Sedangkan berdamai dengan masa lalu, bukanlah keahlianku
- Sherena Fidellina -
-.-.-
2015
Pagi hari di ruang kerjanya, Sherena tampak sibuk untuk membuat jus buah. Ya, ruangan Sherena memang layak disebut sebagai 'rumah' yang mana di dalamnya terdapat meja kerja, sofa yang sangat empuk beserta karpetnya, tv, lemari pakaian, dan juga dapur sederhana. Tidak ada tempat tidur karena pasti dirinya akan semakin disebut aneh oleh rekan - rekannya.
Bagaimana tidak? Dokter lain hanya membutuhkan meja kerja dan juga sofa, namun Sherena mencantumkan syarat ruangan kantor yang sangat 'unik' ketika dia diminta untuk bekerja di rumah sakit tersebut. Memang, dia kerap kali lebih memilih untuk menginap di ruangannya daripada pulang ke rumah.
Tok. Tok. Tok.
Pintu diketuk oleh seseorang diluar sana, menginterupsi Sherena yang sedang menuangkan jus buahnya kedalam gelas.
"Masuk." jawab Sherena sedikit bereriak.
"Ada apa menyuruhku kemari?" seorang laki - laki dengan santainya masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk di salah satu sofa milik Sherena.
"Bukan apa - apa. Kamu habis lari pagi?" tanya Sherena yang masih sibuk berkutat dengan blendernya.
"Hmm. Kamu sendiri sedang apa? Perlu bantuan?" tanya laki - laki tersebut, yang kemudian segera beranjak menghampiri Sherena dipojok ruangan.
"Membuat jus. Ini untukmu." Sherena menyerahkan segelas penuh jus aneka buah kepada laki - laki tersebut.
"Apakah ini layak minum?"
"Hey, kamu sedang menghinaku ya?"
"Tidak, aku hanya bercanda." kata laki - laki tersebut dengan tawa renyahnya.
"Minumlah. Setidaknya seorang dokter lebih mengerti tentang makanan dan minuman sehat daripada seorang pengacara." ejek Sherena kepada laki - laki tadi, yang tak lain adalah Revo. Sudah seminggu pasca operasi ibu dari Revo Darius, Sherena dan Revo memang menjadi lebih dekat dan bahkan sampai sudah digosipkan oleh seluruh penghuni rumah sakit, seperti kata Alan.
Revo meminumnya, dahinya mulai mengernyit dan semakin berkerut hingga jus buah tersebut masuk sepenuhnya ke dalam kerongkongannya.
"Rasanya sedikit aneh." tutur Revo.
"Setidaknya itu tidak akan membuatmu mati." jawab Sherena enteng lalu melangkahkan kakinya menuju sofa di tengah ruangan. Sherena duduk di sofa, diikuti oleh Revo.
"Kamu tidur disini lagi semalam?" tanya Revo melihat selimut tebal diatas sofa.
"Hmm." gumam Sherena sembari meneguk jus buahnya.
"Kenapa tidak pulang?"
"Hanya ingin menginap disini."
"Sherena, aku sudah menceritakan semua kehidupanku. Dan kamu belum menceritakan tentang kamu sedikitpun. Bahkan alasan konyolmu yang tidak suka berada dirumahpun, aku tidak tau. Kamu tau persis bagaimana aku ingin lebih mengenalmu, tolong bantu aku." ucap Revo menatap Sherena dalam.
"Kurasa kita sudah sepakat untuk tidak membahasnya saat ini."
"Baiklah, mungkin kamu belum sepenuhnya bisa mempercayaiku." lirih Revo, mengalah kepada Sherena.
'Karena untuk mempercayai seseorang kembali, aku perlu berdamai dengan masa laluku. Sedangkan berdamai dengan masa lalu, bukanlah keahlianku.'
Sherena membatin.
---
Sekian dulu ya
Maaf untuk typo dan penggunaan kata atau penulisan bahasa yang terkesan 'aneh'.
Kritik dan saran sangat Gwenn nantikan,
Jangan lupa vote dan berikan komentar kalian juga yaaa 💓
Terimakasih!
Yang lagi pusing karena makan jengkol,
GWENN
KAMU SEDANG MEMBACA
Regresi
Historia Corta[CERITA SELESAI] "Apa kamu membenci Tuhan?" "I just hate the fate not the maker of that" Regresi, 2020 by gwennicy on wattpad