Dapur 2

71 36 7
                                    

Vandro dan Bella saling bertatapan satu sama lain. Mereka berdua saling terdiam seakan menyirat kan keduanya tak bisa dipisahkan.

Sampai terdengar suara deheman anak kecil di antara keduanya.

EKHEMMM

Mereka berdua kompak menoleh ke arah deheman berasal. Ternyata itu suara milik Tisa, adek Bella.

"Kalian ngapain disini mesra-mesraan?" Tanya Tisa layaknya seorang detektif yang sedang memergoki incerannya.

"Apasih Sa, ngaco deh kamu ini. Kakak lagi masak ini, tangan kakak berdarah kena pisau. Jadi ya.. Gitu." Ucap Bella malu.

"Lebay deh kakak. Gitu doang mah gak sakit." Timpal Tisa.

"Kak Vandro modus juga nih. Untung cakep, jadi masih Tisa kasih kesempatan buat deket Kak Bella. Kalo jelek, udah Tisa tendang sekarang." Ucap Tisa sambil tersenyum.

Perkataan Tisa sontak membuat Bella geleng2 kepala, sedangkan Vandro hanya tersenyum.

"Sayang, Kak Vandro gak akan buat macam2 sama Kak Bella. Kak Vandro sayang banget sama Kak Bella, jadi Kak Vandro gak bakal lakuin hal yang macam2 sebelum married." Kata Vandro sambil mengelus pelan rambut lurus Tisa.

Bella yang mendengar itu semua pun menjadi salting ditempat. Jantungnya berdegub dengan cepat, seakan tau bahwa sinyal yang diberikan Vandro adalah cinta yang akan terbalaskan.

"Yasudah lah. Intinya kalian cocok, pacaran boleh. Tapi inget itu tadi. Sip lanjutkan". Kata Tisa sambil berlalu meninggalkan Bella dan Vandro di dapur.

Bella masih terdiam terpaku di tempat. Vandro yang menyadari sikap Bella langsung berdiri di sampingnya.

"Bel.." Ucap Vandro lalu.

"Hmm." Jawab Bella sambil menyibukkan diri supaya tidak grogi.

"Lo beda."

Bella langsung menoleh spontan ke arah Vandro.

"Beda? Apanya?" Tanya Bella kaget.

"Lo beda dari cewe lainnya. Gw suka sama lo." Kata Vandro mantap.

Bella tercengang mendengar kata SUKA yang di lontarkan langsung oleh Vandro di depan nya.

Bella terdiam tak percaya apa yang sedang terjadi tepat di hadapannya. Dalam hatinya terus mengatakan banyak kata-kata yang menyuratkan bahwa ini hanya mimpi. Tapi jika ini mimpi, kenapa terasa sangat nyata. Ini bukan mimpi, ini nyata.

"Bel, kok bengong aja sih?" Ucap Vandro lalu.

"Eh-- iya maaf. Lo bisa aja deh." Elak Bella. Agar situasi tak canggung.

Vandro hanya tersenyum simpul saja. Lalu mengalihkan pembicaraan.

"Oh ya Bel, ini kentangnya udah selesai ke kupas. Gw tinggal ke kamar mandi dulu." Kata Vandro sambil berlalu menuju kamar mandi dekat dapur.

"Oh iya sip." Jawab Bella.

"Oh God, apa yang barusan gw denger itu asli? Sumpah gw sampe gak bisa napas dengernya. Apa iya dia mulai peka kalo gw juga suka sama dia? Duh jadi dag dig dug gini." Ucap Bella pelan.

Sementara itu Vandro di kamar mandi pun berbicara sendiri dengan suara pelan sambil berkaca.

"Mulut gw gak bisa dijaga emang ini. Kenapa ya kok bisa begini?"

"Apa iya gw jatuh cinta sama Bella? Secepat inikah jatuh cinta?"

"Au ah gelap. Intinya gw jalanin aja dulu yang sekarang. Urusan perasaan nanti aja, kalo emang gw bener2 jatuh cinta gw gak bakal bisa jauh2 dari dia."

PERCAYALAH [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang