Sial

1.3K 152 45
                                    

Sudah lima belas menit Levi dan (Y/n) di ruang MIPA, tetapi Levi belum juga mengajar. Ia hanya menyuruh (Y/n) untuk membaca dan menjawab soal dari beberapa buku pelajaran yang dibawa-nya. Membuat (Y/n) berdecak sebal.

Kapan dia akan mengajarku?! Kata-nya, dia tidak memiliki waktu hanya untuk les denganku, tetapi ia belum melakukan apa-apa. Benar-benar senpai yang menyebalkan!

(Y/n) terus mengutuk pria di sebelahnya itu dalam hati. Meskipun di depan Levi ia bersikap biasa saja, tetapi sebenarnya ia sangat membenci pria itu.

Karena jika ia mengeluarkan sifat aslinya, bisa-bisa (Y/n) sudah mati saat ini.

"Senpai?" (Y/n) memanggil Levi.

"Hm?" Levi hanya bergumam, ia sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang ia lihat di ponsel itu sampai-sampai lupa dengan kewajibannya.

"Bisa kau mulai mengajariku? Ini sudah lima belas menit dan kau belum mengajariku sedikitpun." (Y/n) berusaha bicara sesopan mungkin, dan menutupi rasa kesalnya.

"Ah, gomen. Tadi aku ada sedikit urusan. Ayo kita mulai." Levi membenarkan posisi kacamata bulatnya yang sedikit maju, lalu mendekat ke sebelah (Y/n) agar bisa lebih mudah mengajarnya.

"Mana yang menurutmu sulit di kerjakan, kouhai?" tanya Levi.

"Yang ini," (Y/n) menunjuk soal nomor lima.

Levi menatap soal tersebut sekilas. "Ini mudah saja," ia pun mulai mengajari (Y/n) dengan serius.

Sesekali Levi membentak (Y/n) karena (Y/n) yang susah sekali mengerti. Tetapi itu semua demi (Y/n) sendiri.

Dia terlalu galak untuk dijadikan guru. Batin (Y/n).

Setelah hampir dua jam, akhirnya (Y/n) selesai mengerjakan banyak soal.

Levi pun melihat jam yang berada di tangannya, "sudah pukul tujuh sore." Ucapnya.

"Ah, ya sudah. Aku pamit dulu, ya, Senpai." Pamit (Y/n).

"Kau mau kemana?"

"Pulang, tentu saja."

"Siapa yang mengizinkanmu pulang?" balas Levi dengan suara khasnya. Ia menatap (Y/n) dingin.

(Y/n) gelagapan saat ini.

"Bukankah tadi..."

"Aku memang bilang sudah pukul tujuh. Tetapi tidak menyuruhmu untuk pulang."

Poor (Y/n)

"Aku lupa jika tadi membawa soal untukmu." Levi mengambil secarik kertas dari tasnya,"ini. Kau kerjakan dulu baru boleh pulang." Levi memberikan kertas yang berisi sepuluh soal itu pada (Y/n).

"Tapiㅡ"

"Tidak ada tapi-tapi-an. Kau harus mengerjakannya sekarang." Levi menarik (Y/n) kencang. Membawanya menuju posisi awal.

Menyebalkan!!! Umpat (Y/n) dalam hati.

Sebenarnya, entah mengapa, Levi ingin berada disini lebih lama bersama (Y/n). Entahlah, dia merasa nyaman.

Itu sebabnya Levi menyiapkan soal-soal untuk (Y/n).

Dari semalam (Y/n) selalu ada dipikirannya, membuat ia tidak bisa tidur semalaman.

Ada apa sebenarnya denganku?! Levi sudah mengucapkan kalimat itu berkali-kali.

Melihat Levi yang menatap dirinya kosong, (Y/n) pun menegur Levi.

"Senpai?"

Levi tersadar dari lamunannya. "Ada apa?"

"Ah, tidak. Tadi aku melihat kau melamun. Jadi hanya menegur saja."

Senpai [Levi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang