5

130 26 1
                                    

Harap Vote dulu sebelum membaca
👓👓
Happy Reading gaes ^_^



Sesuai janji, Kinal menjemput Naomi di rumahnya. Kinal mendesah, sepertinya dia sudah membuat Naomi menunggu lama.

"Ma'af, lama ya?" Naomi tersenyum lalu menggeleng.

"Gapapa. Yaudah yuk," Kinal membalas senyuman Naomi, lalu membuka'kan pintu mobilnya untuk Naomi.

"Silahkan Tuan Putri." Kinal membungkuk mempersilahkan Naomi untuk masuk ke dalam mobilnya. Naomi terkekeh melihat tingkah Kinal, ada rasa senang di perlakukan Kinal dengan spesial, malam ini. Ah.. mungkin hanya malam ini.

"Terimakasih Pangeran." Balas Naomi setelah masuk ke dalam mobil Kinal. Kinal membalasnya dengan senyum, menutup pintu mobil lalu masuk di pintu satunya.

"Mau kemana?" Tanya Kinal, ia belom tau kemana mereka akan pergi.

"Kalau aku ajak ke KUA mau ga?"

"Mau, tapi nunggu gue nikah dulu sama Ve."

"Jadi yang kedua dong gue?" Ujar Naomi tidak terima.

"Gapapalah. Meskipun yang kedua tapi gue utama'in kok."

"Aduh..." Kinal mengaduh kesakitan sa'at Naomi tiba-tiba menyentil jidatnya.

"Enakan di lo dong punya istri dua. Udah ah jangan bercanda.." dengus Naomi kesal. Wajah Kinal merengut, bukankah Naomi yang memulainya, kenapa dia yang di salahkan?

"Lo duluan yang mulai, kenapa gue yang kena juga?"

"Ya udah ma'af. Jawaban lo sih ngeselin, gue ga mau tau jadi yang kedua meskipun lo utama'in. Gue maunya jadi yang pertama dan ga mau juga kalau di dua'in." Cerocos Naomi. Kinal hanya mendengarkannya dengan wajah yang masih merengut.

"Kalau maunya kayak gitu nunggu gue nyerah buat dapetin Ve. Lo bakal bisa jadi yang utama buat gue."

Naomi menghela nafasnya "itu sih mustahil. Lo ga bakal nyerah, karena cinta lo besar banget buat dia." Rasa kecewa itu menjalar di seluruh tubuh Naomi. Tidak bisakah Kinal berhenti untuk mengejar Veranda, lalu hidup bersama dirinya yang selalu ada buat Kinal kapanpun dan dimanapun.

"Udah sabar. Jangan capek nungguin guenya. Gue tau, gue emang cantik. Selalu di rebutin sama semua orang." Naomi memutar bola mata malas.

"Pede'nya radak di kurangin. Pantesan Ve nolak lo terus." Andai saja apa yang di katakan Kinal itu benar. Dia rela menunggu sampai Kinal berpaling dari Ve. Tapi, Naomi tau sifat Kinal. Perkata'an Kinal yang menyemangati dirinya itu hanya canda'an biasa.

Entah Kinal tidak peka atau bego, Kinal menganggap perkata'an Naomi tidak serius. Ya.. walaupun Naomi tau Kinal memang tidak pernah serius melakukan apapun. Kecuali hal yang berbau soal Veranda. Kinal bisa menjadi sangat serius.

"Jadi jalan ga sih sebenernya?" Kesal Naomi karena Mobil yang mereka tumpangi sejak tadi tidak beranjak dari tempat semula.

"Jadi'lah.. lo aja dari tadi ga jawab mau kemana, malah marah-marah."

"Ga marah gimana? Jemputnya udah telat dua jam. Terus bikin gue kesel."

Chup..

Naomi sangat terkejut sa'at Kinal menciumnya. Wajahnya yang tadi kesal kini berubah menjadi merah merona.

"Udah ya.. jangan marah-marah. Gue kan udah janji kalau hari ini, gue bakal bikin lo seneng." Ucap Kinal lembut berhasil membuat jantung Naomi berdetak lebih cepat dari normal.

MURIDAYO (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang