Menjadi staf produk fashion di salah satu perusahaan retail ternama, pastinya sehari-hari tidak bisa lepas dari yang namanya pakaian.
Seperti yang dialami pemuda bernama Bang Chan. Mengenakan seragam resmi Ramayanu Departmen Store, Chan menjalankan tugas semestinya dengan melipati pakaian satu-satu, menggantunginya, mendata, dan menggantikan kasir.
"Mas! Cariin ukuran yang pas buat saya, dong!"
Titah salah satu pelanggan yang merupakan seorang wanita berperawakan bongsor. Pelanggan itu tampak kesulitan mencari ukuran celana jeans yang pas untuk dirinya.
Menanggapi permintaan si pelanggan, Chan dengan antusias mencarikan celana jeans yang sekiranya cocok untuk pelanggan tersebut.
"Maaf kak, biasanya pake size apa?"
"Saya? JUMBO."
Seketika Chan termenung sejenak. Jawaban si pelanggan nyatanya tidak banyak membantu, maka dari itu Chan berinisiatif mengambil beberapa celana jeans dengan ukuran paling besar.
"Ini kak, dicoba dulu." Ungkap Bang Chan disaat menyerahkan celana jeans kepada si pelanggan.
Diamatinya celana jeans tersebut satu per-satu, namun tak satupun celana yang menarik minat pelanggan tersebut.
"Kok cuma XXXL? Ga ada yang lebih gede lagi, mas?" Tanya si pelanggan memastikan.
"Itu ukurannya udah paling maksimal, kak." —Chan
"Ck. Ngga lengkap."
Keluh si pelanggan dan ia melengos pergi begitu saja.
Chan mengendikkan bahu. Rasanya sudah biasa menghadapi tipikal calon pembeli yang ingin dimengerti, namun tidak memberitahu secara jelas apa yang dimaksud. Dikata gebetan kali ya.
Ditambah lagi si pelanggan sudah membuat berantakan tumpukan pakaian, lalu tidak jadi membeli seperti tadi. Mau tak mau, Chan harus merapikan celana-celana tadi hingga kembali seperti semula.
Beberapa saat kemudian, salah seorang pelanggan lain datang menghampiri Bang Chan. Pelanggan tersebut berperawakan biasa saja, tetapi tingkahnya belum tentu biasa saja.
"Mas, baju yang kayak gini ada lagi ngga?" Tanya si pelanggan seraya memperlihatkannya kepada Chan.
"Oh ini, di gantungan sebelah juga ada kak." Jawab Chan takzim dan menunjuk ke arah yang dimaksud.
"Eh tapi... Yang ini juga bagus, ambil yang ini aja kali ya?" —Pelanggan
"Oh, ya. Silahkan kak." —Chan
"Terus saya pake ini bagus ngga, mas?" Si pelanggan merentangkan baju pilihannya, bermaksud meminta pendapat Chan.
"Hm, bagus."
"Bentar, bentar... Ini 'kan warna pink, aku 'kan pengen ambil warna biru. Eh tapi... Warna pink juga bagus. Tapi aku pengen beli warna biru... Kira-kira aku lebih bagus pake warna pink atau biru ya mas?"
"Em... Dua-duanya bagus kak."
"Yaelah, mas. Aku 'kan pengen beli salah satu!"
"Tapi kita lagi ada promo lho, kak. Beli dua, gratis satu."
Ujar Bang Chan bermaksud membujuk pelanggan dihadapannya. Alhasil si pelanggan mengamati label harga yang terpampang pada baju pilihannya.
Dan babak konflik batin yang ditakutkan para wanita pun dimulai.
Beli satu dua setengah, beli dua jadi lima ratus plus dapet satu baju. Beli ngga ya? Tapi kalo beli dua, uangnya kepake semua. Duh, gimana ya? —batin para calon pembeli yang dilema karena takut kehabisan uang di pertengahan bulan.
"Mas, beli dua beneran gratis satu 'kan?" Pelanggan itu bertanya lagi dan diangguki oleh Chan.
Dengan secepat kilat, si pelanggan langsung memboyong tiga baju sekaligus dengan varian warna yang berbeda: pink, biru, dan hitam.
•••
Malam hari, menjelang ditutupnya gerai toko, Chan masih berjaga-jaga di sekitar kasir dengan kantuk yang mulai menyerang.
Chan melirik dua orang pelanggan wanita yang sedang asyik memilah pakaian. Berharap kalau pelanggan tersebut mau mempercepat geraknya dan segera mendatangi kasir.
"Lu yang mana nih?"
"Ngga tau, kayaknya gue ga beli dulu deh."
"Sama ah."
"Yaudah balik yuk,"
Saat itu Chan segera bersiaga untuk membungkuk hormat kepada mereka. Sayangnya, kedua pelanggan itupun melenggang pergi tanpa membeli apapun dan mengabaikan Chan yang menunggu di sana.
Melihat kedua pelanggan itu pergi begitu saja, Chan manggut-manggut seraya mengambil tas kerjanya.
"Untung udah biasa nunggu. Hehe." Gumamnya.
║▌║▌║█│▌
A/N: ide cerita dalam chapter ini sedikit terinspirasi dari video Lastday Production - Tipe² Pembeli. Jadi mohon maaf kalo ada beberapa kesamaan 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangkanlah ➖ Stray Kids ✔
Short StoryBayangkanlah jika member Stray Kids ada di keseharianmu, namun bukan sebagai boygroup melainkan profesi lain! Begin: 25.05.2018 ▪semi-baku ▪500-800 words ▪sebagian ide cerita terinspirasi kisah nyata orang lain