Upacara baru saja dibubarkan dan sekumpulan murid Xll IPA 2 berlomba-lomba meninggalkan lapangan yang terasa begitu panas.
Setibanya di kelas semua mulai bergegas menyusun bangku membentuk persegi panjang dan beberapa meja diletakkan di tengahnya. Hairi, Ayra, Putri, Gebi dan Lopy, menata kue lebaran yang dibawa temen-teman mereka.
"Bestie, Tava sama Al udah berapa lama sih?" tanya Lopy membuka pergosipan.
"Dua bulan gak sih?" jawab Ayra sembari mengunyah kue salju. "Sebelum ujian kenaikan kelas."
"Tapi, Altezza mulai ngelirik-ngelirik kelas kita kayaknya dari 5 bulan yang lalu deh. Terus ada rumor juga sih," ungkap Gebi pelan agar lebih mengundang rasa penasaran.
"Rumor apaan?" tanya Lopy dan Ayra bersamaan, bahkan mereka sudah merapatkan barisan.
Putri menipiskan bibirnya sembari melirik Hairi yang terlihat mulai tak tenang. Seperti menyelipkan anak rambutnya ke daun telinga dan menelan ludah beberapa kali.
"Sebenarnya." Gebi melirik ke sekitarnya untuk memastikan kalau kata-kata yang akan dia ucapan tidak ada yang mendengar selain mereka. "Sebenarnya yang Altezza taksir itu bukan Tava."
"Asem, serius lo?" Mata Ayra sudah membola, mulutnya terbuka lebar. Syok berat.
Lopy sontak diam, mengajak otaknya mencerna opini yang Gebi buat. "Bentar, jadi, maksudnya Al gak suka sama Tava? Terus sukanya sama siapa?" Lopy menggaruk rambutnya yang terasa gatal karena menangkap sebuah gosip hangat.
"Nah, itu masalahnya." Gebi menepun-nepuk tangannya untuk membersihan sisa makanan yang menempel lalu melirik teman-temannya satu per satu. "Pasti ada cewek di kelas ini yang dia taksir."
Pembahasan mereka tentang hubungan Tava dengan Al masih berlanjut dan semakin banyak asumsi yang tercipta. Sementara itu Hairi mundur teratur, sebab Hairi merasa tak nyaman.
Ali dan Satria sibuk membuat minuman di pojok belakang kelas, sementara itu Bintang hanya jadi penonton.
Bima yang baru memasuki kelas sontak ikut bergabung dengan spesiesnya, Steven, Dean dan Alby. Para siluman buaya DUBIDU, diketuai Steven cabe-cabean.
"Acara sunatan siapa nih?" tanya Bima langsung mencomot kue kacang.
"Kayak udah sunat aja lo," ujar Selin membuat yang lain berseru heboh apalagi Alby yang teriak paling kencang.
"Bim, spill Bim!" ujar Alby antusias.
Bima senyum masam. "Spill apa njir?"
"Spill utang lo berapa lagi sama Selin."
Ucapan Alby berefek besar bagi kaum 'terserah', Bima jadi diserbu berbagai pertanyaan dan hinaan. Hingga mengguncang mental Bima yang gagah dan perkasa.
"Untung lo ingetin By." Selin menatap galak Bima, menarik napas panjang siap untuk berperang. "Utang lo 15 ribu dan lo baru bayar dua ribu lima ratus."
"Parah lo Bim." Anto geleng-geleng sembari membuka toples berisi kacang mente.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUBIDU
Teen FictionDitakdirkan tiga tahun berada di kelas DUBIDU murupakan pengalaman yang luar biasa bagi Hairi. Si Bos Geng sekolah yang selalu jadi teman curhat sekaligus jadi abang pelindung untuk Hairi ketika buaya DUBIDU mengganggunya. Kelakuan absurd dan perhat...