Elea POV
Aku terbangun dan terkejut melihat tubuh seseorang yang berada di sampingku. Tidak mengenakan apapun. Telanjang tanpa sehelai benang pun. Aku langsung melihat diriku sendiri. Aku shock. Aku sama dengan pria yang sedang tertidur di sampingku. Sama-sama tidak mengenakan apapun. Kepalaku sakit. Aku berusaha bangun dan mengingat sesuatu. Tapi nihil. Aku tidak bisa mengingat apapun. Aku menangis. Dadaku terasa sangat sesak. Aku tidak bisa bernafas. Aku tidak tau apa yang terjadi disini. Aku melihat ada bercak darah di tempat tidurku. Aku langsung merasa pening. Aku harus melakukan apa? Aku sangat bingung.
Aku terkulai lemas dilantai. Aku tidak tau. Semuanya gelap."Elea wake up.. Wake up baby please!"
***
Aku terbangun. Berusaha melihat sekelilingku. Dinding berwarna putih. Ah ini kamarku. Aku mencoba bangkit dan tiba-tiba ada yang menahan tanganku. Aku langsung menatap pemilik tangan tersebut. Aku langsuk sesak napas dadaku sakit. Dia menggenggam tanganku
"Elea, maaf kan aku. Aku tidak bermaksud melakukan ini kepadamu, aku tidak sengaja. Ku mohon maafkan aku" ucapnya. Matanya yang berkilauan tampak sayu. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku ingin sekali memeluknya. Tapi aku masih tidak bisa memaafkannya.
"Elea, aku merasa sangat bersalah telah melakukan ini padamu. Aku akan bertanggung jawab" ucapnya lagi berusaha meyakinkanku. Aku menggeleng. Aku mencoba menahan air mataku. Aku berbicara dengan suara bergetar menahan agar tangis ini tidak keluar.
"Sudahlah, lupakan saja. Mungkin memang ini jalan takdirku. Aku memang belum bisa memaafkanmu, tapi aku akan mencoba melupakannya. Kau tidak perlu bertanggung jawab. Aku tidak ingin menikahi seorang pria hanya karena dia kasihan terhadapku. Hanya karena dia ingin bertanggung jawab. Aku hanya akan menikah dengan pria yang mencintaiku. Tulus. Dan sekarang pergilah aku akan melupakan semuanya".
Setengah mati aku berusaha untuk berbicara normal kepadanya. Dan sekarang aku sudah tidak tahan lagi. Air mataku jatuh begitu saja. Aku mengusapnya. Takkan kubiarkan seorang pun menganggap ku lemah.
"Elea, aku memang belum mencintaimu. Tapi percayalah, aku akan berusaha. Ku mohon, biarkan aku bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan terhadapmu". Suaranya terdengar sangat parau.
"Elthan! Cukup! Pergilah. Aku tidak ingin melihat kau disini sekarang. Sekali saja turuti permintaanku. Pergi. Lupakan semuanya. Anggap saja kita tidak pernah kenal" ucapku sambil menahan tangis.
"Elea, tap" aku langsung menyelanya.
"Elthan! Cepat! Tinggalkan aku! Aku mohon padamu"
"Oke, jika itu maumu. Ketahuilah aku akan tetap memantaumu dimanapun kau berada!" Ucapnya marah.
"Kau tidak perlu melakukan itu. Aku tidak butuh bantuanmu" ucapku tak kalah marah. Dia mencoba mendekatiku. Aku bergerak mundur dan akan berteriak.
"Tak usah berteriak. Aku akan keluar sekarang. Apa kau puas?" Ucapnya dengan muka merah dan tangan mengepal disampingnya. Dia berlari meninggalkan kamarku. Menutup pintu dengan sangat keras. Aku masih bisa merasakan bahwa kemarahannya sangatlah besar. Aku menyapu air mataku, berusaha untuk berbaring dan tidur. Aku harus melupakannya. Melupakan semuanya. Ini tekadku.
***
Aku sudah selesai bersiap. Saatnya berangkat kuliah. Aku harus menyibukkan diriku. Agar bisa melupakan semua ini. Hanya aku yang tahu kejadian ini. Aku tidak akan sanggup kalau orangtua ku mengetahuinya.
"Pak, ke kampus" ucapku pada supir pribadiku. Dia membukakan pintu mobil.
Sepanjang jalan aku hanya melamun, memikirkan apa yang sebenarnya tak harus kupikirkan. Aku teringat matanya. Mata indahnya. Aku memukul kepalaku. Aku berusaha mengusir bayangan-bayangan yang menghantuiku.
Aku sudah sampai dikampus. Aku bergegas turun. Berlari menuju kelasku. Tiba-tiba ada yang memanggil namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Bad and Kind Life
Romance[Slow Update] This is my first story guys. Thanks for reading😍Dangerous (18++) Elea Morris Johnson merasa bahwa dirinya telah hancur, sehancur-hancurnya. Mahkota yang selama ini ia jaga telah direnggut oleh pria yang menubruknya kemarin. Dia merasa...