Adil bukan?

370 66 10
                                        

Masih ada yang ingat gak cerita ini?
Kkkk~

Maafkan aku,
gpp deh dihujat juga 👇

***


Bruk!!






Sudah tiga jam sejak gadis yang terbaring didepan ku ini pingsan, aku masih harus terus ditempat pengap ini, ruang kesehatan kampus.



"Berapa lama lagi ia akan tertidur?"
"Apa aku harus membangunkannya?" "Hmm, atau

aku pergi saja?" Gumamku pelan.


Aku menggeleng cepat. Aku bisa bayangkan bagaimana teman perempuan gadis ini bisa membunuhku




"Kau harus bertanggung jawab. Seharian dia tidak makan hanya karena berurusan denganmu. Awas saja jika kau meninggalkannya!!"










"Aish merepotkan!" Decakku sebal

#


Perlahan cahaya putih memenuhi penglihatanku. Ah~ mengapa begitu menyilaukan. Aku juga merasakan pusing. Sebisa mungkin ku netralkan indra penglihatanku.




"Sudah puas tidurnya tuan putri?"

Sebuah suara mengalihkan atensiku. Reflek aku terduduk ditempat. Mataku membesar, dan sepenuhnya menatap terkejut siapa pria yang saat ini tengah duduk disamping ranjang ini.






"K..kau?"

Ia masih menatapku tajam. Tak terpengaruh dengan tatapannya, entah mengapa aku merasa senang, jika orang itu ialah Jeon Wonwoo, orang yang mampu membuatku jatuh hati saat pandangan pertama.




"Kau menungguku? Tanya ku dengan senyum sumringah. Alisnya semakin bertautan. Akhirnya ia menghembuskan nafasnya.






"Aku pergi" katanya beranjak bangkit dari duduknya.


"Ya kau!" Teriakku



Baru saja lelaki itu melangkah keluar, ia terhenti setelahnya. Entah apa yang ia lihat didepan sana. Ia berdecih. Ia kembali masuk ke dalam ruangan ku.





"Kajja, aku antar pulang"

Tanpa menunggu jawaban dariku, ia mengambil tas ku di nakas yang tergelatak sempurna lalu membantuku turun dari ranjang. Jangan tanya bagaimana reaksiku sekarang. Entah kejatuhan bulan atau apa, aku terkejut dan bahkan terlampau senang dengan sikap tiba-tiba wonwoo.




"Ini titipan temanmu. Habiskan! Jika kau tak ingin aku turunkan ditengah jalan"


Aku mengangguk tanda mengerti. Mengambil bungkusan roti yang ia berikan. Masih menatap tak percaya dengan apa yang lelaki dihadapanku ini lakukan.

IndifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang