✭13✭

1.9K 349 20
                                    

Sasuke menggendong tubuh Naruto yang sudah tidak sadarkan diri.

"Orang sialan itu membuat Naruto seperti ini," ucap Sasuke sembari menghirup aroma rambut pirang Naruto.

"Sasuke-sama, jadi sekarang Anda berpaling pada adiknya?" Kakashi mengernyit melihat tingkah Sasuke.

"Apa maksudmu, Kakashi? Dari awal dialah takdirku." Dikecupnya kening Naruto yang masih terpejam. "Ayo kita pergi dari sini."

Kakashi tidak ambil pusing. Ia pun mengekori Sasuke di belakang dan jaga-jaga siapa tau ada hal yang tidak diinginkan saat mereka keluar dari sana.

"Jadi... bagaimana bisa kau ada di sini, Kakashi?"

"Tentu saja dengan mobil, Sasuke-sama." Kakashi membukakan pintu mobil untuk Sasuke meletakkan tubuh Naruto di dalam.

Sasuke berdecak saat mendengar jawaban Kakashi. "Bukan itu maksudku. Aku tidak menghubungimu sama sekali karena pria sialan itu mengawasi semua bawahanku."

"Ah, kurasa sistem keamanan harus kita tingkatkan." Kakashi menatap Sasuke yang menunggu jawabannya. Ia pun berdehem. "Bukankah Anda meminta Ruko-san untuk menghubungi saya? Anda tahu kalau Ruko-san belum terdaftar sebagai anggota resmi, jadi Anda―"

"Hah? Apa yang kau katakan, Kakashi?" Sasuke bingung. Apa Kakashi bergurau padanya?

"Apa saya salah, Sasuke-sama?"

"Kau serius Ruko yang memberitahukan padamu?"

Kakashi mengeluarkan ponselnya. Ia mencari sebuah pesan dari seseorang yang tak lain adalah Ruko. Wanita itu menggunakan surel rahasia, hanya orang tertentu yang dapat menggunakan itu.

"Ini, bisa Anda lihat sendiri, Sasuke-sama."

081xxx:
Sasuke dalam masalah. Seseorang menculik Naruto. Sepertinya dia dalam posisi tidak bisa menghubungi siapa pun. Bisa kau bantu dia, Kakashi-san?
N.R

"Dari mana kau tahu itu benar-benar Ruko?" Sasuke mengernyit. Mengapa seorang Kakashi terlalu mudah percaya pada pesan seperti itu? Bagaimana kalau itu adalah jebakan?

Kakashi menghela napas. Tuan mudanya memang terkadang keras kepala. "Lebih baik kita pergi dari sini dulu, Sasuke-sama. Akan bahaya jika berlama-lama di sini," ujar Kakashi yang langsung masuk ke dalam mobil.

Sasuke mau tak mau pun juga melakukan hal yang sama. Benar, mereka harus segera pergi dari tempat itu. Ia menatap pemuda pirang di sampingnya yang masih terpejam, kemudian ia singkirkan anak rambut yang mengganggu pemuda itu. Bisa Sasuke lihat wajah Naruto yang begitu pucat.

"Kurasa kita harus ke rumah sakit terlebih dulu," pintanya pada Kakashi yang sedang menyetir.

"Oke."

.

.

.

Kau tidak bisa bersama dengan Hikoboshi.

"Tidak!"

Kalian tidak ditakdirkan untuk bersama setiap saat.

"Bohong! Itu tidak benar!" racau pemuda pirang yang masih terbaring di atas kasur.

Kenapa kau merebutnya dariku, Naruto?

Sosok wanita itu pergi. Ia menjauh, dan semakin jauh. Naruto tidak bisa menggapainya walau berusaha sekeras apa pun.

"Tiiidaaakk! Jangan pergi, Neechaaannn!!!"

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang