UW 7 : Wedding

14.5K 870 4
                                    

Typo⚠

○○○

Prilly Pov

Setelah tiga hari dalam masa pingitan yang begitu membosankan, bagaimana tidak membosankan? Selama tiga hari aku berdiam diri didalam kamar dengan dilayani para maid. Dan selama tiga hari itupun aku mengambil cuti sekolah. Sasha yang sudah tahu hari ini aku menikah, dia akan mencoba datang ke acara pernikahanku. Aku juga mengundang sahabat di toko kue ku.

Oh iya, tentang toko kue ku kemarin Anya menelpon ku dengan kesal. Katanya toko kue semakin ramai ditambah Robby yang sedang sakit.
Anya meluapkan kekesalannya. Namun percuma saja aku tak bisa kemana-mana. Bagai hidup dalam penjara mewah.

Pernah aku coba keluar dari kamar dan mansion mewah ini, saat keluar ternyata ada empat bodyguard berbadan besar yang menjaga di depan pintu membuat niat awalku urung. Mereka sangat menyeramkan dengan tubuh yang kekar.

Dan hari ini adalah hari dimana statusku berubah menjadi Istri dan dimana tugasku menambah, melayani, menghormati, menaati perintah suami.
Ya, hari ini adalah hari pernikahanku dengan Ali. Tak tega sebenarnya meninggalkan cita-citaku menjadi chef tertunda karena pernikahan ini. Tapi aku tak menyalahkannya, mungkin saja ini memang takdirku dan Ali adalah jodohku.

Aku sedang berada dalam kamar dengan duduk di depan meja rias. Aku begitu cantik dengan perhiasan dan baju pengantin yang Ali berikan tadi malam, bukan Ali yang memberikan tapi bodyguard-nya.

"Sah!"

Air mataku meleleh kala satu kata itu terlontarkan oleh semua orang. Sedih rasanya menikah tanpa adanya orang tua. Bahagia pula rasanya menikah dengan lelaki yang mau menerimaku apa adanya. Semua rasa terasa saat ini.

Ceklek

"Pril." Kutolehkan wajahku menatap Sasha yang berdiri di ambang pintu kamarku.

"Suami lo udah nungguin lo, lo udah sah, lo bakalan lupa gue. Gue bakalan gak punya temen buat nemenin makan di kantin. Lo bakal susah buat jalan bareng lagi. Lo bakalan jauh dari gue." Sasha meneteskan airmatanya.

"Sha! Kamu apa-apaan sih? Aku tetep sahabat kamu kok, kita tetep sahabatan. Cuman aku harus bisa ngebagi waktu buat kamu dan Ali. Aku gak bisa jauh dari kamu." Aku menimpali ucapan Sasha.

Aku berdiri dari kursi lalu menghapus air mata Sasha yang membasahi pipinya.

"Gue tau itu, sahabat gue ini gak berubah walau udah nikah, dasar cengeng," ledeknya.

"Apaan siapa yang cengeng lagi! Kamu juga nangis." Belaku dengan kesal seraya menghapus air mataku dipipi

"Udah ah, yuk turun semua orang nungguin lo tuh." Aku mengangguk dan menggandeng tangan Sasha.

Kami turun menuruni tangga dengan anggun. Semua mata tertuju ke arah kami, kutundukan pandanganku karena aku melihat Ali menatapku dengan tatapan banyak arti membuat jantungku berirama tak karuan.

💐💐💐

Author Pov

Semua mata tertuju pada dua wanita dengan status yang berbeda yang sedang menuruni anak tangga. Prilly berjalan mendekat ke arah dimana Ali duduk, penghulu dan pamannya juga duduk berhadapan dengannya.

Prilly menatap Ali dengan pandangan memujanya. Lelaki itu tampak tampan dengan balutan tuksedo dengan warna senada dengan gaun yamg dipakai Prilly, belum lagi dasi kupu-kupu yang melekat pada lehernya terlihat manis menggantung di leher Ali.

Unexpected Wedding [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang