8. Lost

40 7 0
                                    

Elea berlari tertatih. Menahan perih telapak kakinya yang berlumur darah. Tak terhitung berapa lama Elea telah berlari. Air matanya turun mengiringi langkah tersantuk kerikil tajam yang dilewatinya. Sesekali ia meringis. Enggan untuk berhenti. Ia tlah bertekad untuk pergi dari mansion itu. Ia tak mau berada disana lagi. Ia harus kabur. Kemanapun.

Elthan tampak kosong. Ia tahu wanitanya sudah lama meninggalkan mansion. Ia tau kemana wanitanya pergi. Ia ingin mendatanginya. Tapi, ia tak ingin wanitanya akan menjauh dan semakin menjauh. Ia duduk dengan menaruh tangan di belakang lehernya. Memijit kepalanya yang pusing.

Sekian lama berpikir.

"Cari, dan bawa dia"

"................ "

"Atau nyawamu dalam bahaya"

TBC

"..................."

"Bagus, kau naik jabatan!"

"..................."

*

Elea terus berjalan berupaya mencari jalan keluar. Lututnya tersangkut ranting-ranting kayu di jalan. Ahhh Elea meringis. Darah segar menetes. Elea tak menghiraukan. Ia tetap menjalankan rencana kaburnya. Ia tak akan menyerah begitu saja. Ia menarik rumput yang bisa untuk mengobati luka di lututnya. Meremasnya lalu menggosokkan ke area yang sakit. Elea merobek ujung dressnya, melilitkan di bagian lutut yang telah di tempelkan obat alami itu. Elea melihat kabur. Netra matanya sudah tak dapat di andalkan karena malam kian larut. Perut elea keroncongan. Ia belum makan apapun hari ini. Elea beristirahat sebentar di bawah pohon mengistirahatkan kakinya yang telah banyak tergores. Dirasa cukup Elea berniat untuk melanjutkan prosesi kaburnya. Saat dia ingin melangkah mulutnya di bekap! Tolong-tolong. Tolong aku Tuhan !!! Naas Elea sudah tak sadarkan diri.

"Bawakan semua keperluannya, jika kau teledor terhadapnya. Berarti kau sedang bermain-main dengan kematian"

"Ba-ba-ik tuan"

*

"Akhirnya kau datang juga teman lama" Elthan tak menjawab sapaan alias ejekan dari rivalnya. Ia hanya menatap dengan tatapan membunuh.

"Santai teman, apakah sebaiknya kita makan malam terlebih dahulu"

"Katakan yang sebenarnya atau ku keluarkan isi kepalamu"

"Eitss tak perlu terburu-buru"

"......... "

TBC

Sekedar melepas rindu sama Elthan dan Elea😊

Gimana? Penasaran nggak?
Jangan lupa vote dan ikuti terus kisahnya ya teman-teman😘😘😘

*

Duarrrr!!!!

Elthan menembak kepala rivalnya. Ia tlah muak dengan semua perlakuan rivalnya itu. Ia tak suka jika ada yang bermain-main dengan wanitanya. Pemilik hati dan hidupnya. Jangan harap! Elthan akan diam.

Senjatanya mengeluarkan kepulan asap. Tanda sesuatu tlah keluar dari sana. Ya, tiga butir peluru tlah sukses di keluarkan dari sana. Tepat bersarang di otak kanan rivalnya. Ia tersenyum keji. Siapapun yang berulah, akan merasakan akibatnya.

"Urus tikus ini!"

"......... "

"Terserah, kau buang kemanapun aku tak perduli"

*

Elea terbangun dalam keadaan gelap gulita. Netra nya tak dapat menangkap apapun. Yang ia tau disini sangat gelap dan tak terdapat pasokan oksigen yang memadai. Ruangan dengan ukuran sedang. Kira-kira setengah lebih kecil dari kamar mandi dirumah Elthan. Hanya ada beberapa jendela yang terpaku dengan rapat. Hanya ada dua buah ventilasi kecil seukuran persegi. Ruangan ini seperti gudang yang tlah lama tak terpakai.

Elea meraba dinding gudang yang terlihat dipenuhi jaring laba-laba. Berdiri dengan kepala pening membuat ia beberapa kali hampir terjatuh.

Ceklek....

Suara pintu terbuka. Elea berusaha bersembunyi tapi kalah cepat, karena pria tersebut tlah melihat penampakkannya. Lalu tersenyum menyeringai.

"Sudah sadar, ingin pergi ke neraka sekarang? Atau kita akan bersenang-senang terlebih dahulu" pria itu memperhatikan sekujur tubuh cantik mulus milik Elea yang sedikit dihiasi dengan beberapa gores luka yang tak sedikitpun mempengaruhi keindahan yang memang dimilikinya.

Elea menggigil. Tak ada keberanian lagi dalam dirinya. Ia tak ingin menjadi pemuas nafsu pria bejat yang entah siapa ini.

"Aku tak mengenalmu, dan tak pernah merasa mempunyai salah terhadapmu. Lepaskan aku!" jerit Elea. Sesekali ia meringis karena luka di kaki dan pening kepalanya semakin berdenyut keras.

"Kau jangan membuatku semakin bergairah sayang" pria itu semakin menyeringai dan berniat melepaskan celana serta kaos yang membungkus tubuhnya.

"Jangan berani menyentuhku" Pria itu mengurungkan niatnya. Ia maju selangkah mendekati Elea lalu mencengkram erat dagu Elea. Seakan dengan sekali hentakan dagunya akan hancur tanpa bentuk. Elea semakin menangis. Walau tanpa suara. Pria itu mengeluarkan pistol dari saku celananya. Meletakkan pas di otak Elea. Bersiap menarik pelatuknya. Dan Elea pun berakhir.

Tapi.......

TO BE CONTINUED

"Bos, ada yang datang"

Muncullah salah seorang pesuruh pria yang menyekap Elea. Elea menahan napas. Pria itu menjawab dengan berbisik. Seolah sengaja agar Elea tidak bisa mendengarkan percakapan mereka.

Pria itu menyeringai. Seketika tengkuk Elea meremang.

"Dan kau, tunggulah nanti. Kita akan segera bersenang-senang"

Pria itu berjalan dengan pesuruhnya meninggalkan Elea dengan pintu gudang yang dikunci rapat.

Elea duduk termenung, memikirkan bagaimana caranya keluar dari sini. Kenapa ia selalu saja begini.

Tuhan, tolong selamatkanlah aku dari semua ini. Begitulah kiranya isi hati Elea memanjatkan doa didalam hatinya.

*

Dari luar terdengar tembakan. Elea terguncang. Apa yang terjadi? Bagaimana jika dia juga akan berakhir seperti orang yang ada di luar? Akan di tembak? Dan akan mati di sini? Elea sedikit terisak. Ia belum bisa membahagiakan orang tua dan kakaknya. Ia telah kehilangan mahkota berharganya sebagai seorang perempuan. Lalu, apalagi sekarang?

"Keluar kau jalang!!!" maki seorang pria yang mengurung Elea tadi sambil mendekatkan pisau kecil nan tajam di sekitar leher Elea. Elea menahan napasnya. Seakan-akan jika sebentar lagi ia akan berakhir disini.

"Cepat jalan!!" Titah pria tua itu, sambil menarik rambut cokelat milik Elea. Elea berjalan dengan terseret-seret. Hanya ada kengerian dibenaknya saat ini.

*

"Sial!!!!" umpat seorang pria yang tak lain adalah Elthan. Ia sudah sampai di depan gudang tempat pria tua yang menahan Elea tadi. Jika saja anak buahnya yang tolol itu tidak ketahuan mengintip, Elthan tidak akan kehilangan jejak Elea seperti ini. Benar-benar sial. Elthan menarik pistol kesayangannya yang menempel dibalik jas hitamnya. Dengan cepat ia berlari ke arah mobil. Bersiap melacak dan mencari keberadaan Elea lagi. Entah kemana, pria tua bangka itu membawa wanitaku! Maki Elthan kesal sambil menginjakkan pedal gas tajam.

You're My Bad and Kind LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang