Departure

390 32 2
                                        

-Flashback-


"Kau benar - benar yakin tidak akan memberitahunya?" Tanya Limo.

"Aku akan memberitahunya besok seusai ia selesai ujian. Saat ini mungkin Dolly sedan fokus untuk ujiannya besok."

"Huft... Baiklah. Sudah kau cek semua barang bawaanmu?"

"Sudah. Tidak banyak yang perlu aku bawa. Semuanya ada dalam tas ini." Dylan menunjukkan tas punggungya.


Limo hanya tertawa kecil.  Melihat anak angkatnya yang akan merantau ke negeri sebelah hanya membawa sedikit barang. Kemudian ia melihat sekeliing kamar Dylan. Tidak banyak yang berubah. Hanya ada beberapa titik yang tampak kosong.


Sang ayah menghela nafas. Ia merasa sedikit kesepian saat merasakan putra kesayangannya akan pergi jauh dalam waktu yang cukup lama.


Dylan memeluk ayahnya dari belakang.


"Aku akan pulang tiap tahun." Ujar Dylan.


Limo tersenyum mendengarnya. Ia memutar tubuhnya. Kemudian ia mendekat pada telinga Dylan.


"Jangan terlalu memaksa jika keadaan tidak memungkinkan. Ayah akan selalu menunggumu." Bisik Limo sembari membalas pelukan Dylan.


-Flasback End-


[Sugar Cherry Blossom : Departure]


Dolly segera turun dari bus kota dan melesat menuju Bandara Daedo. Ia segara menuju ke bagian pemberangkatan. Melihat wajah orang - orang di sekelilingnya. Mencari sosok yang ada di benaknya.


Kemudian ia mendapati seseorang mengenakan baju berlengan panjang berwarna mera dengan rompi coklatnya. Ditambah dengan headphone  yang dikenakan orang tersebut. Ciri - ciri itu membuat Dolly yakin, bahwa orang tersebut adalah sosok yang dicarinya.


"Hati - hati di jalan kawan, kabari kami jika sudah sampai di sana." Ryan mengucapkan salam perpisahannya.

"Jaga dirimu baik - baik. Bawakan aku Gundam saat kau pulang nanti!" Giliran Kory yang memberikan salam perpisahannya.


Dylan hanya tertawa mendengar permintaan Kory. Ia baru saja akan berangkat, namun sahabatnya sudah menitipkan oleh - oleh padanya. Ia juga berpamitan pada Dokter Char. Kemudian Dylan menuju ke ayahnya.


"Aku berangkat." Pamitnya.

"Hati - hati di jalan. Jaga kesehatanmu. Kalau ada apa - apa hubungi saja ayah." Limo menjawab. Ia mencium kening putranya.


Keduanya berpelukan satu sama lain untuk yang terakhir kalinya. Dylan segera menggendong tas punggungnya yang cukup besar itu. Namun saat ia hendak menuju bagian check - in ia mendengar seeorang memangil namanya.


"Dylan!!"

Dylan segera kembali membalikkan badanya. Tepat saat itu seorang gadis berambut merah muda dengan gaya ponytail memeluknya.


"Aku belum mengucapkan salam perissahanku bodoh." Dolly meledek Dylan.


Dylan mengusap kepala Dolly. Membiarkan gadis itu memelk dirinya sejenak. Kemudian Dolly melepaskan pelukannya.


"Hati - hati. Aku akan merindukanmu."Dolly mengucapkan salam perpisahannya dengan sebuah senyuman manis teruir di wajahnya.


Dylan mengangguk. Ia mengusap air mata Dolly.


"Kau tampak manis denga ponytail itu." Komentar Dylan.


Setelah berpamitan dengan semuanya, ia segera beranjak dari tempatnya. Ia melakukan check - in dan segera menuju pesawat yang akan membawanya ke negeri sakura.

Dylan meletakan tasnya di tempat penyimpanan barang  yang berada di atasnya. Setelah itu ia dduk di bangkunya. Ia hendak mengambil telepon genggam yang ada di sakunya. Namun saat ia merogoh sakunya, ia mendapati benda asing didalamnya. Dylan mengambil benda tersebut.

Ternyata benda tersebut adalah kue kering yang berbungkuskan kotak kecil di berwarna merah dengan hiasan pita kuning di salah satu sudutnya. Melihat hiasan tersebut Dylan sudah dapat menebak siapa yang memberinya biskuit itu.

Dylan membuka bungusan tersebut. Mencoba memakan salah satu biskuit tersebut.


'Asin. Sepertinya Dolly salah memasukkan garam bukannya gula.' Komentar Dylan dalam hati.


Pesawat segera lepas landas. Menuju birunya langit. Menembus putihnya awan.


*To Be Continue*

Sugar Cherry BlossomWhere stories live. Discover now