KRIINGG!!
"Hya!! Baek! Ireona?! Hyaa!!" teriak D.O.
Sekarang jam menunjukkan pukul 08.00 a.m. Sementara Baekhyun masih tertidur pulas. Ia masih berlayar dalam dunia mimpi.
"Ya! Baek?!" teriak D.O sekali lagi sambil memukul Baekhyun.
"Aaakhh.. Appo!" Perlahan-lahan mata Baekhyun terbuka. Tapi semua masih remang-remang. Ia tak percaya bahwa hari sudah pagi.
"Hmm... Kau baru saja bangun? Kau tak tau sudah berapa lama aku membangunkanmu?"
"Wae?" Jawab Baekhyun sambil menguap.
"Aku menunggumu selama 2 jam dan kau baru saja bangun?" lanjut D.O kesal.
"Kau tinggal pergi saja. Tak usah berbaik hati untuk menungguku."
"Haha! So funny! Bagaimana aku pergi? Lihat apa yang kau lakukan. Kau tak melepaskanku. Kau tau, aku tak bisa bernafas sejak tadi malam. Aku mencoba berkali-kali untuk melepaskan diri. Memangnya berapa berat tubuhmu?"
"Yeol, kenapa tiba-tiba kau cerewet sekali? Dan lagi, suaramu berubah total."
"Mwo? Yeol?"
Mata Baekhyun masih tampak remang-remang. Ia mencoba mencerahkan matanya. Ia mengusap matanya berulang kali. Tampak sesosok namja yang dikenalinya tapi tampak aneh baginya.
"Yaaakk!!" Baekhyun mendorong tubuh D.O terlalu kuat. Sehingga punggung D.O membentur lemari dan tertimbun tumpukan selimut.
"Gwaencana? D.O?" tanya Baekhyun cemas.
"Hyaa!! Ireona!"
Tak ada respon dari kerabat dekatnya itu, membuat ia semakin cemas. Mula-mula ia memegang tangan D.O kemudian menekan dada D.O layaknya seorang dokter yang ia sering lihat di televisi. Baekhyun berharap namja bermata bulat itu segera bangun. Tapi namja yang sama-sama mungil dengannya tetap diam. Setetes demi setetes air mata membanjiri pipi Baekhyun.
"D.O-ya! Hiks... Ireona...! Jebal... Jangan tinggalkan aku. Jangan mati! Apa yang akan kukatakan pada ibumu dan fansmu?Aku juga tak akan pernah merasakan pukulanmu lagi! Hiks..."
DUKK!
Sebuah kepalan tangan mendarat dengan sempurna di atas kepalanya.
"Aarrgghh!" teriak Baekhyun sambil memegang kepalanya yang sakit.
"Pabo! Kau terlalu berlebihan. Bagaimana aku bisa mati seperti ini?" ucap D.O kesal.
"Mwo? Nan. . ."
"Wae? Kau benar-benar cengeng."
"Hyaa!! Aku hanya... Aku takut aku akan tidur di balik pagar besi yang menyeramkan dan gelap bersama namja jahat kemudian mengenakan baju putih-hitam karena membunuhmu." kata Baekhyun menutupi rasa malunya.
"Sikkeuro!" pengkal D.O.
"Hanya karena kau seorang aktor, itu tak lucu! Jangan lakukan itu lagi di hadapanku!"
D.O hanya memandang Baekhyun dan tersenyum. Tangannya memegang pipi Baekhyun dan perlahan mengusap air matanya. "Jangan katakan itu. Aku tak akan meninggalkanmu dengan cara ini. Dan satu hal. Kau bukan pembunuh jadi kau tak akan mengalaminya."
GREEB!
"D.O." panggil Baekhyun sembari menarik tubuh D.O dan merangkulnya.
"Mwo?!" sementara hati D.O berdegup kencang.
"Kenapa kau ada di kamarku?" dengan segera D.O mendorong tubuh Baekhyun.
"Hyaa! Bukankah kau yang meminta padaku untuk menemanimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Always Belong To Me {EXO}
FanfictionHanya sebuah karangan fiksi tentang kehidupan sehari-hari member EXO. Murni imajinasi sendiri. Awalnya pengen buat couple-couplean. Tapi akhirnya... Baca sendiri deh... wkwkwk... Ini karya pertamaku. Jadi, maafkan kalau rada aneh dan typo banyak. Ng...