Memasuki minggu ke-2. Semenjak Aza dan Lucas bertemu terakhir kali di gerbang sekolah. Lucas jadi sering ikutan gabung sama Aza & Mark. Lucas yang dulu sibuk dengan organisasi, kini kayaknya lebih banyak waktu luang untuk berleha leha di waktu jam istirahat.
"Hai" Lucas menyapa Aza & Mark yang kini tengah duduk berdua di kantin.
Kok bisa? Iya, soalnya Aza yang maksa Mark. Mark itu harus banyak interaksi sama siswa-siswi lain. Hidupnya gak boleh bergantung sama Aza terus menerus.
"Hai, Lucas!" Aza membalas sapaan Lucas. Sementara Mark hanya diam memerhatikan pria yang kini tengah berdiri disamping meja. Pandangan nya tak lepas dari Lucas, si pria bertubuh lebih tinggi dari Mark.
"Udah lama nih gak main bareng, main yuk za?" kini Lucas sudah mendudukan dirinya di bangku yang bersamping sampingan sama Aza.
Aza agak kaku, tatapan nya kini tertuju kepada manusia tampan di depan nya. Bingung juga, mau menerima tawaran Lucas, tapi Mark gimana?
"Aku gak tau, kayaknya nanti siang masih ada tugas deh. Nanti aku kabarin kamu ya?"
Lucas mengangguk. Tak lama, Mark berdiri dari posisi duduknya "aku mau ke toilet"
Gak perlu lama, pria itu langsung pergi meninggalkan Aza & Lucas di kantin.
"Cas, sebentar ya? Gue mau ke perpus"
"Mau gue anter gak?" tawar Lucas kepada Aza.
"Gak usah, gue bisa sendiri"
Aza pergi meninggalkan Lucas yang kini kebingungan sama kedua mahkluk hidup lawan jenis itu. Sebetulnya juga Aza berbohong pada Lucas, dirinya lebih memilih mengejar Mark yang beralasan menuju toilet pria.
Loh?! Katanya tadi biar ga bergantung terus sama hidup nya Aza?
Ya memang, Aza tau betul kalau Mark itu cemburu. Makanya dia buru buru nyamperin Mark yang sudah jauh dari jaraknya. Alih alih takut nya Mark malah melukai dirinya sendiri di toilet.
"Keu-ya! Tunggu aku!"
Maaf cas, gue harus bohong sama lo. Ini soal Mark. – aza.
̶ Panic Attack with Mark Lee ̶
©csephtza.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Panic Attack ; Mark Lee.
Adventure❝Mark itu pria normal, dia gak beda sama yang lain. Dia itu sama seperti pria pada umum nya. ❞ ̶ ©csephtza