Waktu berlalu begitu cepat. Ini adalah tepat bulan keempat pernikahan Abidzar dan Fanin. Semua nya berjalan seperti biasa, meski sesekali Novi datang dan membuat kekacauan di rumah mereka.
Fanin menanggapi dengan sabar wanita itu. Abidzar juga terus menerus meminta maaf jika Novi sudah datang dan mencaci maki Fanin. Padahal sudah empat bulan berlalu, Novi masih tetap mengejar Abidzar, bahkan lebih gencar.
"Selamat siang, sayang! Happy mensiversary. I love you more, honey. Stay with me," Fanin yang sedang melamun di kantin kantornya pun terkejut ketika ada yang memeluknya dari belakang dan berbisik.
Senyumannya mengembang begitu saja, "Mas, bikin kaget," kata Fanin seraya menarik Abidzar agar duduk di sampingnya.
Abidzar terkekeh, ia menunjukkan sesuatu dari balik tubuhnya. "And happy birthday, Afanin," Fanin menutup mulutnya karena terkejut.
Bukan terkejut karena Abidzar membawakannya sebuah kado, tapi Fanin terkejut karena Abidzar tahu jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tadi ketika berangkat ke kantor, Abidzar seperti tak tahu apapun.
"Mas tau?" tanya Fanin.
Abidzar mengangguk, ia menyerahkan kado itu pada Fanin.
"Gak terlalu seberapa, Fan. Tapi semoga kamu suka," kata Abidzar. Fanin tersenyum hingga matanya menyipit. Ia memeluk Abidzar dan membenamkan wajahnya di dada Abidzar.
"Mas, makasih udah sama aku empat bulan ini. Semoga Allah selalu menjaga keluarga kita ya, mas," kata Fanin lembut.
Abidzar mengusap-usap punggung Fanin, "Aamiin.. Ke ruangan kamu yuk, di sini karyawan kamu pada liatin tuh,"
Seakan baru tersadar, Fanin buru-buru melepas pelukannya dan menunduk, sukses membuat Abidzar tertawa.
"Yuk," Abidzar menarik Fanin dengan lembut dan membawakan kadonya. Di perjalanan menuju ruangan Fanin, banyak karyawan yang memandanginya dan Abidzar.
Abidzar menuntun Fanin dengan lembut membuat siapapun akan merasa iri dan menginginkan posisi Fanin, ataupun sebaliknya.
Sesampainya di ruangan. Fanin dibuat terkejut dengan ruangannya yang sedikit berubah, ada bunga mawar yang disusun membentuk huruf yang terusun menjadi kata 'I love you' di dekat sofa.
"I love you too," kata Fanin mengecup pipi Abidzar.
Abidzar tersenyum. Ia bahagia jika melihat Fanin bahagia.
"Dibuka boleh gak?" tanya Fanin menunjuk kado yang masih digenggam Abidzar. Dengan senang hati Abidzar mengangguk, ia memberikan kado berwarna pink itu pada Fanin.
Abidzar menarik Fanin duduk terlebih dahulu, dan dengan semangat Fanin membuka kadonya. Terkejut kembali ketika melihat isi kado tersebut. "Mas, ini buat aku?" tanya Fanin memastikan.
Abidzar mengangguk. "Seneng?"
"Seneng banget, mas," Fanin mengeluarkan benda pipih berwarna putih bening itu. Ponsel yang cukup mahal dan keluaran terbaru.
"Mas kan udah ngasih aku kado ini. Di hari ulang tahun aku, aku juga pengen ngasih kado ke kamu, mas. Boleh?"
Abidzar mengernyit bingung, "Gak usah, Fan. Kan kamu yang ulang tahun, masa mas yang dapet kado," kata Abidzar membuat semangat Fanin menurun.
"Tapi udah ada, mas. Aku ambil dulu ya," Fanin beranjak menuju meja kerjanya dan membuka tasnya.
Ia menyembunyikan tangannya yang membawa sesuatu di balik badan seperti yang di lakukan Abidzar tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
RECONDITE [TAMAT]
SpiritualCERITA PINDAH KE DREAME (Jumat, 06 Maret 2020) Di zaman sekarang ini, siapa sih yang mau di jodohkan dengan orang tak di kenal. Siapapun pasti tidak mau. Termasuk Afanin, sekertaris kakaknya di kantor itu harus menikah dengan orang yang tak ia kena...