9. I got you

29 7 0
                                    

Elthan telah sampai di sebuah gubuk tua. Ia mendapat kabar dari pesuruhnya bahwa Elea telah di bawa kesini. Elthan bersembunyi dibalik semak. Terlihat beberapa orang tengah berjaga di depan gubuk itu. Elthan tak langsung menyerang. Ia memiliki strategi.

“Pantas saja bos senang dengan wanita itu! Body nya enghhhh” Lenguh pria itu.

“Heh! Jangan keras-keras bodoh, kalau sampai bos dengar mati kau!”

“Ehehe, iya. Soalnya gua ga tahan liatnya cuy, jadi langsung pengen buka celana aja”

“Eh, sialan lu. Tapi bener juga sih”

Mendengar itu, seketika amarah Elthan memuncak. Ia menghajar kedua penjaga itu. Lalu menembak tepat di otaknya. Elthan menyeringai. Puas dengan hasil kerjanya.

Elthan masuk ke dalam. Ia mendobrak pintu yang tak lain adalah tempat untuk menyekap Elea. Elthan melihat penampakan Elea dengan mengenaskan. Kedua tangannya terikat. Tanpa busana dan kain yang menyumpal mulutnya. Elea terlihat tertidur dengan air mata yang terus mengalir. Bajingan! Siapapun yang telah melakukan ini pada wanitanya akan mendapatkan balasan yang setimpal. Elthan membuka tali demi tali di pergelangan tangan Elea. Elea sedikit meringis. Elthan melihat banyak memar di tangan wanitanya dan darah yang menetes di kaki jenjangnya. Elthan menggeram. Akan ku bunuh kau!!!
Elea tersadar merasakan ada orang yang membuka ikatan tangannya. Sekuat tenaga Elea mencoba membuka matanya. Tapi kabur. Ya, semuanya tampak kabur. Setelah bisa menyesuaikan. Elea melihat seorang pria dihadapannya. Ya, Pria yang sangat ia cintai. Elea menangis. Ia memeluk Elthan dan menangis di dadanya.

“Sudahlah jangan menangis, aku ada disini untukmu”

“Terimakasih telah mencariku” Elthan menarik jaket hitamnya lalu memakaikannya pada Elea.

“Berjanjilah, setelah ini kau tak boleh pergi kemanapun tanpa pengawasanku. Aku tak ingin ini terjadi pada kekasihku lagi”

“Baiklah, maafkan aku”

“Kita harus pergi dari sini” Elthan menarik Elea di bawah pelukannya. Ia bersiap membawa Elea pergi dari sini. Saat ingin keluar dari gubuk itu. Tiba-tiba Elthan di serang. Elthan dipukuli oleh anak buah orang yang menyekap Elea disana. Tapi, mereka belum mengenal Elthan. Elthan hanya bermain-main. Ia hanya sedang menikmati permainannya.

“Elthan!!!” Teriak Elea sambil menangis.

Saat musuhnya mulai senang melihat Elthan yang tergeletak tak berdaya Elthan bangkit dari posisinya lalu menyeringai. Orang-orang itu terkejut melihat Elthan yang bangun dan berjalan seperti tidak mengalami apa-apa. Mereka mulai mundur melihat Elthan yang maju dan siap menyerang. Tapi, sekali lagi. Elthan tetaplah Elthan. Ia bisa melakukan apapun. Elthan meninju, menampar dan menendang mereka bersamaan. Orang-orang itu terjatuh, berdarah-darah. Bahkan banyak yang tak sadarkan diri setelah Elthan injak perutnya. Dan sekarang tersisa satu orang. Pria yang menyekap Elea disini. Pria yang semua orang-orang itu panggil dengan sebutan bos. Pria itu menendang Elthan tepat di perutnya. Elthan terjatuh. Hidungnya mengeluarkan darah. Oh tidak! Pria itu tak tau siapa Elthan! Elthan tak akan membiarkan siapapun menumpahkan darahnya Walau setetes. Elthan bangun dan menghajar pria itu sampai seluruh wajahnya penuh dengan lebam dan darah. Elthan tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu di dalam bajunya. Ya,

Duarrrrrrrr……..

Suara pistol bergema nyaring setelah berhasil mengeluarkan peluru yang menembus otak dan jantung Pria yang telah menculik Elea. Pria itu tergeletak ditanah dengan bersimbah darah. Sekali lagi Elthan tersenyum puas. Elea yang sedari tadi menyaksikan Elthan hanya bisa meringis. Sebenarnya ia kasihan dengan orang yang sekarang tergeletak di sana-sini. Tapi, ia juga marah karena semua orang ini sudah menyekap dan hampir saja melecehkannya jika saja Elthan tidak datang tepat waktu.

Elthan menyimpan pistol kesayangannya. Lalu mendekati Elea.

“Apa kau sekarang takut denganku?” Tanya Elthan. Elea meringis.

“Hem, sedikit” Jawab Elea ragu-ragu. Elthan tertawa.

“Hahaha, kau tak perlu takut sayang, aku tak akan menyakitimu. Aku akan melindungimu” Elthan tersenyum. Mereka berpelukan di tengah pemandangan gubuk yang penuh dengan mayat. Elea meringis melihatnya.

“Apa kau takut disini?” Elea mengangguk.

“Baiklah mari kita pulang” Elea tak bergerak. Elthan bingung.

“Tapi, bagaimana dengan mereka. Kalau polisi melihatnya bagaimana?”

“Tenang saja, nanti orang-orangku akan membereskannya”

“Orang-orangmu” Tanya Elea heran.

“Ya, orang-orangku. Ayoo” Elthan merangkul mesra Elea menuju mobilnya. Elea menatap Elthan. Siapa sebenarnya kau?.

You're My Bad and Kind LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang