Pertemuan itu...

9 0 0
                                    

Mobil mereka melesat kencang ke arah kota, meninggalkan hutan belantara itu. Gadis malang itu tak bisa bergerak banyak. Jalanan menuju kota sudah sepi, pemukiman penduduk juga terlihat sunyi, hanya beberapa ekor kucing dan anjing yang mondar-mandir. Mereka semua telah berkumpul di alun-alun alun kota, guna menyaksikan pelepasan lima ratus balon udara ke langit. Ia semakin nampak kegirangan. Penjaga yang menemani gadis itu berkata kepada kawannya,

" Hei bisakah lebih cepat??! Festival hampir dimulai niiih.. ".

Penjaga tadi tak menjawab, ia menambah kecepatan laju mobil, memotong jalan melewati tol yang mengarah tepat ke alun-alun kota. Jalanan pun lengang. Hari itu benar-bemar sepi...

Mobil mereka telah sampai di ujung tol, penjaga mencoba mengarahkan mobil ke arah dimana tepat berada di belakang gedung alun-alun alun. Namun sialnya, akses jalan tersebut telah di blokir. Terpaksa mereka harus memutar jalan, sedangkan waktu semakin sempit, 4,5 menit lagi tepatnya.

Mobil semakin melaju kencang, memutar jalan melewati mall terbesar di kota itu, para warga berbondong-bondong menuju ke alun-alun alun. Petugas tersebut lalu memarkirkannya di samping mall, gadis itu turun dituntun oleh petugas yang memegang tali pengikatnya, berhati-hati.

"Hei... Jhon !! Cepatlah kau bawa anak ini berkeliling ke kota, sedangkan aku akan menunggu di sini".

Jhon pun segera menggandeng gadis malang itu ke rombongan para warga, namun tali itu ia sembunyikan agar tak tampak oleh warga. "Ayo!! Cepatlah..!! ", bisik Jhon geram.
Jhon segera merengsek ke tengah rombongan bersama gadis itu. Setelah tepat berada di tengah, lonceng yang berada pada jam besar alun-alun kota itu berdentang sembilan kali. Tepat waktu. Seluruh aktivitas warga terhenti, termasuk Jhon dan gadis itu, mereka terdiam menyaksikan walikota menaiki podium, takzim mendengarkan pidato pembukaan acara festival itu.

"Hai para rakyatku... Sungguh berbahagia, kalian dapat berkumpul disini. Semuanya berjalan sesuai rencana, saya tak akan berbicara panjang lebar disini, karena saya yakin kalian pasti tidak sabar untuk menyaksikan pertunjukan balon itu... Saya disini hanya meminta dukungan dan supportnya untuk rencana pembangunan menara highest di kota kita tecinta ini... ".

Para warga bertepuk tangan, bersorak senang. Walikota itu kemudian turun podium dan masuk kembali ke ruang kerjanya di gedung pencakar langit itu.

"Sreeet... ", sebuah tirai besar yang berada tepat di samping gedung itu ditarik, dan terbanglah ratusan balon udara, tepatnya lima ratus buah balon. Sungguh pemandangan yang indah. Bahkan Jhon pun yang sedari tadi tampak tak tertarik sedikit pun oleh basa-basi walikota tadi, sekarang melongoh penuh takjub, dan lengah mengawasi gadis itu.

Sedangkan gadis tersebut merasa inilah waktu yang tepat untuk melarikan diri dari para penjaga tak jelas itu, ia perlahan- lahan menyusup ke belakang para warga, kemudian lari melalui sebuah celah di salah satu jalan yang nampak sepi, perlahan ia lari, menengok ke arahpenjaga tadi masih melongoh penuh takjub ke ratusan balon tadi.
Namun beberapa menit kemudian, balon sudah menghilang di tengah tengah gumpalan-gumpalan awan, membubarkan acara tersebut.

Bahkan Jhon mulai sadar bahwa gadis tersebut itu hilang dari pengawasannya, ia segera mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru jalan, namun pra warga yang berhamburan membuatnya sulit fokus. Ia segera berjalan menuju jalan samping kedai makan, mencari jejak gadis malang itu.

Sedangkan gadis malang itu sudah melesat jauh, entah kemana tujuannya, di depan ada seorang bocah lelaki dan tak sengaja menabraknya. "Eh, maafkan aku.. Aku tak sengaja.. ",ucap gadis malang itu membantu bocah laki-laki itu berdiri.
"Oh gak papa kok, emang ada apa ,sampai kamu lari terengah-engah begitu...? ", tanya bocah itu balas.

"Ceritanya panjang.. Kalau kau berkenan maukah kau membantuku..? ".
"Hmm.. Baiklah, tapi janji! Kau harus menceritakan semuanya nanti.. ".
"Ok, aku janji.. ".
Di tengah perbincangan tadi, Jhon berhasil menemukan gadis itu, "Hei!!! Jangan kabur kau... ", dari kejauhan tampak Jhon berlari mengejar.

"Oh tidak!! Kita harus lari.. ",gadis tadi segera berlari sambil menarik lengan bocah itu kabur.

"Emang kenapa...? ".

To be continue...

Story in TrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang