Demi Dia?!

1.1K 125 25
                                    

(Y/n) menghembuskan napas kencang, melihat ke langit-langit kamarnya.

Kira-kira... Kenapa dia tidak bisa mengajarku besok, ya?

Sejak tadi, (Y/n) tak bisa berhenti memikirkan apa sebenarnya alasan Levi tidak bisa mengajarnya.

Bukan berarti (Y/n) ingin sekali belajar dengan Levi, ia hanya takut jika Hajime tahu, mereka akan mendapatkan hukuman.

Toh, siapa juga yang ingin diajar oleh Senpai Killer itu?

"Argh!! Lebih baik aku tidur saja!" (Y/n) segera mengubah posisinya menjadi berbaring, lalu mulai menutup matanya perlahan.

"(Y/n)!!!"

Suara lantang yang berasal dari ambang pintu membuat (y/n) mau-tak mau harus mengurungkan niatnya. Ibu setengah baya sedang melihat (y/n) dengan tatapan tajam dan tangan dilipat di dadanya.

"Jangan tidur! Mandi dulu, baru setelah itu makan, belajar, lalu boleh tidur. Besok kamu ada les dengan Levi, kan? Siapkan buku-bukunya, jika kamu lupa membawa bahan belajar pasti akan kena marah. Oh, ya, nanti bantu Mama bereskan ruang tamu, ya, tadi tetangga sebelah ada yang datang. Biasa, minta duit." Ucap sekaligus perintah (M/n) panjang-lebar.

(Y/n) memutar bola matanya, lalu kembali ke posisi awalㅡtidur. Melihat kelakuan sang anak, (M/n) langsung menarik paksa (Y/n).

"BANGUN!!! GADIS JANGAN TIDUR SORE-SORE!" Teriak (M/n) tepat di telinga (Y/n), membuat (Y/n) meringis kencang.

"Iya, iya. Lima menit lagi." Jawab (Y/n) dengan lemas.

"SEKARANG!"

Dengan 'pasrah', (Y/n) bangun dari tempat tidurnya dan menuju dapur.

"Mau ngapain?!" tanya (M/n) bingung.

"Masak. Kan?" Jawab (Y/n) dengan ragu-ragu.

"MANDI, BUKAN MASAK!"

Tadi sepertinya masak, deh

~*~

Kring!!

Bel pulang sekolah berbunyi kencang, mengisi kesunyian seantero sekolah. Semua murid langsung melesat keluar kelas. Ada yang pulang, bermain, dan menjalani kegiatan klub.

Setelah merapihkan alat tulis yang berserakan di meja, (Y/n) ikut keluar kelas dengan teman-temannya. Jika Mikasa, Historia dan yang lainnya sedang membahas gebetan baru Historia, (Y/n) malah sibuk dengan 'dunia'-nya sendiri.

Gelisah. Antara harus les, atau bolos. Jika les, ia akan les bersama Hanji, yang pasti Hanji akan bercerita tentang hewan buas yang ia sukai, atau bahas yang lainnyaㅡyang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Jika bolos, (Y/n) akan dihukum oleh Hajime, entah hukuman apa itu, dan dicoret sebagai murid teladan. Karena meskipun nilai (Y/n) menurun, ia adalah salah satu dari banyak murid yang di cap teladan.

Tetapi sama saja, bukan? Toh, les juga ia tidak akan mendapatkan pelajaran apa-apa. Maka dari itu, (Y/n) sudah mengambil keputusan yang amat matang.

Ia akan bolos dan berkeliling Tokyo. Sudah lama sekali ia tidak jalan-jalan dan menikmati keindahan kota kelahirannya. Menghirup udara segar di taman mungkin akan membuatnya tenang.

"(Y/n)? Ingin ikut ke Cafe, tidak? Aku dan Mikasa berencana untuk minum kopi terlebih dahulu."Tegur sekaligus ajak Historia, membuat (Y/n) terbangun dari lamunannya.

"Hm?ㅡah tidak. Biar kalian saja. Aku ingin mengunjungi suatu tempat dulu." Jawab (Y/n) sambil tersenyum kecil.

"Oh, oke. Kami duluan, ya, (Y/n). Semoga harimu menyenangkan!" Pamit Historia, diiringi lambai-an dari Mikasa.

"Dah~ semoga harimu menyenangkan juga!" jawab (Y/n) sambil ikut melambaikan tangan.

Menghembuskan napas, (Y/n) pun berjalan keluar halaman sekolah dan berniat untuk langsung menuju taman. Karena jarak dari sekolah menuju taman lumayan dekat, ia pun memutuskan untuk jalan kaki saja.

Tak lama, lima belas menit kemudian (Y/n) sampai di tujuan. Tepatnya di Taman Hamarikyu.

(Y/n) menarik napas kencang dan mengeluarkannya perlahan. Menikmati keindahan Taman Hamarikyu yang luar biasa ini. (Y/n) langsung duduk di kursi terdekat, menyandarkan badannya yang terlihat lelah.

Ah... Ini adalah tempat yang cocok untuk menenangkanku! Seru (Y/n) dalam hati.

(Y/n) hendak mengambil ponsel dan earphone untuk mendengarkan lagu klasik kesukaannya, tetapi ia urungkan karena melihat seseorang yang familier.

Itu... Levi-senpai, kan? Batin (Y/n) ketika melihat seseorang yang 'mirip' dengan Levi.

"Acaranya dimulai jam berapa?" tanya seseorang yang 'mirip' Levi itu.

"Jam 4 sore." Jawab wanita bergaun putih yang berada di samping pria itu.

Mereka seperti pasangan serasi. Pria tampan yang memakai jas hitam dan kaos putih, dan wanita yang memakai gaun putih selutut. Berpegangan tangan layaknya pasangan lainㅡyang juga berada di sekitar taman.

"Levi-kun, apa kamu mau beli minuman dulu? Aku ingin membeli minuman di situ," tanya wanita tersebut sambil menunjuk salah satu toko.

(Y/n) tercengang, membeku di tempat. Ia tidak bisa berkata apa-apa.

Hatinya sakit. Sakit sekali. Bahkan lebih sakit dibanding tertusuk oleh pisau yang baru saja diasah.

Air matanya mengalir deras, menghilangkan senyuman manis yang selalu muncul di bibir (Y/n).

Tanpa ba-bi-bu, (Y/n) langsung mengusap air matanya. Memandang ke langit, dan menghampiri Levi.

Levi yang baru menyadari kehadiran (Y/n), juga terkejut. Tanpa sadar ia melepaskan genggamannya dengan gadis di sampingny.

"Kusogaki!"

Hanya kalimat itu yang bisa diucapkan oleh (Y/n). Air mata yang mengalir sudah mampu menjawab semuanya.

Sedetik kemudian, (Y/n) langsung lari keluar taman. Levi mengejarnya. Dan Petraㅡgadis yang dianggap sebagai 'pasangan' Levi hanya bingung dengan kejadian yang terjadi di hadapannya. Ingin mengejar Levi, tapi entah mengapa ia hentikan niatnya itu.

"Sial!" ucap Levi dengan perasaan gelisah.

~*~

Hm..Hm...Hm
#24jambersamanisazia

Hai minna~~
Ada yg kgn?G.

Gantung ya gantung? Duh kasian banget digantungin😌 *ditebas manuver gear Levi*

Sabar ae nunggu update-an uwing mah:v

Nunggu itu berad~ kamu gakuad~ biar dia aja~/plak.

-Hanakizia

Senpai [Levi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang