19

14.4K 1.4K 80
                                    

Zoe Avery Skyline

 

 

“Harry kemana?”, tanyaku. Aku baru bangun dari tidurku, dan aku melihat Niall yang sedang bersantai disebelahku. Niall menoleh kearahku, dan menghela napas.

“Dia pergi. Kau tidur saja.”, balas Niall pelan. Aku memandang Niall aneh, dan menggelengkan kepalaku. Niall kembali menoleh kearahku,

“Apa?”, tanyanya.

“Apanya yang apa?”, balasku.

“Kenapa kau menggelengkan kepalamu?”, tanya Niall penasaran. Aku menghela napas, dan memeluk kedua lututku. Aku sedikit kedinginan, karena udara di hutan tidak bersahabat dengan kulit manusia.

“Tidak apa. Lupakan itu.”, balasku. Aku mempererat pelukanku, mencoba untuk mendapatkan kehangatan. Niall sepertinya menyadari arti gerakanku,

“Kau kedinginan, ya? Untung saja aku membawa jaketku.”, ucap Niall, dan memberikanku jaketnya. Aku memandangnya, dan perlahan mengambil jaketnya. Aku segera mengenakannya, dan menghela napas lega saat tubuhku mulai hangat. Aku melihat kearah pintu, berharap agar Harry segera pulang.

Tepat saat itu juga, pintu terbuka. Harry berdiri di ambang pintu, dan menutup pintu. Wajahnya terlihat sangat lesu. Aku tersenyum, dan Harry melihat kearahku. Harry tidak membalas senyumanku, ia hanya memandangku dengan pandangan serius. Aku sedikit heran, dan Niall pun angkat bicara.

“Hei, Harry. Akhirnya kau pulang.”, ucap Niall dengan canggung. Niall mencoba untuk memecahkan suasana dingin di ruangan ini, dan kurasa ia gagal. Harry tidak merespon, melainkan ia hanya menatap mataku.

“Ada apa?”, tanyaku, memberanikan diri. Harry memalingkan pandangannya dariku, menuju lantai kayu ini.

“Aku akan memberitahumu sesuatu.”

***

Aku dan Harry berada di ruangan kecil di rumah hutan ini. Isi ruangan ini sangat kotor, berdebu, dan hanya terdapat lilin yang menerangi ruangan ini. Lagipula, lilinnya juga tersisa sedikit, dan kurasa tak lama lagi lilin itu habis. Aku menoleh kearah Harry yang berdiri dibelakangku, bersandar di pintu semenjak pintu itu tidak memiliki kunci. Apa sepenting itu?

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?”, tanyaku, memalingkan pandanganku dari Harry, melihat buku-buku tua berdebu kemilikan orang atau sosok yang menempati rumah ini. Harry berdehem, dan aku membuka buku tebal setebal kamus ini. Isinya bahasa Yunani, dan ada beberapa gambar yang tidak jelas. Aku mendekatkan buku itu ke wajahku, dan melihat gambar tiga lelaki yang sedang mengelilingi api unggun. Buku ini pasti sudah lama sekali, tapi jika lama sekali, kenapa lilin ini tidak habis-habis?

“Karena pemiliknya sedang pergi untuk sementara.”, ucap Harry, membuyarkan pikiranku. Aku menoleh kearah Harry, yang masih bersandar di pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya. Aku mengangguk kecil, dan kembali meletakkan buku itu dalam keadaan tertutup diatas meja. Aku memutar tubuhku, menghadap Harry.

Mine (Harry Styles Vampire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang