"Neechan ada di kuil?"
Sasuke mengangguk. Lihat, kan? Ia tak bisa bohong.
"Ayo kita ke tempat neechan dan menjemputnya."
"Tapi sepertinya ia tak ingin kita di sana," timpal Sasuke yang membuat Naruto menggigit bibirnya.
"Aku tidak mau tahu! Kita ke sana sekarang!" pinta Naruto tanpa pikir panjang. Bahkan ia sudah turun dari kasur dan keluar kamar.
"Anak itu..." Sasuke pun mengejar si pirang yang sudah keluar. "Tunggu Naruto! Kita harus memikirkan cara menemuinya."
Dan kemudian, di sinilah mereka...
"Teh ini enak. Apa Taruho-san sejago ini?" pujian Naruto membuat pria itu tersenyum.
"Ya, ini lebih baik dari pada teh instan yang beberapa kali kuminum," timpal Sasuke.
Sementara satu-satunya wanita yang berada di sana duduk terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun.
"Jadi adalah dia adik Anda, Nona? Kenapa Anda tidak mengatakan kalau Anda sekarang memiliki adik?" Taruho yang menyadari Ruko diam saja kini membuka suasana agar wanita itu ikut masuk ke dalam pembicaraan mereka.
"Kalau begitu kau sudah tahu sekarang," jawabnya singkat.
Taruho tertawa. "Iya, Anda benar."
Sebenarnya ada yang mengganjal di benak Sasuke tentang Taruho. Kenapa pria itu terlihat begitu menghormati Ruko? Dan wanita itu, apa hanya perasaan Sasuke saja jika Ruko jadi lebih berwibawa dari sebelumnya?
"Bisakah kita bicara bertiga saja?" tanya Sasuke yang secara tak langsung meminta Taruho untuk pergi. Naruto menyenggol Sasuke yang terlalu to the point. Tidak sopan menurutnya.
"Eh?" Tentu saja pria itu peka. "Maaf, sepertinya kalian butuh privasi―"
"Tidak. Kau tetaplah di sini, Taruho," tentang Ruko yang membuat Taruho menjadi serba salah.
"Hei! Apa maksudmu?" protes Sasuke.
"Nona, lebih baik aku―"
"Aku ingin Taruho di sini. Apa ada masalah?"
Sasuke merasa nada bicara Ruko menjadi dingin. Padahal sebelumnya ia begitu manis. Apa itu semua hanya sandiwara? Atau Ruko marah padanya karena suatu hal?
"Biarkan saja, Sasuke."
"Terserah kalian sajalah," kata Sasuke yang akhirnya menuruti Naruto.
Namun, nyatanya Sasuke mau pun Naruto tidak ada yang membuka suara. Mereka merasa canggung dengan adanya Taruho. Bagaimana mereka bisa mulai bertanya jika ada orang biasa di sana?
Sementara itu, Ruko malah menikmati ketenangan yang ia rasakan saat semua orang terdiam. Ia meminum teh herbal yang dibuat oleh Taruho dengan santai.
"Jadi apa yang ingin kalian tanyakan, Hikoboshi, Orihime?"
Sasuke dan Naruto sontak menatap Ruko yang terlalu blak-blakkan. Apa sejak dulu dia memang seperti itu?
"Nona, maksud Anda mereka―"
"Ya, yang ada di hadapanmu adalah reinkarnasi dari Hikoboshi dan Orihime," jelas Ruko pada Taruho.
"Tapi mereka berdua lelaki. Bagaimana bisa?" gumam Taruho tidak percaya.
Sasuke menyadari sesuatu. Dari perkataan Taruho, sudah jelas jika ia bukanlah orang biasa. Saat ia ingin bertanya, Ruko terlebih dulu berbicara.
"Entahlah, tapi Orihime di kehidupan sekarang terlahir menjadi seorang lelaki," jawab Ruko yang terlalu tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Love
FanfictionHikoboshi terus mencari Orihime, sebaliknya Orihime pun menunggu Hikoboshi menemukannya. Sudah ribuan tahun berlalu sejak kehancuran yang menimpa kerajaan langit. Hikoboshi telah melewati waktu ke waktu untuk mencari sang bintang Vega (Orihime). Nam...