Hari itu adalah hari yang sibuk di suatu gerai kafe. Peningkatan pengunjung menjadi lebih signifikan di saat hari libur berlangsung.
Semua barista di kedai itu berpencar menjalankan tugas masing-masing.
Tanpa terkecuali Hwang Hyunjin, seorang maba yang belum begitu banyak pengalaman di dunia kerja. Ia memutuskan untuk hidup mandiri dengan mencari uang tambahan, salah satunya dengan bekerja part time di sebuah kedai kopi.
Meskipun baru, kualitas kinerja dari Hyunjin tidak bisa diremehkan. Ia sudah paham betul cara meracik berbagai varian kopi dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
Belum lagi wajah rupawannya yang menjadi nilai plus tersendiri bagi pendapatan kafe. Tak bisa dipungkiri, daya tarik Hyunjin yang paling mendominasi dari barista-barista lain hingga mampu menyedot perhatian pelanggan.
"Grande Caramel Macchiato?" Hyunjin bertanya memastikan kepada pelanggan yang sudah menunggu di bar.
"Iya." Jawab si pelanggan yang nyatanya seorang wanita. Si pelanggan yang sempat terfokus pada ponselnya itu segera menyejajarkan pandangannya kepada Hyunjin.
Seketika pelanggan tersebut tak dapat berkedip. Dialah korban selanjutnya yang terpana akan pesona Hyunjin.
"Oke, tunggu ya kak." Ujar Hyunjin dengan senyuman ramahnya, lalu berkehendak meracik kopi.
Berkat adanya Hyunjin, berbondong-bondong pelanggan wanita rela berdiri sambil menunggu di bar. Kursi-kursi hanyalah untuk mereka yang tidak kuat berdiri.
Karena pegalnya kaki mereka terbayarkan begitu saja di saat melihat pemandangan barista ganteng.
Sekarang, mari kita lihat bagaimana Hyunjin membuat Caramel Macchiato.
Pertama-tama, Hyunjin menyeduh bubuk kopi espresso dengan menggunakan manual brewing chemex, yaitu salah satu teknik over pour dengan menggunakan gelas chemex dan kertas filter sebagai media penyaring kopi.
Sembari menunggu kopinya tersaring sempurna, Hyunjin menyiapkan bahan lain seperti sirup karamel dan sirup vanili.
"Sering pesen macchiato kak?"
Di sela-sela kegiatan meracik kopi, Hyunjin bahkan menyempatkan diri untuk mengajak ngobrol pelanggan di hadapannya tersebut.
"Eh... Ngga. Baru nyoba sekali ini malah." Jawab pelanggan tersebut dengan kalemnya, jaga image.
Hyunjin mengangguk dan tersenyum kepada pelanggan itu. Tentu saja si pelanggan membalas senyum Hyunjin dengan sumringah. Dalam hatinya, ia memekik ria kegirangan.
Begitu kopi sudah tersaring sempurna, Hyunjin pun menuangkan kopi espresso tersebut secara perlahan-lahan ke dalam gelas yang sudah terisi bongkahan es, susu segar, sirup vanili, dan sirup karamel.
Hasil akhir dari macchiato buatan Hyunjin tampak sempurna. Diawali dengan lapisan sirup vanili, lapisan sirup karamel, susu segar, dan ditutup dengan lapisan kopi espresso. Kalau diumpamakan, mirip seperti lapisan gedung yang bertingkat.
Hyunjin pun menyajikan kopi buatannya kepada pelanggan tersebut. Tak lupa si pelanggan mengucapkan terimakasih kepada Hyunjin dan membawa pergi pesanannya.
Singkat cerita, setelah sekian banyak berhadapan dengan pelanggan wanita yang rela menunggu pesanan di bar, akhirnya Hyunjin berhadapan dengan seorang pelanggan pria. Dari wajahnya, sudah bisa ditebak kalau pria ini merupakan warga negara asing.
"Pesen kopi. Pake arang ya." Kata si pelanggan bule yang fasih berbahasa indonesia.
Hyunjin termenung sejenak, si pelanggan memesan kopi di tempat yang salah.
"Di sini ga nyediain kopi joss*, Pak. Gimana dengan Americano? Atau Espresso?" Hyunjin memberikan pilihan kepada si pelanggan bule.
*Kopi joss: sejenis kopi yang penyajiannya bersama arang dan diminum ketika panas.
Si pelanggan bertopang dagu untuk menimang-nimang perkataan Hyunjin. Lalu ia bertanya lagi,
"Beneran ga ada?"
"Ngga ada, Pak. Americano atau Espresso rasa kopinya kuat banget lho pak, ga dicampur apapun." Hyunjin menuturkan.
"Yaudah deh. Sebenarnya saya udah mesen Americano juga ke kasir. Tapi saya tanyain lagi ke masnya, kali aja bisa bikin kopi joss."
Hyunjin menggeleng untuk mempertegas kalimatnya kepada si pelanggan. Ia pun mulai meracik kopi dan ditimpali berbagai pertanyaan oleh si pelanggan bule.
"Oh ya mas, gulanya enam sendok ya." Pinta si pelanggan. Sementara Hyunjin mengangguk pasrah, tak berniat menggugat perintah pelanggannya itu. Hyunjin melakukan sesuai apa yang pelanggan minta.
Setelah menunggu kopi espresso yang sudah tersaring sempurna, dengan cekatan Hyunjin menuangkan espresso tersebut ke dalam sebuah cup.
Secara mendadak, pelanggan itu kembali menginterupsi tindakan Hyunjin.
"Pake piring kecil juga ya." Kata pelanggan itu. Hyunjin mengernyit, kali ini ia mempertanyakan perintah si bule.
"Ngga langsung di cup aja, Pak?"
"Pake cup, tapi harus ada piring kecil juga."
Giliran Hyunjin yang bertopang dagu, menimang-nimang permintaan pelanggan di hadapannya.
Bisa diatur. —Hyunjin
Hyunjin pun mengambilkan piring kecil untuk pelanggan tersebut. Jadilah satu cup Americano beserta piring kecil yang kemudian diambil oleh si pelanggan.
"Terimakasih," Tutur si pelanggan yang ditanggapi anggukan oleh Hyunjin.
Seketika Hyunjin menatap kepergian pelanggan tadi seraya tersenyum. Kali ini, Hyunjin tidak heran menghadapi pelanggan semacam itu.
Lalu datanglah Jinyoung yang juga merupakan seorang barista di sana, bermaksud menghampiri Hyunjin untuk bertanya.
"Jin, pelanggan tadi udah taken americano 'kan?" Tanya Jinyoung untuk memastikan.
"Iya, udah. Kenapa?"
"Gua hampir ngakak lho pas taking orderan dia. Pas gue liat ada orang ngerekam, rupanya tuh bule youtuber! Dia lagi bikin video prank, Jin."
Hyunjin tersenyum tipis, tidak menunjukkan reaksi kaget atau semacamnya.
"Tau gue gek." Gumam Hyunjin dalam hati.
║▌║▌║█│▌
A/N: sebagian cerita ini terinspirasi dari video prank youtuber bule, nama akun channel youtubenya adalah: maskrisna. 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangkanlah ➖ Stray Kids ✔
Short StoryBayangkanlah jika member Stray Kids ada di keseharianmu, namun bukan sebagai boygroup melainkan profesi lain! Begin: 25.05.2018 ▪semi-baku ▪500-800 words ▪sebagian ide cerita terinspirasi kisah nyata orang lain