Kepada
Rehan AbdillahDari dulu, kita hanya tertawa ketika mengingat bahwa kamu dan aku adalah dua orang mantan. Kamu maupun aku saling tidak percaya bahwa kita ternyata bisa menyihir status bersahabat jadi berpacaran, kemudian berpacaran menjadi mantan.
Rasanya aneh, kan? Dua tahun kamu dan aku bersahabat—meski memang selalu terasa seperti pacaran—lalu berakhir jadian di pertengahan halaman. Setahun setelahnya kita putus, lalu semuanya seperti hanya sebuah lelucon yang tidak pernah basi.
Kamu dan aku selalu tertawa jika mengingat bahwa kita pernah berpacaran. Lucu. Bagaimana bisa dua orang sahabat jatuh hati dan justru memutuskan untuk berpacaran? Aku tahu ini bukan hanya kita, tapi ini tetap lucu, menurutku.
Lebih lucunya lagi ketika kamu senang mengungkit-ungkit apa yang sudah terjadi. Setelah beberapa tahun putus, kamu berulang-ulang mengingatkan segalanya, lalu itu yang kita jadikan bahan tertawa.
Seperti misalnya, kamu menyalahkanku karena aku yang saat itu memutuskan untuk menyudahi semuanya. Setiap kamu mengingat kejadian itu, aku selalu tertawa dan bilang padamu, aku pasti tidak akan meninggalkanmu hari itu, seandainya kamu langsung menjelaskan kesalahpahaman itu.
Sekarang semuanya tinggal cerita. Berapa kalipun kamu bilang kalau itu hanyalah salah paham, aku tetap tidak akan memutuskan untuk kembali padamu. Tidak peduli hatiku masih ada untukmu.
Sebab aku tidak mau bersanding dengan orang yang hatinya bukan untukku.
Jakarta, 15 Januari 2018,
Giovanka Alicia
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampaikan Pada Pacarmu, Aku Pernah Mencintaimu
Historia CortaBukan maksudku ingin merebut kamu kembali dari gadis itu. Inginku hanya kamu. Kamu, untuk menyampaikan padanya, bahwa bukan hanya dia yang mencintaimu, tapi aku juga-pernah. Mungkin sekarang sudah tidak. Bisa jadi, sekarang masih. Siapa yang tahu pa...