Pintu itu terkunci otomatis. Intinya hanya akan terbuka jika kita membukanya dari luar. Karena terdapat sensor kartu tanda pengenal untuk bisa memasuki ruang keramat itu. Hal ini mengharuskan D.O mengeluarkan suara emasnya untuk minta tolong. Berbagai usaha telah Ia lakukan. Tapi hasilnya nihil. Bahkan jam di tangannya menunjukkan pukul 7 p.m. Ia mulai menyerah.
"Kurasa ini ruang kedap suara."
"Pantas saja jika tidak ada orang yang mendengarku." gerutu D.O lemah. Ia pasrah. Akhirnya Ia sandarkan tubuhnya pada pintu.
*Other Place* *At 9.00. p.m*
*Dorm KaiSoo*
"Kau tak tau dimana D.O hyung?"
"Bukannya dia ada di dapur?"
"Hyaa... Kai ya... Kau tak tau? D.O hyung tidak ada di sana."
"Hmm..."
"MWO??" lanjut Kai terkejut.
***
'D.O yaa... Dimana kau? Tolong aku. Aku membutuhkanmu. Datanglah kemari.'
"Un..."
'Suara? Aku mendengar sesuatu'
"Byun.... Hyun..."
'Siapa itu?'
"Byun! Byun Baekhyun!"
"Chanyeol ah?" jawab Baekhyun sambil terengah-engah.
"Kau mengigau. Kau terus memanggil nama D.O."
"Wae?" lanjutnya.
"Molla."
Hingga kemudian seseorang membuka pintu dorm mereka. Itu Xiumin. Dengan nafas terengah-engah Ia menceritakan semua kejadian membuat kedua namja itu terkejut dan segera pergi untuk ikut mencari namja mungil yang mendadak hilang.
"Kita harus mencarinya. Kurasa tidak jauh dari sini." kata Suho sang leader mengintruksi. Bahkan Manajer Hyung pun turut ada disana.
"Sebaiknya malam ini juga." ucap Chanyeol.
"Eoh... Atau kita tidak akan dapat sarapan besok." sambung si maknae.
"Aigoo..." Lay memegang kepalanya.
"Baiklah... Carilah dengan pasangan kalian sendiri-sendiri. Aku sudah pusing. Oke. Saatnya berpencar. Kajja!"
"Aku sendiri?" rengek Kai.
"Kau sendiri saja Kai! Biar aku dengan Manager Hyung. Kau tau aku selalu sendiri kan?" ledek Sehun.
"Terserah!"
Saat pencarian dimulai, Lay asyik melakukan dance sementara Suho tetap fokus pada pencariannya.
Sehun dan Manager Hyung ketakutan karena mereka mendapat bagian mencari di luar gedung. Lampu luar sedang rusak dan tidak kunjung diperbaiki. Sehingga sangat gelap gulita.
Xiumin dan Chen tetap mencari. Hingga akhirnya Chen mengeluarkan suara 8 oktafnya sementara Xiumin asyik makan bakpao sambil melakukan rap(?).
Kai sendiri hanya bergumam. Ia memandang kesal setiap jalan yang Ia lewatinya. Menendang kaleng, memukul sesuatu hingga tangannya memerah, bahkan melakukan dance tak jelas di depan cermin tak terpakai.
"Hmm... Tapi benar juga apa yang dikatakan cadel." ucapnya kemudian sambil membenahkan rambutnya yang mulai berantakan karena dirinya sendiri.
Baekhyun dan Chanyeol hanya berjalan lurus mengikuti arah lorong. Tiada suara diantara mereka. Memang canggung. Chanyeol menoleh kearah Baekhyun. Si namja berpipi merona itu hanya melangkahkan kaki dengan tatapan sendu.
"Kalau kau tak kuat, jangan paksakan diri." ucap Park Chanyeol memecah kesunyian.
" . . . . ."
"Hei, kau tadi memimpikannya kan? Apa kau tak dapat petunjuk dari itu? Maksudku mungkin dimana kau bertemu dengannya di mimpimu? Bagaimana keadaannya? Atau..."
". . . . .". Baekhyun menolehkan kepalanya menatap wajah Chanyeol. Tetap dengan pandangan sendu. Sementara si namja jangkung hanya menelan ludahnya sendiri.
"Eeuuhh... Maksudku, apa ada sebuah ruangan di mimpimu? Itu bisa menjadi petunjuk.", tanyanya kemudian, sambil menahan nafas. Baekhyun memalingkan wajahnya lagi kearah jalan.
"Anni...", jawabnya lemah sambil menggelengkan kepalanya pelan.
*Beberapa menit kemudian*
"Lihatlah... Ada pintu di sana!" seru Chanyeol
"Lalu?" jawab Baekhyun bingung.
"Bisa jadi dia di sana."
"Apa kau gila? Untuk apa dia di sana?"
"Mungkin membersihkan sesuatu. Lagipula tempat itu tidak pernah digunakan. Aku penasaran."
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Itu masuk akal. Karena pertama, D.O tidak suka tempat kotor. Dia juga belum pernah datang kesini. Jadi mungkin dia di sini. Euh... Yang itu tidak usah dibahas. Dia ingin membersihkannya. Kedua, disini ada pintu otomatis. Lihat ada sensor kartu tanda pengenal. Ketiga, dia masuk. Keempat, angin menerpa pintu. Kelima, pintu tertutup dan dia tak bisa keluar. Itu gambaranku."
"Terima kasih, Park Chanyeol. Tapi itu bukan pertanyaanku." ucap Baekhyun dingin sambil mendekatkan telinganya pada pintu.
"Oh... Baiklah. Hehe... Eum... Karena sensor kartu tanda pengenal ini. Dan pintu otomatis ini.", tunjuk Chanyeol sambil mencari kartu tanda pengenalnya.
"Kau tau berapa banyak ruangan yang menggunakan hal serupa?", tanya Baekhyun seorang diri. Sementara Chanyeol sibuk dengan pencarianya.
Pintu itu terbuka. D.O yang sedari tadi terjaga dari tidurnya pun terkejut. Ia segera mengangkat tubuhnya dan bersiap untuk menyapa orang yang telah menyelamatkannya.
'Supaya sedikit horror', gumam D.O evil dalam hati.
"Kai!" ucap D.O kegirangan dan memeluknya.
Sementara Kai hanya terdiam dan tak bisa melakukan apa-apa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You Always Belong To Me {EXO}
FanficHanya sebuah karangan fiksi tentang kehidupan sehari-hari member EXO. Murni imajinasi sendiri. Awalnya pengen buat couple-couplean. Tapi akhirnya... Baca sendiri deh... wkwkwk... Ini karya pertamaku. Jadi, maafkan kalau rada aneh dan typo banyak. Ng...