rasa?

25 9 0
                                    

.
.
.

Akhir- akhir ini, entah apa yang aku rasakan sekarang. Bahkan Dini, sahabat sekaligus teman sebangku ku sangat bertanya-tanya dengan sikap ku yang akhir-akhir ini. Yang sering melamun, entah melamun kan apa, tapi aku yakin aku sedang memikir pertemuan ku kembali dengan Riko.

"Sa, kau melamun lagi? Ah kau sangat menyebalkan," gerutu Dini yang mulai kesal dengan tingkah Reysa.

Tidak ada balasan dari Resya.

"Hei, Sa?" ucap Dini kembali, dengan melambai -lambaikan tangan nya di wajah Reysa.

Tetap, tidak ada jawaban dari Resya.

"WOI REYSA!!" gebrakan tangan Dini pada atas meja ternyata menyadarkan Reysa dari lamunan nya.

"Astagfirullah! Ngapain sih kamu Din?" ucap Reysa dengan wajah polos nya.

"Kamu itu kenapa sih Sa? Akhir- akhir ini kamu sering melamun, Aku kan jadi tidak punya teman untuk mengobrol," balas Dini.

"Maaf kan aku, aku sedang memikir kan seseorang," ucap Reysa dengan senyuman nya yang indah.

"Apa kau sedang jatuh cinta?" tanya Dini, dan membuat ekspresi wajah Reysa sangat terlihat ketakutan.

"Emm, entahlah. Tapi seseorang itu selalu memenuhi otaku, dan yang harus kau tau, aku baru berkenalan dengan nya. dan dia bilang pada ku kita akan bertemu kembali," ucap Reysa yang sangat kelihatan bahagia.

"Baru kenal? Dimana? Apa dia anak sekolah ini?" tanya Dini.

"Iya dia Sekolah disini, tapi aku tak tau dia kelas berapa. Tapi sepertinya aku sering melihat nya, namun entah dimana," balas Reysa dengan wajah bingung nya.

"Hati-hati jika memilih cowok. Jaman sekarang, cowok itu ucapan nya saja yang berlebihan, setelah itu ditinggalkan. Lebih baik kau tidak usah jatuh cinta, alangkah baik nya kamu segera bangun cinta," ucap Dini dengan bijak nya.

"Bangun cinta?" tanya Reysa.

"MENIKAH!" balas Dini dengan nada penekanan.

"Hah? Aku tidak mau menikah dengan usia ku yang masih dini," ucap Reysa dengan menekankan kata di bagian 'dini' .

"Itu namaku bodoh!" balas Dini.

"Hahahaha." Reysa yang nampak bahagia dengan menyelewengkan nama sahabat nya itu.

"Asal kau tau ya, yang sudah menikah itu bebas melakukan apa saja. Dari hal kecil sampai hal terbesar pun sangat di sah kan dalam agama, dan akan lebih romantis," ucap Dini dengan senyum nya yang merekah.

"Kalau begitu kau saja yang menikah! Aku masih ingin memperbaiki diri dulu untuk Suami ku nanti," balas Reysa kemudian meninggal kan Dini sendirian.

###

Aku berjalan ke kantin untuk membeli bubur kacang kesukaan ku.

"Hey Reysa!" sapa Nova yang sudah ada di kursi kantin sendirian.

"Hey Nov," balas ku, kemudian berjalan mendekati Nova.

"Sendirian saja kau?" tanya Nova.

"Tadi sih aku bersama Dini, tapi Dini menyebalkan! dari tadi ucapan nya tentang menikah, yaudah aku ke kantin untuk membeli ini," balas ku dan menunjukan makanan yang ada di depan ku.

"Sepertinya dia ingin menikah," ucap Nova dengan menyeruput teh manis nya.

"Iya hahaha!" balas ku.

Saat berbincang dengan Nova, seperti nya aku melihat Riko di ujung kantin sana, Aku semakin meneliti nya.

"Hei Sa! Apa yang sedang kau lihat?" tanya Nova dan mencari apa yang sedang aku lihat.

"Oh Riko?" tanya Nova.

"Dia benar Riko?" balas ku.

"Ah sepertinya kau suka dengan nya?" tanya nya dengan senyum smirk nya.

"Ahh sepertinya begitu," balas ku dengan sedikit tertunduk karna malu.

"Wah, apa yang kau suka dari si preman itu?" tanya nya, membuat ku merasa sedikit kesal dengan ucapan nya.

"Apa maksud mu, dengan mengatakan Riko preman? Aku suka Riko karena aku penasaran saja," balas ku sedikit tak acuh.

"Ah, kau memang tidak tau kelakuan dia di luar Sekolah seperti apa. Yakin hanya karna penasaran?" balas Nova lagi.

"Aku memang belum tau, dan aku akan cari tau," ucap ku.

"Ah aku mungin sekarang suka dengan nya karna penasaran saja, siapa tau suatu saat nanti aku menyukainya karna cinta? Ah aku tidak peduli dengan itu, yang jelas aku menyukainya," ucap ku lagi yang membuat Nova bertepuk tangan.

"Kau hebat sekali, beruntung jika dia memiliki mu, tapi rugi bagimu memiliki dia hahaha!" balas Nova.

"Kau selalu saja seperti itu," ucap ku dengan melahapkan bubur kacang ku di sendok terakhir.

"Apa kau ingin id line nya?" tanya Nova.

"Apa kau punya? Emm, aku ingin. Tapi apa berhak wanita yang memintanya terlebih dahulu?" tanya ku lagi.

"Punya. Aku pacar dari teman nya, namanya Gio. Dia juga anak motor sama seperti Riko, dan kau berhak meminta nya jika kau mau." balas Nova.

"Ah terimakasih Nova," ucap ku dengan tersenyum ramah.

"Apa berhak jika yang pertama kali mengungkap kan rasa itu wanita?" gumam ku.


.
.
.
.

Maaf sedikit agak panjang, maaf jika tidak nyambung atau gajeh atau semacam nya karna ini real dari otaku heheu maafin.
Jangan lupa vomment nya ya:)

KEMBALILAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang