Berbagai macam buku berserakan di seluruh lantai kamar Dolly. Ada pula buku - buku yang bertumpuk diatas meja. Dolly terlelap dalam buaian mimpi di bangku meja belajarnya dan menjadikan buku sebagai bantalannya. Sepertinya ia tertidur saat belajar untuk menhadapi ujian masuk universitas.
Drrrt! Drrrt!
Telepon genggam milik Dolly bergetar diatas meja. Seorang gadis berusia 18 tahun terbangun dari tidur lelapnya. Ia meraba - raba permukaan meja, mencari letak telepon genggamnya. Dolly mengusap matanya, dan menata layar telepon genggamnya.
"Huam... Siapasih yang mengganggu pagi - pagi begini?" Keluh Dolly.
Pandangan Dolly terfokus pada layar telepon genggamnya. Ia langsung terkejut saat mengetahui Dylan menghubunginya. Dolly segera menekan tombol hijau di layar sebelum sambungannya terputus.
"Halo?" Sapa Dolly.
"Pagi, maaf meneleponmu pagi - pagi. Apa aku membangunkanmu?" tanya suara di seberang.
"Tidak, tidak ada apa - apa." jawab Dolly.
"Apa kau senggang hari ini? Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Apa kau mau?"
Dolly melihat ke arah kalender di dinding kamarnya. Ia mendapati hari ini adalah tanggal 21 Juni. Ditambah, Dolly tidak ada rencana kegiatan apa - apa hari ini.
"Boleh saja." Jawab Dolly pada Dylan.
"Baiklah, akan kujemput kau 3 jam lagi. Sampai jumpa nanti."
Pik!
Sambungan terputus. Sebuah senyuman terlukis di wajah Dolly. Ia segera membereskan kamarnya dan menuruni anak tangga dan melakukan semua rutinitas paginya.
Dolly memutuskan untuk memakin dress berwarna hijau limun dengan renda diujung roknya. Ia juga mengenakan blus yang senada dengan pakaian yang dikenakannya. Tentu pita kuningnya juga ikut menghiasi rambutnya.
[Sugar Cherry Blossom : Date]
Ding Dong!
Bel rumah kediaman keluarga Park berbunyi. Dolly segera menuruni tangga dan membuakan pintu. Dibalik pintu terdapatlah seoran berdiri menantinya. Siapa lagi kalau bukan Dylan?
Dylan mengenakan kaus putih polos dengan rompi coklat tua dan celana jeans pajang. Tentu saja headphone kesayangannya dan jam tangan merahnya tidak lepas darinya.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Dylan.
Dolly menganguk. Dylan mengajak Dolly menuju mobil merahnya yang ia parkir di depan rumah Dolly. Ia bahkan membuakan pintu untuk Dolly agar ia dapat masuk. Dylan segera masuk di bangku kemudi. Namun sebelum ia menyetir, ia menutupi mata Dolly dengan sebuah kain.
"Hey Dylan, kenapa mataku ditutup? Apa yang kau rencanakan?" tanya Dolly.
"Sudah diam saja. Janga kau lepas penutup mata ini sampai di tujuan."
Dolly sedikit kesal. Ia bertanya - tanya kemana Dylan akan membawanya.
Setelah selesai mengikat penutup mata Dolly dan memastikan ikatannya cukup kuat, Dylan segera menyalakan mesin dan mulai menyetir ke tempat yang ia tuju.
[Sugar Cherry Blossom : Date]
Dylan menuntun Dolly berjalan menuju suatu tempat. Ia benar - benar memperhatikan langkahnya agar Dolly tidak terjatuh.
"Boleh aku membukanya sekarang?" Dolly mengeluh.
"Sebentar lagi. Kita hampir sampai." Jawab Dylan.
Berbagai macam keluhan keluar dari mulut Dolly. Ia menggembungkan pipinya, membuat Dylan merasa gemas dan reflek mencium pipinya. Dolly yang merasakan hal tersebut berubah menjadi semerah tomat segar dan langsung diam. Dylan tertawa kecil melihatnya.
"Heh, Kau berubah menjadi gurita bakar sekarang?" Dylan menyindir Dolly.
"Berisik!"
Setelah bejalan - beberapa saat, keduanya sampai di tempat yang Dylan maksud. Dengan perlahan Dylan membuka penutup mata Dolly. Manik Dolly menyesuaikan arah cahaya yang masuk. Ia takjub begitu melhat pemandangan yang indah.
Pohon - pohon sakura berada di sekelilingnya. Beberapa burung kenari bertengger dan bercicit diatas pohon. Di depannya sudah tersedia berbagai macam makanan yang tertata rapi di atas karpet.
"Bagaimana? Kau suka?" Tanya Dylan.
"Ya, aku menukainya. Menyiapkan ini semua sendiri?" Dolly bertanya balik.
"Tentu saja. Ini kan hari spesial kita berdua. aku bahkan sudah menyiapkan shortcake stroberi kesukaanmu."
Dolly terdiam sejenak. Ia mencerna kata - kata Dylan. Berusaha mengingat kejadian penting apa hari ini.
'Hari ini hari Kamis bukan? Atau hari Ulang tahun Dylan? Tapi ulang tahun Dylan bulan Maret. Aduh, Hari ini hari apa ya?' Batin Dolly.
Dylan melihat Dolly yang sepertinya sedang kebingungan. Ia dapat mendga, kalau Dolly lupa sekaan hari apa.
"Hari ini tanggal 21 Juni. Hari jadi kta yang ke-empat. Jangan bilang kau lupa." Dylan mengingatkan.
"Ahahaha iya. Aku tidak lupa kok. Hanya saja tidak ingat." Dolly memelas.
"Terlalu sibuk dengan ujian masuk universitas ya sampai lupa kalau hari ini hari jadi kita?" Dylan cemberut.
"Sudahlah, jangan marah. Maafkan aku, akan kubuatkan Kimchi kesukaaanmu besok ya?" Dolly mencium pipi Dylan agar mendapatkan permintaan maaf.
Kali ini Dylan yang beruba menjadi merah.
"Uwaaaah~ Kayak gurita rebus" Komentar Dolly.
"D-diam kau! Kupegang janjimu besok!" Dylan membuang wajahnya.
Keduanya segera duduk diatas karpet. Menikmati jamuan yang berada di depan mereka. Angin semilir melewati mereka berdua dan membuat beberapa bunga sakura berguguran. Dolly menyandarkan kepalanya pada bahu Dylan. Keduanya menikmati pemandangan bunga sakura yang berguguran.
*To Be Continue*
YOU ARE READING
Sugar Cherry Blossom
FanfictionSenyumanmu yang semanis gula. Rambut merah mudamu yang seperting bunga sakura. Suaramu yang merdu. Kau selalu terlihat manis dan sempurna, terlebih dengan gaun putihmu itu. Pairing : Teenage Semo × Teenage Dingyo Teenage Dylan x Teenage Dolly Credit...