3

151 8 0
                                    

D.O menganggukan kepala tanda mengerti. Meski ia sangat mengkhawatirkan keadaan sahabatnya itu. Ia tak pernah menyangka bahwa orang yang hiperaktif seperti Byun Baekhyun, bisa melamunkan matanya dan merenung. Ia bahkan menghiraukan keadaan di sekitarnya. Ia tengah berfikir akan suatu hal yang tak menentu. Hingga lima menit benar-benar berlalu tanpa ada sedikitpun suara diantara mereka.

"Kau hanya perlu melupakannya." ucap D.O memecah suasana. Ia tak mau suasana hening. Meski Ia tak suka berbicara, bukan berarti Ia suka suasana canggung seperti ini.

"Aku tak melakukan apa-apa" jawab Baekhyun singkat.

"D.O-ya, cepatlah memasak. Tinggalkan aku. Gwaencana. Lihatlah, semua berkumpul hanya untuk menunggu kimchi buatanmu. Termasuk aku. Hehe " lanjutnya sambil melepas genggamannya pada D.O dan mengibas ibaskan tangannya tanda mengusir. Jangan lupakan senyuman kecut yang terpampang di wajahnya itu. D.O hanya menghela napas sambil geleng-geleng sebelum akhirnya pergi.

"Kau tak perlu menyembunyikannya Byun Bacon!" geram D.O.

Tampak dari kejauhan sang leader, Suho, tengah melambaikan tangan ke arah seseorang yang sempat dilirik Baekhyun. Hingga datanglah pemuda itu kearah Suho membicarakan sesuatu. Pemuda itu hanya menjawabnya dengan anggukan setiap kali sang leader mencapai tanda titik dalam pembicaraannya. Baekhyun hanya menghela napas selagi melihat tingkah member dan juga leader. Ia melemparkan pandangannya sejenak menuju jendela sebelum akhirnya Ia sadar bahwa pemuda itu telah tiada. Baekhyun mengusap matanya berulang kali. Ia sempat tak mempercayainya.

"Apa yang kau lakukan Baek?" suara itu membangunkannya dari lamunan.

"Aaahh.... Xiumin hyung. Anni... Gwaencanayo... Hanya saja... "

Baekhyun tak melanjutkan pernyataannya. Tidak. Bukan tak melanjutkan. Lebih tepatnya tak bisa melakukannya setelah ia melemparkan lagi pandangannya ke luar jendela dan mendapati dua pasang orang yang tengah bediri saling bertatapan.

"Cepat sekali? Apa dia menggunakan jurus teleportasinya?" Si pemuda itu sudah turun rupanya. Ia menghampiri seorang yeoja yang tak pernah dilihat Baekhyun sekalipun. Entah siapa dia, itu membuatnya geram. Yeoja itu tampak berseri ketika pemuda itu memegang tangannya. Ia bahkan mencium pipi pemuda itu dengan tulus. Sangat tulus, membuat wajah pemuda itu berseri seri. Hingga akhirnya pemuda itu menarik tangan yeoja di hadapannya menuju ke suatu tempat.

"Hyaa!! Baekhyun!! Byun Baekhyun!!" sebuah jitakan mendarat tepat di bagian kepala Baekhyun. Siapa lagi kalau bukan si mata bulat, D.O yang melakukannya.

"Hyaa!! D.O-ya!! Appo!!" keluh Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

"Kau tau? Dari semua jitakan yang kudapat, ini yang paling sakit!" jawab Baekhyun sambil memegang dan mengelus kepalanya yang sakit.

"Diamlah! Dan makan ini sebelum dingin atau aku akan menendangmu!" ketus D.O.

"Jahat sekali." tetap dengan poutan bibirnya yang lucu dan imut.

"Xiumin hyung eodiga?" tanya Baekhyun lirih. Bahkan D.O pun tak bisa mendengar apa yang dia bicarakan.

"Uhhuukkk!!" Baekhyun tersedak. Ia segera meneguk air putih satu gelas penuh sampai habis tak tersisa. 

"Kau mau membunuhku? Aku hampir mati tersedak tau?" keluh Baekhyun karena masih shok (?). Karena apa? Karena dengan kerasnya kepalan tangan berhasil mendarat di atas kepalanya, lagi.

"Cepat selesaikan masalah ini, eoh? Atau aku akan..."

"Mwoya? Mengancamku lagi? D.O-ya, kau bahkan belum meminta maaf padanya setelah apa yang kau lakukan. Kenapa harus aku?"

You Always Belong To Me {EXO}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang