Sudah berjalan sekitar 1 bulan Guanlin dan Jinyoung merebutkan hal yang sama. Mengantar serta menjemput Daehwi, menarik perhatian Daehwi, membelikan kopi dan makan siang, dan berbagai hal lainnya.Jinyoung juga sudah mengetahui Guanlin, bahwa dia bukan lah preman mesum atau sebagainya. Dan Jinyoung juga sudah tau maksud kedatangan dan sikap Guanlin pada Daehwi setiap hari untuk apa.
"Gimana?" Tanya Minhyun mengintrupsi Jinyoung.
"Apa nya?" Tanya Jinyoung balik sembari menyesap kopi nya.
"Daehwi lah." Jawab Minhyun
"Apa dia merespon?"
Jinyoung menaikan bahu sebagai jawaban.
"Kamu serius dengan Daehwi kan? Jangan main main."
"Ck, aku tau hyung. Hyung pikir tindakan ku selama ini terlihat main main?" Jinyoung merotasi bola mata nya.
"Bukti in kalau kamu ga main main Young, Daehwi pasti bingung sama perlakuan kamu. Nyatain perasaan kamu kalau kamu memang benar benar serius."
"Hyung aku lagi ga mau mendengar ocehan mu." Jinyoung memijit kening nya.
"Itu bukan ocehan bocah! Ini nasehat!" Minhyun menyentil tepat di kening Jinyoung.
Jinyoung megusap jidat nya yang memerah
"Cepat nyatakan rasa cinta kamu ke dia." Lanjut Minhyun.
"Ck, bagaimana bisa aku melawan pria tinggi itu." Rengek Jinyoung.
"Pria tinggi? Siapa?"
"Guanlin, aku ga tau marga nya tapi marga nya seperti tai atau fai....LAI! Sepertinya Lai adalah marga nya."
"Lai Guanlin?!" Tanya Minhyun
Jinyoung mengangguk, "Nama nya sangat familiar, seperti pernah ku dengar dulu. Atau mungkin hanya perasaan ku saja."
"Itu anak Lai Suho bodoh!" Ucap Minhyun pelan saat mengucapkan kalimat 'bodoh'.
"Suho...Suho...sebentar seperti nya aku tau Lai Suho..." Jinyoung berfikir keras mengingat sosok dari Lai Suho.
"Ck, dia pemilik perusahaan terbesar di Taiwan! Dia juga menguasai beberapa pasar di Korea. Dan beberapa bulan lagi saat pertemuan petinggi, mereka lah yang menjadi tuan rumah." Timpal Minhyun malas menunggu Jinyoung berfikir.
"Ah ya! Aku baru ingat."
"Apa?! Berarti cecunguk itu adalah anak dari Lai Suho?! Ahh bagaimana mungkin aku bisa mengalahkannya." Lanjut Jinyoung sedikit putus asa.
"Jadi kalian selama ini memperebutkan Daehwi?"
Jinyoung mengangguk.
"Daehwi tau kalau anak tuan Lai suka sama dia?"
Jinyoung menaikan bahu nya, "mungkin."
"Aish! Kalau begitu tunggu apa lagi! Nyatakan perasaan mu Jinyoung!"
"Tapi hyung, bagaimana dengan rencana ku? Aku kan mau nya dia yang nyatain perasaan nya. Ga akan elit jika atasan menyatakan perasaan pada bawahannya."
"Haish teori dari mana itu? Kamu ini terlalu gengsi Young. Terserah kamu aja lah, hyung ga peduli kalau Daehwi resign dan pindah ke Taiwan untuk hidup bersama anak tuan Lai di sana." Ucap Minhyun menakut nakuti.
"Ngomong ngomong hari ini kamu ga jemput Daehwi seperti biasa?"
Jinyoung menghela nafas berat.
"Aku akan membiarkan dia menikmati satu hari ini tanpa perlawananku."
"Paling juga cecunguk itu sedang berbahagia karena ga ada aku yang menghalanginya untuk menjemput Daehwi ku." Lanjut Jinyoung kemudian menyesap kopi nya hingga habis.
"Daehwi mu? Nyatakan dulu perasaanmu bodoh!" Ucap Minhyun geram.
-Frontal Boy-
"Tuan, bangun tuan."
"Tuan ini sudah pagi."
"Tuan."
"Tuan."
Jihoon menghela nafas nya kala Guanlin susah sekali di bangun kan. Jihoon khawatir akan keadaan Guanlin, karena semalam Guanlin terlalu banyak meminum martini.
"Ssshh, kepala ku terasa berat sekali."
"Jam berapa ini? Aku harus ke tempat Daehwi." Guanlin mencoba bangkit, namun Jihoon menahannya.
"Ap-"
"Turuti perintah ku, berbaring dan istirahat lah untuk hari ini." Belum sempat Guanlin berucap, Jihoon sudah lebih dulu memotong nya.
"Ani yaa, aku harus bertemu dengan nya. Jika tidak cecunguk itu akan sshhh." Guanlin menyentuh kening nya.
"Sudah ku bilang, istirahat lah. Akan ku buat kan teh. Dan aku akan menyimpan semua minuman itu, tidak ada manfaatnya kau melampiaskan masalah mu dengan meminum semua itu. Beban masalah mu tidak akan berkurang Guanlin, turuti dulu kemauan appa mu." Ucap Jihoon tanpa ada kata 'tuan' di dalam nya, ia berucap layak nya hyung pada maknae nya bukan hanya sebagai seorang asisten.
"Tidak bisa, aku harus tetap bertemu dengan nya hari ini." Guanlin tetap membatah
Jihoon menahan Guanlin, dan mendorong tubuh Guanlin agar berbaring kembali.
"Bukan hanya keselamatan mu yang di pertaruhkan, keselamatan Daehwi juga akan teracam jika kamu memaksakan untuk mengantar Daehwi kerja."
"Sehari tidak akan jadi masalah, lagi pula masih banyak orang selain dia Guanlin. Kamu hanya harus membuka mata mu dan melihat masih banyak orang yang pasti mencintai-"
"Ekhem." Jihoon berdehem, menghentikan ucapannya kala merasa perkataannya kelewatan.
"Maaf saya lancang tuan, saya akan membuatkan teh untuk anda. Saya permisi." Jihoon kembali berbicara formal dan keluar dari kamar Guanlin.
Sementara itu, Guanlin memikirkan ucapan Jihon. Ucapan Jihoon tentang permintaan appa nya. Benar apa kata Jihoon tadi, mabuk tidak akan menyelesaikan masalah. Guanlin benar benar frustasi semalam, appa nya meninta nya untuk kembali ke Taiwan entah untuk urusan apa.
Hanya itu yang masuk ke dalam telinga dan pikiran Guanlin, semua nasehat Jihoon lain nya terhempas begitu saja.
Setelah memutuskan...
Untuk hari ini Guanlin akan merelakan satu hari nya untuk tidak memperjuangkan Daehwi. Karena akal sehat Guanli masih jalan, tidak akan mungkin ia membawa mobil dan mengantar Daehwi dalam ke adaan seperti ini.
"Satu hari saja tidak akan jadi masalah kan?"
Tbc
Ini wp udah aku apus trus aku download lagi, ampe ga bisa ke publish fix hp aku rusak:')
Kalau ini ga ke publish maaf in ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Frontal Boy |Jinhwi/Deephwi| [DISCONTINUE]
Hayran Kurgu[DISCONTINUE] "Can I...can i taste your lips?" 'Cup' "S...sajang nim an...anda ngapain?" Bae Jinyoung x Lee Daehwi as the main Warn! BXB Ga baku Kata kasar