"(y/n) kenapa nilai kamu semakin menurun? Kalau begitu sensei terpaksa harus menyuruhmu untuk les bersama Levi. Karena nilai Levi yang tinggi dan kemampuan mengajarnya yang cukup bagus bisa membantumu untuk belajar agar nilaimu bisa naik lagi."
Aku terkejut ketika Hajime-sensei mengucapkan hal itu.
Harus les bersama senpai yang dingin seperti dia? Lebih baik aku pindah sekolah saja daripada harus bersama dengannya!
"T-tapi, Sensei. Kenapa harus bersama dia? Apa tidak ada yang lain? Seperti Erwin-senpai atau Hange-senpai?" protesku.
"Erwin sibuk sebagai ketua OSIS. Dan Hange masih memiliki banyak tugas yang belum ia kerjakan. Jadi hanya Levi yang bisa mengajarmu untuk sementara hingga nilaimu membaik."
Argh!
Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat aku harus bertemuㅡbahkan berkutat selama satu jam bersama Senpai dingin itu?!
Membayangkannya saja sudah membuatku malas!
Rasanya hidupku seperti ingin berakhir saja!
"Kalau begitu besokㅡmulai hari Rabu, kau akan les bersamanya. Sensei akan memberitahu Levi terlebih dahulu."
Aku terdiam dan menganggukㅡpasrah.
"K-kalau begitu saya permisi dulu, ya, Sensei. Semoga harimu menyenangkan." Pamitku sebelum beranjak keluar kelas.
"Iya. Jangan pulang terlalu sore, ya. Semoga harimu menyenangkan juga."
Aku pun beranjak keluar kelas. Dan di saat itu juga aku melihat Levi-senpai yang sedang berjalan ke arahku.
Ah, bukan. Maksudku ia sedang berjalan memasuki kelas.
Yang kemungkinan besar ia dipanggil oleh Hajime-sensei untuk diberitahukan tentang kegiatan belajar-mengajar antara aku dengan dia.
Ketika dia sudah berjalan tepat di sampingku, aku menatapnya dengan sebal dan sinis. Tetapi ia tidak menghiraukannya dan langsung memasuki kelas.
Menyebalkan, bukan?
***
Ketika sudah sampai rumahㅡtepatnya kamarku, aku langsung melempar tas ku ke atas kasur. Frustasi rasanya.
Seharusnya aku tidak bermain game terlalu sering! Akibatnya nilai ku menjadi turun, kan! Umpatku dalam hati.
"ARGHHHH!!!"
Rasanya begitu menyebalkan. Membuat diriku ingin berteriak seperti apa yang sekarang kulakukan.
Tiba-tiba Mama membuka pintu kamarku dengan panik. Ia menatapku dengan wajah bertanya-tanya.
"Kenapa, Sayang? Kok teriak-teriak? Sini cerita sama Mama."
Mama langsung duduk disampingku. Ia tersenyum lalu mengubah posisinya sambil menatapku dengan serius.
Ah, senyuman nya membuatku merasa sangat nyaman.
"Mulai besok (y/n) harus les bersama senpai yang menyebalkan itu selama satu jam setelah pulang sekolah." Curah ku dengan pandangan sendu sekaligus sebal.
"Maksudmu... Levi? Levi Ackerman yang sering kamu ceritakan itu?"
Aku memang sudah bercerita pada Mama tentang Levi-senpai. Jadi wajar saja jika Mama mengetahui siapa yang ku maksud.
Aku pun mengangguk. Lalu Mama langsung tersenyum jahil.
"Lagi-lagi bersama pria itu, ya? Dulu ketika kamu MOS yang membimbing kamu adalah Levi. Setelah itu ketika pelajaran olahraga yang mengajarimu basket adalah Levi. Apa kalian jodoh?" goda Mama dengan pandangan jahil yang membuatku sebal.
Entahlah. Mungkin karena terlalu frustasi aku jadi memandang semua hal 'menyebalkan'.
"Ih. Ya, bukanlah, Mama! Mana mungkin juga aku akan menyukai pria dingin itu!" sanggah ku.
"Cinta itu bisa datang kapan saja, lho. Mama saja yang dulunya sangat membenci Papa-mu tiba-tiba menjadi suka."
"Setiap orang kan berbeda, Ma."
"Iya, deh,"
Setelah itu Mama beranjak dari kasur, lalu memutar badan-nya, menatapku sekali lagi.
"Kamu les setiap hari?" tanya Mama.
"Nggak, kok. Hanya hari Senin, Rabu dan Jumat."
"Sampai kapan?"
"Sampai nilaiku sudah mulai naik lagi."
"Oh. Ya sudah Mama masak dulu, ya. Nanti kalau makan malam sudah siap jangan lupa turun ke bawah." Pamitnya sebelum keluar kamar.
"Baik!"
Aku memang selalu semangat ketika membahas soal makanan. Hehe.
***
Yey!!! Akhirnya di publish juga. Maap ya kl awalnya kalian terkesan benci sm pujaan hati kalian alias Babang Lepi Ganteng:3
Semua akan indah pada waktunya.
EAAAAAAAAA
ㅡhanakizia
KAMU SEDANG MEMBACA
Senpai [Levi x Reader]
Fanfiction"Cinta itu bisa datang kapan saja, bukan?" Disekolah ku ada seorang senior yang sangat dingin dan berbakat bernama Levi. Aku sangat sebal padanya yang selalu saja memarahiku. Dan lagi karena nilai ku yang menurun, aku di suruh gurukuㅡHajime-senseiㅡ...