi menangis tanpa suara, hanya air mata yang terus keluar dari kelopak indahnya yang membasahi pipi bulat itu.

Jantungnya seperti diremat oleh sesuatu yang tak terlihat mata, rasanya perih, sesak, juga ada setitik bahagia yang dirasakannya dalam waktu bersamaan.

"Aku kekasihmu Haechan, dari dulu dan sampai saat ini. Percayalah padaku"

Mark menarik tubuh Haechan, membawanya pada dekapan terhangat yang pernah ia miliki. Memeluk erat tak ingin lepas. Mengusap perlahan punggung yang bergetar itu dengan kasih, mengecup puncak kepala Haechan dengan perasaan menggebu.

..

"Mark..." Haechan mendongak dengan mata penuh air mata.

Mark berdehem dan mengusap pelan air mata yang membasahi pipi Haechan.

"Kau... tidak bisa berkata seperti itu. Kita... sudah mengakhiri hubungan ini 6 tahun lalu" Haechan kembali meneteskan air mata.

"Tidak, tidak Haechan. Kau salah. Kau yang memutuskannya bukan aku. Aku tidak pernah memutuskan hubungan ini"

Haechan ingat betul kejadian 6 tahun yang lalu, dimana dia yang harus pergi dari Seoul meninggalkan -kekasihnya- Mark.

000

Malam itu, tepat seminggu Mark berusia 21, dengan senyum cerah dia memasuki cafe yang dijanjikannya bersama Haechan, Haechan bilang ada hal yang ingin dia sampaikan kepada Mark, dan Mark hanya mengiyakan ajakan Haechan.

Mark mendongak saat namanya dipanggil seseorang dan seketika senyumnya mengembang saat Haechan sudah berdiri di hadapannya.

♧♧♧

"Mark~"

"Ya?" Mark menatap Haechan dengan satu tangan sebagai tumpuan kepalanya. Menatap Haechan tanpa berkedip dan tak lupa senyum tercetak jelas dibibirnya.

"Berhenti menatapku seperti itu" Haechan mengerucutkan bibirnya, tidak suka ditatapi Mark seperti itu. Dia malu okay.

"Memangnya kenapa? Aku ini kekasihmu, sudah menjadi hakku menatapimu sesukaku."

"Eyy mana bisa begitu?" Haechan menggembungkan pipinya, sedikit tidak terima dengan perkataan Mark. Seenaknya saja -Haechan

"Bisa, karena aku kekasihmu"

"Yak! Sakit tahu!" Haechan memukul lengan Mark karena menarik hidungnya dengan kuat.

You are Mine ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang