9 : Berantem

12 4 0
                                    

🌹🌹🌹

"Mana yang namanya Zella, Bi?"

Entah kenapa, gadis itu ingin sekali mengetahui seorang Zella, pacar Dycal.

"Biasanya sih dia sama gengnya kesini, tapi kok tumben hari ini ga ada" jawab Bianca.

Tiba-tiba semua siswa yang ada di kantin heboh dan pada berlari ke arah belakang sekolah.

"Ada yang berantem woy!" teriak salah satu siswa laki-laki menunjuk ke arah sumber suara.

Elsa dan Bianca saling menatap, sebelum akhirnya mereka penasaran lalu ikutan berlari menuju belakang sekolah.

Dan benar saja, disana sudah ada Joe dan Alvin yang berusaha melerai Dycal. Sedangkan Nicky dan Ino memegangi lawan Dycal.

"Sini lo anjing!" maki Dycal dengan darah yang mengalir di pelipisnya. Seragamnya sudah kusut, rambutnya acak-acakan, mukanya babak belur.

Emosi Dycal terlihat semakin menyala saat melihat muka lawannya yang sudah membiru dan berdarah, lebih parah tentunya dari Dycal.

"Cal, udah Cal." ujar Alvin menenangkan Dycal.

"Diem lo!" bentak Dycal.

"Sekali lagi lo nyentuh Zella, gue patahin tangan lo!" Dycal mengancam sambil menunjuk lawannya lalu dia beranjak dari tempat itu, diikuti oleh Alvin, Nicky, Ino, dan Joe.

Elsa yang melihatnya hanya terlihat mematung.

"Biasa lah, ga kaget gue kalo si Dycal berantem di sekolah" Bianca menarik tangan Elsa untuk pergi dari tempat itu.

"Tapi kasian mukanya sampe kayak gitu," ucap Elsa tanpa disadari dia mencemaskan Dycal.

Bianca seakan bisa membaca raut wajah Elsa. Dia bisa menebak jika saat ini, Elsa sangat cemas dengan keadaan Dycal.

"Mau nyamperin Dycal?" Bianca mengode.

"Yuk, gue kepo apa masalahnya".

***

"Jadi gimana sih ceritanya? kok bisa sampe berantem gitu?" tanya Bianca yang baru saja tiba di UKS bersama Elsa.

"Jadi tadi pagi Dycal baru sampe depan kelasnya Zella, trus dia liat Zella hampir dicium sama cowo brengsek itu. Dan terjadilah perang dunia ketiga." jelas Ino.

Dycal mengerang karena lukanya semakin terbuka. Bianca menggeser duduknya menjadi di sebelah Dycal lalu mengusap punggungnya.

"Kan udah gue bilang, jangan pake emosi. Biasanya lo ga pernah kesakitan karena berantem. Tumben deh." ucap Bianca lembut.

"Kali ini sakitnya double. Dalem sama luar." Dycal menoleh menatap Bianca.

Elsa tidak tega melihat keadaan cowo yang kemarin memeluknya, yang sudah mengantarnya pulang, yang menemaninya kala Alvin sedang sibuk. Kini dia sedang dipenuhi oleh emosi.

Elsa melangkah berniat mengambil kotak P3K lalu meminta Joe bertukar tempat di sebelah Dycal. Semua arah pandang menjadi milik Elsa, sedangkan Dycal masih menatap lurus ke depan.

Elsa tidak yakin Dycal mau diobati olehnya. Dia menatap satupersatu teman-temannya, lalu semuanya mengangguk, dan Elsa segera melakukan tugasnya.

Dia menyentuh dagu Dycal lalu menolehkannya ke arah Elsa. Kini mereka berdua bertatap muka. Elsa mengoleskan sedikit alkohol, membersihkan luka Dycal, memberikan obat merah, lalu menempelkan plester di pelipis Dycal.

Mata Dycal terus menatap manik indah milik Elsa. Dia merasakan sesuatu yang belum pernah sebelumnya dia rasakan.

"Dycal, sayang kamu gapapa?".

Seorang gadis melangkah masuk menghampiri Dycal diikuti oleh dua orang temannya. Dia Zella.

Zella menatap Elsa dengan tatapan tidak suka dan langsung menarik paksa tangan Elsa untuk menjauh dari Dycal yang kemudian digantikan olehnya.

Et! biasa aja dong! gausah narik-narik juga! jadi cewe kok kasar.

"Sayang kamu gapapa kan? mana yang sakit?" Dycal masih saja bungkam saat Zella terus-terusan bertanya hal itu.

"Dia gapapa kok, Zel." jawab Bianca tersenyum ramah.

Zel? ini yang namanya Zella? Cantik sih, tapi judes. Kok Dycal bisa jatuh cinta sama cewe kayak dia?. Mendingan juga gue! Eh.

"Sori aku telat sayang, tadi ada adkel minta fot--" Dycal memotong perkataan Zella.

"Fotbar?" kini dia mengalihkan pandangannya tajam ke Zella. "Apa lagi? photoshoot? jumpa fans?. basi!".

Dycal beranjak dari duduknya meninggalkan UKS.

Alvin menarik tangan Elsa untuk pergi dari tempat itu.

"Untung pacar temen gue. Kalo bukan udah gue retakin tangannya" ucap Alvin yang masih kesal karena tadi Zella menarik tangan Elsa dan menciptakan goresan kuku disana.

"Udahlah. Kelas gue yuk?" ajak Elsa.

***

LINE!

Bianca menggeliatkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia baru saja memimpikkan sosok laki-laki yang dia idam-idamkan. Tapi mimpinya harus di pending karena mendengar notif dari ponselnya.

Dia meraih ponselnya di atas nakas.

Alvinkuusyg👽.

gw di cafe galaxy, klo mau kesini, brngkt sm bianca ya.

Senyum indah terukir di bibir mungil Elsa. Dia segera bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Dengan balutan baju berwarna putih dan celana jeans hitam, ditambah flatshoes. Dia juga tak lupa memakai make-up tipis agar tidak pucat. Dengan rambut coklat digerai lalu ditambah sedikit poni akan membuat Elsa sangat cantik sore ini.

Bunyi klakson mobil Bianca sudah terdengar di depan rumah Elsa. Dia segera keluar dan menuju mobil yaris berwarna putih itu.

🌹🌹🌹

HE'S ALL I WANT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang