Perasaan (1)

1.1K 123 28
                                    

Levi mengejar (Y/n) yang berlari amat cepat, diikuti Petra yang memutuskan untuk mengejar Levi dibelakangnya.

"(Y/n)!" seru Levi dari belakang, namun panggilan itu tak (Y/n) hiraukan. Ia terus berlari sekencang mungkinㅡtanpa tujuan.

Tanpa sadar, tenaga (Y/n) melemah. (Y/n) kecapekan. Mungkin sudah ratusan meter ia berlari dari taman menuju tempatㅡyang entah apa namanya. Levi yang masih setia mengejar (Y/n) akhirnya dapat sampai tepat di depan gadis itu.

"Apa?" tanya (Y/n) jutek. Seolah tidak peduli dengan Levi yang berada di depannya sekarang.

"Kenapa kamu tidak les?"

"Apa urusanmu?"

"Aku ini guru sekaligus seniormu!" Levi menaikkan suaranya, membuat (Y/n) sedikit tersentak.

"Kalau kau adalah guru dan seniorku, lantas mengapa kamu tidak mengajarku dan malah pergi dengan gadis itu?!" jawab (Y/n) tak kalah seramnya.

"Aku bisa menjelaskannya...," suara Levi melembut.

"Katamu, kamu ada urusan penting. Dan ternyata, kamu 'berkencan' dan pergi ke pesta bersama gadis itu. Sebegitu pentingnya, kah, dirinya dibanding lesku? Aku tahu, ia adalah 'pacar'-mu, tapi...,"

(Y/n) kembali menangis. Bahkan ia sampai sesenggukan. Hati ia amat perih sekarang. Entah mengapa, ia sangat tidak terima melihat Levi dekat dengan gadis lain. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, tapi ia tidak tahu apa itu.

"Maaf," pinta Levi. Ah, ini mungkin pertama kalinya ia meminta maaf kepada perempuan yang notabene-nya adalah houkai-nya sendiri.

Levi yang biasanya tidak peduli dengan wanita, menjadi sebegitu tak teganya melihat (Y/n) menangis. Rasanya hati Levi turut sakit, apalagi (Y/n) sampai sesenggukan. Ia benar-benar merasa bersalah.

"Kau pikir, kata 'maaf' bisa membuatku memaafkanmu begitu saja?"

Levi terdiam.

"Argh, sudahlah!" (Y/n) kembali berlari meninggalkan Levi. Ia bertujuan untuk langsung pulang ke rumahnya dengan menaiki taksi. Tidak berniat untuk menghiraukan Levi.

Ia benar-benar kecewa.

Dan kecewa itu melebihi marah.

Levi berniat untuk mengejar (Y/n) lagi, tapi sebuah tangan yang menariknya membuat ia terpaksa untuk mengurungkan niatnya itu.

"Ada apa, sih? Kenapa kamu sampai mengejarnya seperti itu?" tanya Petraㅡgadis yang menarik tangan Levi.

"Apa urusanmu?" jawab Levi dingin, membuat Petra sedikit tertegun.

Beberapa detik kemudian, seorang gadis berambut sebahu berlari menuju mereka, lalu berhenti tepat di depan Levi.

"Dimana (Y/n)?!" tanya Mikasaㅡgadis yang berada di depan Levi sekarang.

"Aku tanya, dimana (Y/n)?! Jawab, baka!" tanya-nya lagi.

"Kau lihat, bukan? Ia lari kesana." Jawab Levi sambil menunjuk ke arah (Y/n) berlari.

"Sekali lagi kau buat (Y/n) menangis, ku bunuh kau!" ancam Mikasa dengan tatapan membunuh. Setelah itu ia langsung lari mengejar (Y/n) dengan cepat.

Levi membeku di tempat. Ia tak bisa mengikirkan kata-kata. Tak pernah ia benar-benar merasa bersalah seperti sekarang ini.

"Levi-kun? Ayo kita kembali."

Petra yang tidak peduli dengan keadaan sekarang memilih untuk mengajak Levi ke tempat pesta kembali, dan menarik tangannya.

Senpai [Levi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang