4.0

1.4K 203 49
                                    

Jinyoung segera pergi dari hadapan Daehwi, Jinyoung juga menyembunyikan wajah nya yang merona.

Tadi sempat dia mau membentak Daehwi, tapi malah berakhir dengan suaranya yang terbata bata. Dia selalu merasa gugup jika di dekat Daehwi.

Untung saja tadi ada teman Daehwi, kalau tadi Daehwi tidak sadar dengan kegiatannya. Bisa bisa Daehwi mendengar detak jantung Jinyoung yang semakin keras dan cepat.

Jinyoung berjalan ke arah kamar mandi sambil meremas dadanya yang sedari tadi terasa menyiksa. Itu sangat menyakitkan serta membingungkan, pikir Jinyoung. Sudah dua kali ia mengalami hal seperti ini. Dia belum cukup tua untuk terkena serangan jantung, begitu pikirnya.

Jinyoung membasuh mukanya di wastafel kamar mandi. Memandang cermin di hadapannya, bertanya tanya apa yang terjadi dengannya.

Jinyoung mencoba menstabilkan nafasnya yang naik turun tak beraturan. Menarik nafas sedalam dalamnya untuk memperlambat detak jantungnya.

Jinyoung membasuh mukanya lagi dan sedikit membasahi ubun ubunnya. Jinyoung membelakangi poninya yang basah, mencoba menyegarkan pikirannya.

Sedari tadi Jinyoung merasa tak nyaman pada bagian dadanya. Pandangannya turun ke bawah, matanya melihat noda lengket di kemejanya. Mengingatkan dia untuk segera mengganti baju dan bersiap menghadiri meeting.

"Ugh dasar sasaeng mesum, bisa bisa nya mengambil kesempatan." Batinnya sebelum ia keluar dari kamar mandi untuk mencari baju ganti di ruangannya.

-

"Seob dia kenapa?" Tanya Minhyun menunjuk Daehwi yang hanya mengaduk makanannya.

"Gatau." Jawab Hyungseob dengan gerakan bibir tanpa suara

-Frontal Boy-

"Hhhhhh" Daehwi menghela nafas lega kala pekerjaan kantornya selesai.

Hari ini terasa berat baginya, beban di pikirannya membuat waktu seakan akan berjalan sangat lamban. Pegal pegal di tubuhnya mendukung penyiksaan yang Daehwi rasakan hari ini.

"10 menit lagi pulang." Batin Daehwi yang melihat jam di layar handphonenya.

Tidak mau buang waktu, Daehwi memilih menghabiskan 10 menit untuk merapihkan meja kantornya yang berantakan. Ia juga merapihkan barang bawaan nya. Agar saat jam pulang kantor, ia bisa langsung turun menuju halte bus dan istirahat di apartementnya.

"Daehwi aaaa, saya duluan." Ini Minhyun yang pamit ketika melewati meja kantor Daehwi.

"Oh sudah waktu pulang ternyata." Gumam Daehwi yang sedari tadi fokus merapihkan mejanya.

Daehwi cepat cepat turun, jalan menuju halte bus sebrang kantornya. Membayangkan kasur di apartementnya bagai surga dan nikmat tersendiri bagi Daehwi.

Daehwi memicingkan matanya, memfokuskan padangannya pada suatu objek di sebrang sana.

Seorang lelaki berdiri dan memandangnya, matanya bertemu dengan mata Daehwi.

'Deg'

"Ga mungkin!"

Lelaki tersebut berjalan menghampiri Daehwi.

Hati Daehwi kembali terluka

Daehwi terdiam, tak kuat lagi melangkah. Semua memori tentangnya terputar kembali di pikiran Daehwi. Lama Daehwi mengubur dalam dalam semua kenangan itu, berharap semuanya tak pernah terjadi dulu.

Frontal Boy |Jinhwi/Deephwi| [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang