Yang sebenarnya...

7 0 0
                                    

Jhon dan Carloss pun kembali ke markas rumah kumuh itu, menunjiukkan kepada bos bahwa mereka berhasil.

"Taruh di ruangan situ.!!  Biar kuurus sendiri... ",boss itu kemudian menyiapkan sebuah pistol api, lengkap dengan pelurunya.

Box diletakkan pelan-pelan di sebuah ruangan,"berat boss... ", ucap Carloss gemetar.

Jhon menyikut pelan perutnya, "sst.. Kau mau dapat bogem mentah dari boss lagi..?? ",desisnya pelan.

Gerry yang merasakan guncangan, akhirnya siuman,lalu mengintip dari lubang di salah satu sisi box. Ia amat terkejut, saat tahu mereka akan ditembak. Ia segera membangunkan Marry, dan memberi tahu semuanya. Marry meringis kebingungan. Gerry mengitarkan pandangannya ke seluru sudut box yang amat sempit itu, ia hanya mendapatkan sebuah tali, dan sekotak korek api. Dan sebuah sumbu geranat yang tergeletak di dekat kaki

"Oh, tidak.. Habislah kita..!! ", Marry berdesis semakin ketakutan, keringat dinginnya berkucuran di seluruh tubuh. Bajunya basah kuyup.

" tenanglah, semuanya sudah kurencanakan.. ".
Di luar, Bull sudah menyiapkan pistolnya, bersiap- siap menembak. Di sampingnya, Jhon dan Carloss nampak bergidik ketakutan. Tangannya menutup sebagian wajah. Bull yang melihat itu, membentak mereka," Ngapain kalian disini..!!!?? Cepat keluar!! ".

Mereka pun segera keluar.

Di dalam box keadaan semakin tegang, tetapi Gerry sudah merencanakannya matang-matang. Ia menggunakan tali tersebut sebagai jalan keluar. Dan hanya menyimpan korek itu guna menyerang mereka.

Ia menggantungnya di salah satu plang kayu di langit -langit rumah, entah bagaimana caranya. Lalu saat pistol mulai menembak, mereka melompat keluar melalui tali itu.

"Jangan gegabah, ikuti aku.. Ok? ",Gerry memperingatkan Marry agar mengikutinya.

"Haha.. Selamat tinggal anak yang malang.. !!", tawa Bull kejam, ia sudah menarik pelatuknya, menekan pistol, dan " Doorr..!! ". Peluru melesat kencang menuju kotak box itu..

"Ini saatnya.. Hyaaah.. Bruaak.. ",Gerry melompat keluar dari box itu, Marry memegang erat bahunya. Menarik tali itu, lalu bergelantung di atas langit-langit rumah.

Bull kaget bukan main. Ia segera menembakkan peluru - peluru lainnya, nampun semuanya meleset.. "Sial.. Sepertinya harus kuhadapi sendiri.. ".

Dengan raut muka geram ia meloncat tinggi menuju Gerry, namun bocah cerdik itu sudah siap siaga. Ia melepaskan tendangannya, tepat mengenai sasaran," Braak.. ". Bull terpental jatuh. Gerry juga turun, menyisakan Marry yang masih menggelantung di atas tali.

" Anak kurang ajar.. ", ia masih meringis kesakitan. Dahinya mengeluarkan darah segar.

"Marry.. Loncatlah..!! Dan segeralah kabur melalui pintu belakang..!!".

Tanpa aba-aba kedua kali, ia segera melompat dan berlari menuju pintu yang dituju, namun ia terpeleset oleh ceceran kertas di lantai," Aduh.. ". Ia menatap ke arah kertas-kertas itu, disana ada sebuah foto mirip dengannya. Ia pun memungutnya.

Belum selesai Gerry melihatnya, Bull sudah bangkit dahulu, ia berlari geram ke arah Gerry, mengarahkan pukulan tepat, namun berhasil di tangkis oleh Gerry,lalu mengunci tangannya, Bull tak dapat bergerak sama sekali.

Gerry lalu mengeluarkan korek apinya, dan menyulut sebuah sumbu yang tergeletak di sebuah lantai. " Wussss.. ", api bergerak cepat.

Gerry segera melepaskan cengkramannya dan berlari kencang ke arah Marry dan membawanya lari menuju pintu belakang. Marry yang kebingungan dengan semua isi kertas itu, membawanya pergi lalu bergegas mengikuti Gerry. " Ayo cepat.. !!".

Mereka sudah berhasil keluar, Bull berusaha melarikan diri namun Gerry cepat-cepat mengunci pintu dari luar, " Cklek.. ".

"Tidaak... ". Bull berteriak.

Beberapa detik kemudian...

"Duaar..!! ", rumah kumuh itu meledak, ia mati terbakar di dalamnya. Gerry dan Marry yang masih di sekitar situ, ikut terpental beberapa meter ke belakang.

Begitu dahsyat.

Dan ternyata, Jhon dan Carloss sudah melarikan diri terlebih dahulu, mereka berdua selamat.

" Marry, apakah kau selamat?? ", tanya Gerry cemas.

"Aku tak apa-apa... Lihatlah ini.. ", ia menyodorkan kertas ini penuh bingung, Gerry menerimanya.
"Aku tak tahu semua ini.. Yang kutahu,mengapa bisa ada foto diriku disitu..? ",ucap Marry.

Gerry menatapnya, ia berusaha menggabungkan semua lembaran-lembaran. Membacanya satu persatu.

"Oh,tidak mungkin..",ia berteriak kaget.. Mulutnya menganga.

"Ada apa..? ", tanya Marry bingung.

"Di kertas ini disebutkan, bahwa kau adalah anak dari istri walikota, dan saat ibumu melahirkanmu. Ia membunuhnya. Dan kau sendiri di buang ke hutan.. ".

"Lalu.. ", belum selesai melanjutkan membaca keterangan, Marry masih tak percaya, ia mulai menangis perlahan. Tangannya mengepal rerumputan di sekitarnya..

" Tenanglah Marry, aku pasti akan membantumu.. Pasti. Intinya.. Kita akan gagalkan rencana gila walikota itu.. Membangun menara highest. ",ujar Gerry menenangkan, lalu membawa Marry pergi keluar dari hutan itu..

Asap masih mengepul, menyisakan puing-puing rumah kumuh itu.

To be continue...

Story in TrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang