Happy Reading guys!
Pagi ini lapangan SMA Sakti tepatnya di depan gerbang terjadi kemacetan yang dibuat oleh puluhan murid sekolah itu sendiri. Mereka tengah mengelilingi dua murid yang murupakan penyebab dari kemacetan ini. Sampai murid yang baru sampai di depan gerbang sekolah tidak bisa masuk.
Hairi buru-buru turun dari motor Cindy sampai tak sempat berpamitan demi melihat apa yang tengah terjadi. Bahkan ada beberapa murid cowok yang manjat dari pagar agar bisa menyaksikan lebih jelas.
"Misi misi." Hairi menyelinap masuk ke dalam lapisan manusia.
"PECAKAN PALANYA!"
"POTONG KUPINGNYA!"
"RATAKAN SAMA TANAH!"
"JANGAN KASIH AMPUN!"
"PISUM! PISUM! PISUM!"
Sorak-sorak dari kalangan cowok menambah suasana yang sudah rusuh jadi tambah kacau.
Hairi bernapas lega berhasil melalui kerumunan itu walau wangi tubuhnya jadi taruhannya. Hairi tidak tau entah sudah seperti apa wangi tubuhnya sekarang.
"Juli." Hairi menepuk pundak cewek toboy di depannya. "Ada yang berantem ya?"
Juli menoleh lalu mundur karena sudah lelah berjinjit melihat objek yang ada di tengah lingkaran puluhan siswa. "Satria sama anak kelas 11."
Hairi mengerjab, seperkian detik jadi panik. "Ini gak ada yang mau manggil guru BP apa?!"
Dari ujung lapangan ada Selin, Putri, Lopy dan juga Novi berlari ke tengah lapangan. Setibanya di depan Hairi keempat cewek itu kelihatan panik dan ngos-ngosan abis lari-lari dari lantai dua.
"Gimana?" tanya Juli.
Selin berkacak pinggang masih mengatur napasnya. "Bu Ros sama Pak Ipul lagi jalan ke sini."
"Sebenernya masalah mereka apa sih?" tanya Putri.
"Tanya Salsa sama Gebi aja nanti." Novi mengipasi wajah dan lehernya yang penuh keringat.
"Emang mereka tau?" Lopy sudah terduduk di lapangan tidak peduli roknya akan kotor. Berlari-lari dari lapangan ke lantai dua sangat menguras tenaga.
"Mereka berdua ada di dalam kerumunan itu." Novi menunjuk kerumunan yang belum juga ada tanda-tanda untuk bubar malah semakin padat. "Gue kalah cepat njir, kalau gak gue udah nonton paling depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUBIDU
Teen FictionDitakdirkan tiga tahun berada di kelas DUBIDU murupakan pengalaman yang luar biasa bagi Hairi. Si Bos Geng sekolah yang selalu jadi teman curhat sekaligus jadi abang pelindung untuk Hairi ketika buaya DUBIDU mengganggunya. Kelakuan absurd dan perhat...