8 : Kecemasan Tak Terduga.

14 6 2
                                    

🌹🌹🌹


"Elsa, angkat dong ah!".

Alvin sudah berkali-kali menghubungi Elsa. Tapi sama sekali tidak ada jawaban. Dia daritadi belum pulang. Tentu saja Alvin cemas.

Di tempat lain, Elsa panik karena ponselnya lowbat dan dia tidak bisa memberi kabar pada Alvin. Bagaimana jika Alvin mencarinya kerumah Dycal? bagaimana jika para gengster itu masih di tempatnya? Kacau. Akhirnya, Elsa memberanikan diri berbicara pada Dycal.

"Cal, gue boleh pinjem powerbank lo ga? gue mau ngabarin Alvin nih." ucap Elsa ragu.

"Ambil di tas gue"

Mana gue tau dimana tas lo, oon. Untung ganteng.

"Ambilin dong, ga sopan kesannya masa gue lancang gitu" Elsa beralasan karena dia juga mager berdiri.

"Ogah."

Akhirnya dengan terpaksa, Elsa melangkahkan kaki menuju sofa didepan TV, lalu mengambil powerbank milik Dycal. Elsa merasakan, tas Dycal sangat ringan sekali. Dia curiga. Elsa pun membuka resleting tas berwarna abu-abu itu dengan hati-hati agar pemiliknya tidak mencurigainya. Dan benar, hanya ada satu buah buku dan sebuah earphone berwarna putih yang menghiasi tas milik Dycal.

Astaga, ini orang niat ga sih sekolah.

Elsa menutup kembali resleting tas Dycal lalu kembali menghampiri Dycal.

"Lo sekolah ngapain aja?" tanya Elsa tanpa ragu.

"Cari hawa" jawab Dycal dengan entengnya.

Elsa mulai menyadari Dycal belum mengetahui jika ada segerombolan gengster sedang mengintainya. Dia juga heran kenapa belum juga diusir oleh sang pemilik rumah.

15 panggilan tak terjawab, 50 chat dari Alvin berhasil membuat Elsa spot jantung. Satu sisi dia ingin pulang karena tidak ingin membuat Alvin cemas. Di sisi lain dia juga tidak ingin membahayakan nyawa Dycal yang saat ini sedang dalam bahaya.

"Kenapa sampe keringetan gitu?" suara Dycal mengagetkan Elsa.

Elsa menggigit bibir bawahnya karena bingung harus bagaimana.

"Lo laper? yuk beli makan." Dycal bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobilnya tapi ditahan oleh Elsa.

"J-jangan! jangan keluar! bahaya, Cal!" Elsa mencengkeram kuat tangan Dycal.

Kening Dycal berkerut.

"Kenapa lo?" Dycal keheranan.

"Pokonya jangan keluar, disini aja. Gue temenin lo." ucap Elsa tanpa menyadari apa yang sudah diucapkannya.

Dycal terdiam.

"Duduk gih. Lo laper? gue masakin ya. Mau makan apa?" Elsa bertingkah seolah tidak terjadi sesuatu.

"Lo kenapa sih? Ada apa diluar?" Dycal melangkahkan kaki menuju pintu keluar, tapi buru-buru Elsa sudah mencegah Dycal.

HE'S ALL I WANT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang