10 : Galaxy

11 4 1
                                    

"Betapa indahnya, malam hujan. Kita duduk di beranda lantai dua, berbicara sebagai dua orang yang baru bertemu, yang berkeinginan saling mengenal, satu sama lain dengan lebih mendalam."

🌹🌹🌹

"BIANCA! ELSA!"

Suara itu membuat dua gadis cantik yang baru saja menginjakkan kaki di sebuah Cafe ternama, seketika menengok ke arah sumber suara. Mereka tersenyum lalu berjalan menghampiri segerombolan laki-laki tampan yang sedaritadi menunggunya.

Semua pandangan beralih ke arah Elsa. Ya, dia memang terlihat sangat cantik, setiap hari malah.

"Sini duduk," Ino menyiapkan kursi untuk mereka berdua.

Bianca dan Elsa segera duduk di bangku yang sudah di sediakan.

"Rajin amat lo, Joe" cibir Bianca.

"Emang lo, bikin alis seabad lamanya" Joe yang kini duduk di sebelah Bianca tak mau diam saja.

"Hey, Cal. Katanya mau ngajakin Zella?" tanya Bianca.

Seperti biasa, Dycal hanya membalas dengan tatapan tajam tanpa mengeluarkan suara. Baginya, itu lebih dari cukup untuk menjawab semua pertanyaan.

"Iyaiya, ah. Tatapannya jangan gitu dong pak," Bianca terkekeh pelan.

Lain dengan Bianca, Elsa duduk di sebelah Alvin.

"Cantik banget lo" bisik Alvin pada Elsa dengan suara yang sengaja dipelankan agar tidak terdengar oleh kawan-kawannya.

Pipi Elsa memerah akibat kata-kata Alvin barusan. Dia hanya tersenyum menatap manik milik Alvin.

"Ada yang nempel mulu, nih" sindir Nicky pada Alvin dan Elsa.

"Nempel mulu jadian kaga," Joe memperjelas sindiran Nicky lalu tertawa puas.

"Bacot lo. Cewe tuh satu, bukan beribu-ribu" ucapan Alvin sukses membuat Joe dan Nicky tak bisa berkutik.

"Skakmat," ledek Bianca terbahak.

Elsa yang daritadi hanya tersenyum kini juga tertular virus ketawa-nya Bianca.

"Lagian lo juga, Bi. Ngode-ngode mulu." lanjut Alvin setelah tertawa hingga perut sakit. Mata Alvin tertuju pada dua orang kawannya.

Bianca terdiam. Dia tau apa yang dimaksud Alvin.

Yang ditatap Alvin juga ikut terdiam.

"Eh, nyet. Lo bawa kamera kan?" tanya Ino pada Dycal.

"Bawa," Dycal tetap fokus pada layar ponselnya.

"Pinjem napa deh, daripada lo simpen di tas mulu" ujar Ino.

"Ide bagus" tambah Bianca.

HE'S ALL I WANT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang