Jungkook masih fokus pada layar komputernya, sampai tidak mengetahui jika langit di luar sana sudah kembali cerah. Kantung matanya terlihat jelas karna begadang semalaman.
"Kau tidak tidur lagi?"
Seorang yeoja yang masuk ruang kerja Jungkook langsung mengeluarkan pekikan saat melihat keaadan Jungkook yang seperti zombi. Rambut acak-acak, kantung mata hitam dan baju yang kusut. Walaupun wajah tampannya masih terlihat, Ji Eun, yeojachinghunya tidak suka dengan keadaan Jungkook yang seperti itu. Namja itu akan fokus pada hal yang menyangkut dengan game yang sekarang menjadi pekerjaannya."Aku bawakan sarapan dan mandilah, aku tidak bisa berlama karna ada kuliah pagi"
Ji Eun berbicara sambil membuka rantang makanan yang dibawanya. Jungkook hanya melihat dengan mata kantuknya. Nafsu makannya menurun jika pekerjaannya belum selesai dan ditambah Ji Eun yang sudah dilarangnya untuk memasak, masih memasaakkan sesuatu untuknya yang pasti ujung-ujungnya berada di tempat sampah."Kau harus menghabiskan ini, mengerti?"
Selesai membuka satu persatu makanan yang dibuatnya untuk Jungkook, Ji Eun mencium pipi Jungkook singkat lalu pergi.Jungkook meraih ganggang telpon dan menekan nomor yang tersambung ke ruang kerja V, namja itu juga lembur di ruangnya tapi tidak separah Jungkook.
"Ke ruangan ku!"
Jungkook memerintahkan V untuk ke ruangannya. Secepat kilat V datang karna ruangan mereka bersebelahan."Makanan apa ini?"
V kaget melihat meja di ruang Jungkook sudah dipenuhi makanan. Dia menatap Jungkook dan makanan itu bergantian. Makanan terbentang luas dan Jungkook masih sibuk dengan komputernya."Baiklah, akan ku habiskan sendiri"
Ucap V mengambil sumpit dan menyantap makanan yang dilihatnya enak."Pueeh...pueeh"
Baru kunyahan pertaman, V memuntahkan kembali makanannya."Asin sekali, kau pesan dimana?"
V meneguk habis satu gelas air untuk menghilangkan asinnya."Ji Eun yang bawa tadi"
Jawab Jungkook singkat dan masih pada komputernya.
"Jadi kau menyuruh aku mencicipi ini dulu atau kau sudah tau ini akan asin?"
V menjunjuk makanan yang dimakannya tadi. Jungkook hanya menjawab dengan smirknya. Dia sudah tau rasa masakan itu sebelum mencicipinya."Kau bilang akan menghabiskannya tadi"
V yang kesal dengan ucapan Jungkook mengambil sepotong daging. Perkelahian kecil terjadi diantara mereka sampai V berhasil memasukkan daging dan memaksa Jungkook menelan makanan asin itu.~~~
Masih berada diruang kerja yang sudah menjadi rumah kedua bagi Jungkook dan V. Jungkook sudah selesai membersihkan dirinya. Mandi setelah tidak mandi 2 hari itu terasa sangat menyegarkan. Jungkook kembali melihat mejanya yang masih dipenuhi makanan yang dibawa Ji Eun. Lebih baik dia segera membersihkannya dari pada Ji Eun melihat buatannya tidak tersentuh."Aku dapat e-mail balasan"
V langsung menghambur masuk ke ruang Jungkook. Hatinya sangat girang karna mendapat balasan e-mail dari sebuah perusahaan yang akan bekerja sama dengan mereka. Jungkook yang melanjutkan pekerjaaannya setelah membereskan makanan tadi ikut girang. Kali ini mereka akan bekerja sama dengan perusahaan terkenal asal Jepang. Nama mereka akan naik jika perusahaan itu menyetujui untuk kerja sama.Dengan hati-hati, Jungkook membaca tulisan yang berbahasa Inggris itu. Selain karna kurang lancar, juga karna ingin membaca setiap kata-kata yang bermakna. Mereka mendapat persetujuan dari pihak sana dan akan terbang ke Jepang lusa nanti.
Jungkook dan V tidak bisa menyimpan rasa bahagia mereka, mereka saling rangkul sambil melompat bahagia dan bersenandung asal. Betapa bahagianya mereka.
~~~
Jungkook baru kembali ke kantornya larut malam setelah mentraktir pegawainya karna mendapat kabar bagus tadi. Dia tidak tau jika Ji Eun sudah menunggunya sejak tadi, ponselnya pun tidak aktif.
Dengan wajah masam, Ji Eun duduk di ruang kerja Jungkook, sudah hampir 4 jam dia menunggu namja itu kembali."Ji-ya, kau di sini?"
Jungkook agak kaget juga melihat Ji Eun masih di ruang kerjanya. Rasanya dia sudah menyuruh untuk pulang saja jika ruangan itu kosong."KAU MASIH DENGAN SANTAINYA MENGUCAPKAN KATA-KATA ITU, JEON JUNGKOOK!!"
Ji Eun benar-benar tidak bisa menahan emosinya lagi. Kenapa Jungkook harus bertanya kenapa dia ada di ruang kerja namjanya larut malam begini kalau bukan karna khawatir. Khawatir dengan namjanya yang terlalu fokus pada pekerjaannya dan melupakannya.Melihat wajah marah Ji Eun yang sering dilihatnya 3 bulan belakang ini, membuat emosi Jungkook tersulut. Dia bahkan sangat bahagia sebelumnya.
"MAKANAN BUATAN KU JUGA DIBUANG DAN SEKARANG KAU SEPERTI TIDAK PEDULI KARNA AKU SUDAH MENUNGGU 4 JAM!"
"CUKUP!!!"
Emosi Jungkook juga tidak bisa dibendung lagi. Selama ini dia hanya diam saat Ji Eun marah dan ngomel yang tidak jelas. Kali ini mulutnya dengan lantang membentak Ji Eun.Ji Eun yang tidak pernah mendegar suara Jungkook yang selantang itu, mulai tersedu dan air matanya tiba-tiba jatuh.
"Kau jahat!"
Ji Eun berlalu keluar ruangan dengan air mata berlinang. Jungkook menahan, namun gadis itu mengelak dan terus melanjutkan langkahnya. Dadanya terasa sesak dan air mata terus mengalir dari matanya dengan deras, seperti mengeluarkan sebuah beban, entah beban apa yang dibuangnya."Mianhae, Ji-ya"
Jungkook terus mengejar Ji Eun dan mengucapkan kata-kata maaf. Dia tidak pernah membentak dan meninggikan suara pada Ji Eun. Tentu gadis itu kaget jika dia seperti tadi."Aku kecawa pada mu, semakin kesini bukan perhatian yang didapat, kau sibuk dengan game tidak berguna itu"
Dengan satu tarikan nafas, Ji Eun mengeluarkan isi hatinya. Jungkook terdiam mendengar ucapan Ji Eun dan menatap gadis itu tidak percaya. Dia sudah membicarakan ini sebelumnya pada Ji Eun, gadis itu mengatakan untuk memaklumi waktu pekerjaannya yang tanpa batas. Gadis itu juga berjanji untuk memberi semangat karna setelah jerih payahnya ini, Jungkook berniat melamar gadis itu.Jungkook masih terdiam di tempat. Mendengar ucapan Ji Eun yang mengatakan gamenya tidak berguna. 'Game tidak berguna' kata-kata itu terus berputar di kepalanya, sampai dia tidak tau jika Ji Eun sudah pergi mengendarai mobilnya sendiri dilarut malam ini.
Jungkook segera menuju mobilnya dan mengejar Ji Eun. Ji Eun tidak mau menghentikan mobilnya dan malah menambah kecepatan. Jungkook putus asa, jika gadis itu tidak mau berhenti, dia bisa mengikuti dari belakang dan memastikan jika yeoja chingunya selamat sampai rumah dengan keadaan seperti itu, daripada dia terus memaksa yeoja itu untuk berhenti.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF Jungkook BTS] Love You so Bad
Fanfiction"Aku benar-benar merasakannya, Kau akan menjadi milikku, menjadi bagian diriku"