Terhempas pada detik ke tiga
Seketika semuanya diam dan hanya aku yang menjadi sadar seorang
Sekelilingku menjadi kaku, pun dengannya
Dengan dia yang ku sebut pangeran
Wajahnya mengerut, seolah menggerutu akanku
Padahal sebelumnya, dialah yang terhangat di antara banyak orang
Yaaa,,
Dia sempat menghilang, sempat menjadi orang lain dan tak ku kenal
Sempat menjadi asing dan tak ingin mengenal
Sempat ku kejar namun tertinggal
Berkali kali ku jatuh dan tak lagi utuh
Berkali kali pula ku bangun namun tetap runtuh
Kokohku kau robohkan
Semangatku kau lemahkan
Lantas, haruskah aku tetap menjadi yang mencintaimu
Tetap menjadi yang mendoakan dalam selasar iqomah dan adzan ?
Tetap pula yang menjadi tersetia untuk selalu mengingatkan ?
Ah,,
Rasanya aku hanya bagian dari dongengmu
Ataukah kamu yang menjadi bagian dari dongengku ?
Seperti kita sama sama menjadi pendongeng
Dalam cerita yang setiap kita menjadi pemeran utama
Tasikmalaya, 18 Juni 2018
YOU ARE READING
Hujan Tak Lagi di Bulan Juni
PoesiaSebuah Antalogi Puisi yang hadir dalam syair- syair May tak bepenghuni. menyajikan bait- bait senja yang indah namun sepi rasanya. beradu dengan pahitnya kopi yang terpaksa harus ku teguk sendiri. dalam nya,, dalam May ku berusaha untuk tetap menari...