Tentang Nilai Sekolah

35 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi... kemarin aku nemu berita yang bikin aku tertohok di line today.

Yang di atas itu dia screenshot-nya.

Gaje banget ya aku? Berita ginian doang sampe kubahas-bahas di sini:')

Sejujurnya, aku baru menyadari satu hal pas menjelang lulus SMA.

Nilaiku yang bagus sejak SD sampai SMP, ranking yang gak pernah keluar tiga besar, dan jadi anak teladan di sekolah itu bukan sesuatu yang bisa bikin aku bangga bangga amat. Sejujurnya aku gak tau apa yang perlu dibanggain dari itu.

Aku fokus belajar demi nilai akademisku sampai-sampai aku nggak berkesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat yang lain.

Kalau bisa milih, aku pasti lebih suka jadi anak yang nilai di sekolah biasa aja atau bahkan cenderung jelek, tapi I have something yang aku bisa banget, satu bidang yang aku suka banget dan aku bisa banget.

Aku bukan bilang aku gak bersyukur. Tentu aku juga senang bisa punya otak yang LUMAYAN encer pas belajar. Tapi jujur, aku bukan orang yang cerdas. Aku dapet nilai bagus karena hasil usaha keras. In reality, bidang akademis itu bukan bakatku, tapi aku memaksakan diri untuk selalu bagus di bidang itu.

Pas kelas 12, sistem kelas di sekolahku berubah. Kami dikelompokkan berdasarkan nilai. Aku masuk IPA 1 yang isinya anak-anak pinter semua. Jadi? Aku harus mengucapkan selamat tinggal sama ranking tiga besar yang selama ini aku sandang di kelas. Aku kebanting ke peringkat belasan, bahkan semester kemarin aku ranking 21 dari 31 siswa.

Selama ini, aku sering dipuji oleh orang-orang karena nilai dan ranking aku. Sekarang? Ternyata aku gak terlalu hebat dibanding anak-anak lain. Bidang akademis bukan bidangku. Karena aku terbukti nggak pinter-pinter banget dan ranking aku udah serendah itu, aku kehilangan sesuatu yang biasanya selalu menjadi 'prestasi'-ku.

Sekarang? Aku merasa nggak punya apa-apa, nothing special in me.

Sekarang, setelah lepas dari yang namanya 'sekolah', aku gak tau harus apa. Selama ini hidupku cuman dikendalikan sama sekolah, nggak kayak teman-teman lain yang punya banyak kegiatan di luar sekolah.

Failed Fairytale [Personal Blog] - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang