4. Sweet Moment

54 4 0
                                    

Author POV

Sesampainya di rumah Elea. Lebih tepatnya adalah apartment. Elea tinggal sendiri di apartment. Apartment ini khusus di desain oleh Arsitek terkenal di New York teman kuliah kakaknya Juan Edward Johnson. Memiliki 3 lantai. Elea memilih desain klasik dengan warna coklat dan krim yang mendominasi. Elea memiliki gayanya sendiri. Apartment Elea sangat besar, bersih dan rapi. Meski tidak memiliki pembantu di sana. Karena Elea lebih suka membersihkannya sendiri. Tangga cokelat di dekat Sofa yang menghadap arah datangnya sinar matahari membuat apartment Elea semakin terlihat menawan. Apartment ini di beli menggunakan uangnya sendiri. Orangtuanya menyuruh untuk tidak menggunakan uang Elea. Tapi Elea bersikeras ingin menggunakan uang sendiri. Karena Elea tidak ingin merepotkan orang tuanya. Elea sangatlah mandiri.

"Elthan, kau duduk saja dulu di sofa" Ucap Elea lalu bergegas masuk ke dalam kamar untuk mengambil kotak P3K. Elthan yang disuruh duduk pun hanya mengangguk.
5 Menit kemudian Elea telah keluar dari kamar dengan membawa nampan yang berisi air hangat. Dan di tangan kirinya terdapat kotak P3K.

"Gak usah repot-repot sweety, udah nggak sakit kok" Ucap Elthan. Elea tidak merespon. Dia tetap mengobati Elthan. Saat Elea mengusap sudut bibir Elthan dengan kain, Elthan meringis.

"Tadi bilangnya udah nggak sakit" Ejek Elea. Elthan yang hendak membela diri tak sempat berkata-kata karena telah di dahului gadis itu.

"Udah deh kalau di obatin itu, diem aja" Ucap Elea yang membuat Elthan diam sekaligus. Elea masih asyik mengobati luka Elthan. Elthan hanya memandanginya. Sungguh indah karunia tuhan. Pikir Elthan sepertinya.

Elthan POV

"Bidadari" Ucapku tak sadar.

"Hah? Apa?" Tanya Elea. Aku langsung gelagapan.

"Tidak, maksudku terima kasih" Ucapku mencoba menutupi kata-kataku tadi.

"Oh, iya sama-sama" Ucap Elea sambil tersenyum manis. Ahh dia tersenyum. Padaku. Aku serasa melayang.

"Heh? Kenapa senyum-senyum sendiri? Kamu masih waras kan?" Whatt? Waras? Tentu saja aku masih waras.

"Ya iyalah" Ucapku cemberut. Dan sekarang dia tertawa. Tawanya sangat indah. Bukan lebay. Tapi memang kenyataannya tawanya sangatlah indah.

"Heh, malah melamun" Aku tersadar.

"Tidak, aku tidak melamun. Kamu yang salah liat karena terlalu puas memandangiku, iya kan" Godaku agar dia merona. Dan ternyata rencanaku berhasil. Pipinya merona. Dan sekarang aku yang tertawa. Dia hanya menunduk malu. Waktu aku ingin menariknya dia malah berlari meninggalkanku. Aku hanya tersenyum melihat dia salah tingkah seperti itu.

'Lihat saja sayang, sebentar lagi kau akan mencintaiku'
'Akan ku lakukan apapun! Agar dapat memilikimu!'

Elea POV

Aku yang ingin membuatnya salting, Eh. Malah aku yang salting. Aduh malu sekali. Apa daya aku langsung berlari ke dapur. Tak sengaja aku melihat ke kaca dekat pantry. Ah wajahku sudah seperti kepiting rebus. Oh, No! Aku akan masuk ke kamar mandi saja. Bersembunyi sebentar tak apa kan.

"AAAAAAAAA! Elthan pakai bajumu!" Astaga apa dia gila.

"Hey? Kenapa sih?" Kenapa dia bilang? Ini kamar mandiku. Dia seenaknya saja menggunakannya. Keterlaluan.

"Malah bengong? Aku tau aku tampan, santai saja" Rasanya perutku mendadak mual sekarang. Dasar tak tahu malu.

"Sini sayang berendam sama aku"

"Berendam aja sendiri, Kalau mandi itu pintunya di kunci dasar bodoh"

"Apa? bilang apa tadi?"

"DASAR BODOH"

You're My Bad and Kind LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang