✭15✭

2.1K 318 51
                                    

Warning 21++!!!

Part ini mengandung unsur dewasa. Disarankan untuk skip bagian yang sudah menjurus jika tidak kuat 😄
Walaupun menurut saya itu gak panas-panas sih, tapi jaga-jaga aja ya 👍😅

.

.

.

"Ini villanya?"

Naruto menatap villa besar yang ada di hadapannya dengan tatapan tak percaya. Ia tak menyangka jika Sasuke sekaya itu. Sasuke mengajak Naruto ke villanya untuk melihat milkyway. Menurut Sasuke, di daerah itu mereka bisa mendapatkan spot yang bagus untuk melihat fenomena tersebut.

"Sebenarnya aku ingin bertanya sejak tadi. Kenapa kau membawa banyak sekali barang?" Ditatapnya koper berukuran 20 inch milik Naruto. "Kau kan bukan ingin pindah rumah, dobe."

"Aku bingung harus bawa apa, jadi kubawa saja yang sekiranya diperlukan." Naruto malah memperlihatkan cengiran bodohnya.

"Teserahlah." Sasuke menghela napas. Padahal ia sudah bilang untuk membawa sedikit barang saja karena di villanya sudah ia persiapan segala sesuatu keperluan mereka.

"Selamat datang di sini, Sasuke-sama, Naruto-sama," Seorang pria paruh baya menyapa si kedua orang yang baru saja datang itu.

"Lama tak jumpa, Jiraiya-san."

"Saya sudah menyiapkan semuanya, Sasuke-sama." Jiraiya mengambil koper yang tadinya dibawa Naruto.

"Eh? Aku saja yang―"

"Tidak apa, Naruto-sama. Ini hanya hal kecil," ucapnya kemudian berlalu setelah pamit dengan Sasuke juga Naruto.

"Ada berapa banyak orang yang kau pekerjaan di sini?"

"Hanya beberapa," jawab Sasuke yang mendekat pada tubuh Naruto. "Jangan khawatir, mereka tidak akan mengganggu kita. Anggap saja hanya kau dan aku yang berada di sini," bisiknya tepat di telinga si pirang. Semburat merah pun tercipta di wajah Naruto saat ia mengerti maksud terselubung Sasuke.

"Bukan itu maksudku, teme!"

.

.

.

"..."

Ruko menatap datar ponselnya saat menerima sebuah pesan dari seseorang.

"Apakah ini yang mereka putuskan?"

TOK TOK

"Masuklah."

KRIEETT

"Nona, aku membawakan Anda buah persik." Taruho masuk dan meletakkan buah persik yang ia bawa dengan piring pada meja kecil yang berada di sana.

"Taruho," panggil Ruko pelan.

"Iya, Nona?"

"Aku merasa ingin pulang," ucapnya.

"Bukankah Naruto juga menginginkan Anda pulang, Nona?" Taruho mengerutkan dahinya lantaran bingung dengan perkataan Ruko. Bukankah tak ada yang melarangnya untuk pulang?

"Aku ingin sekali bisa kembali ke Kerajaan Langit!"

"Eh?" Tentu saja Taruho terkejut.

"Kenapa Raja Langit tidak menjemputku?"

Everlasting LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang