5.0

1.4K 203 52
                                    



Daehwi menarik nafas nya panjang setelah keluar dari apartement nya. Menghirup udara pagi yang ampuh untuk menyegarkan pikirannya.

Seperti biasa, sekarang Daehwi lagi menunggu bis di halte dekat apartementnya. Kedatangan Guanlin bukan berarti segalanya, Daehwi harus terus menjalani hidupnya seperti biasa.

Daehwi mengeluarkan handphone nya, mengecek akun sosmed nya sembari menunggu bis datang.

Tak lama dari itu, ada sebuah mobil datang dan berhenti tepat di hadapannya. Si pemilik mobil menurunkan kaca mobilnya.

"Hwi!"

Daehwi melihat ke arah panggilan.

"Hwi aa~ ayo naik."

Daehwi memutar bola matanya, membuang muka nya ke arah lain.

'Tin! Tin!'

Pemilik mobil memencet klakson nya.

"Pergilah Guanlin aa~." Ucap Daehwi tanpa memandang Guanlin si pemilik mobil.

Guanlin turun dari mobil, menghampiri Daehwi yang tak jauh ada di depannya.

"Ayo naik." Ucapnya lembut tanpa adanya nada pemaksaan.

Daehwi ga menjawab, ia masih mengabaikan Guanlin dan mengalihkan perhatiannya pada layar handphone nya.

"Ayolah, ga baik menolak kebaikan seseorang." Guanlin mengambil handphone Daehwi.

Daehwi menghela nafasnya berat, ia rebut kembali handphone miliknya.

"Kita udah berakhir Guan."

Guanlin senyum

"Iya kita emang udah berakhir, terus kenapa?"

Daehwi tertohok

Hati nya terasa sakit ketika mendengarnya. Padahal ia duluan yang mengatakannya, tapi kenapa saat Guanlin yang katakan terasa berbeda, pikirnya.

Daehwi hanya diam ketika Guanlin menarik nya masuk ke dalam mobil. Tak ada komentar kala Guanlin menyuruhnya duduk.

Daehwi masih menata hati nya, menetralkan perasaannya yang sempat kacau barusan.

"Hwi, pakai seatbelt nya."

Karena tak ada sautan dari Daehwi, Guanlin mengulurkan tanganya untuk memasangkan seatbelt di badan Daehwi.

Tapi belum saja menyentuh, tangan Guanlin sudah di tahan terlebih dahulu oleh Daehwi.

"Ayo jalan." Ucap Daehwi setelah memasang seatbeltnya sendiri.

"Ohh oke." Balas Guanlin dan melajukan mobilnya menuju kantor Daehwi.

Tidak ada percakapan saat perjalanan, keduanya diam terfokus pada pikirannya masing masing.

Terutama Daehwi yang memikirkan sifat Guanlin, ia pikir Guanlin tidak akan menemuinya lagi setelah kejadian yang kurang mengenakan kemarin.







"Makasih." Ucap Daehwi pada Guanlin ketika mereka sampai di depan gedung kantor Daehwi.

"Hwi." Panggil Guanlin sebelum Daehwi turun.

Daehwi menghentikan tangannya yang sudah mau membuka pintu mobil dan menengok ke arah Guanlin.

"Aku..." Guanlin menggantung ucapannya, membuat dahi Daehwi berkerut heran.

Dapat Daehwi lihat bahwa Guanlin ragu untuk berbicara. Mulutnya membuka kemudian mengatup kembali.

"Aku mau kerja Lin, kalau ga ada yang mau di omongin a-"

Frontal Boy |Jinhwi/Deephwi| [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang