Part 3

2.7K 268 70
                                    

Author POV

Vania bangun dengan tubuh yang kaku karna semalam dia tidur di sofa,Vania langsung menuju kamar mandi, setelah selesai mandi,Vania melihat suaminya yang masih tertidur pulas,dia tidak tega membangunkan suaminya. Dan akhirnya Vania memilih untuk memasak, dan dia memasak nasi goreng kampung, setelah memasak Vania menaruh masakannya di meja lalu Vania ke dapur untuk mencuci piring dan peralatan masak yang tadi dia pakai dan piring yang ada di tempat cuci piring, setelah mencuci piring Vania keluar mencari udara segar di liriknya ke dalam sekilas melihat jam yang bertengger di dinding ruang tamu. Sekarang pukul 07:28, Vania berpikir dari pada ia duduk bengong sambil merenung lebih baik Vania menyiram tanaman di belakang.

Akhirnya Vania kearah taman belakang.

Vania pun telah bersila dengan selang air yang tengah ia pegang.Vania pun memulai menyiram tanaman sambil bersenandung kecil. Tiba-tiba saja dari arah samping sudah ada sebuah suara yang sangat dingin dan tajam yang mengintrupsi kegiatan nya.

‘’VANIAAA’’Teriak Andrian.Yang menyadarkan Vania dari pekerjaan nya.

Vania POV

‘’VANIAAA’’teriak Andrian dari arah samping. Tiba-tiba saja Andrian sudah berada di hadapan ku, Membuat jantungku berpacu tak beraturan.Andrian pun langsung mencengkram pergelangan tangan ku dengan kuat, lalu membawaku untuk duduk diruang tamu. Aku yakin setelah ia melepaskan nya pasti nanti pergelangan ini akan membiru.

‘’Aw! Pekik ku kesakitan karena Andrian mencengkram tanganku terlalu kuat. Dan respon dia hanya mengangkat alis, dan setelah dia sadar lalu dia melepaskan cengkraman tangan nya dari tanganku.

"Dasar Andrian sudah mencengkram tangan ku dengan kuat,tetapi dia tidak minta maaf" batin ku.

‘’Ada apa rian sampe teriak,aku gak budek’’ Tanyaku ke Andrian, setelah aku sudah duduk disofa.

‘’Mama mau datang. Jangan coba-coba kamu ngadu ke Mama!!’’Ancamnya penuh penekanan. Aku diam sebentar menatap mata yang sangat tajam, aku hanya bisa mengangguk kemudian menunduk melihat kulit tanganku yang membiru akibat cengkraman nya, saat mama Andrian sudah duduk di sampingku.

Aku tersenyum riang menyambut Mama Andrian yang sekarang tentu jadi Mamaku, sebenarnya aku ingin menangis dan mengadu kepada Mama, tapi aku takut Andrian akan semakin marah dan tidak menyukaiku.

"Hai menantu Mama" Sapa mama kepada ku, sambil mengambil tempat duduk didepan ku dan Andrian.

‘’Hai,Ma’’ jawab ku sambil tersenyum kepada mama.

Brakk!!

Aku dan Andrian terkejut saat mama menggebrak meja.

‘’Gimana tadi malam pertamanya?’’ Tanya Mama dengan wajah semangatnya menatap aku dan andrian bergantian. Aku mengelus tengkukku sambil melirik Andrian bingung untuk menjawab apa.

‘’Mama apaan sih,jangan gitu ah!Kasihan tuh Vania jadi malu gitu.’’ Ucap Andrian sambil tersenyum geli melirikku.Dia tersenyum padaku, apakah itu benar atau hanya acting agar Mama percaya kalau hubungan kami baik-baik saja?.

Mama tertawa geli,melirikku sambil senyum-senyum centil.’’ Pasti sakit ya awalnya?Tapi enakkan?’’

Aku tersedak air liurku sendiri mendengar pertanyaan Mama yang terlalu fulgar. Aku bagaimana bisa tau rasanya kalau melakukan ‘itu’ saja belum pernah.

Aku hanya bisa menyengir menjawab pertanyaan Mama. Untungnya Andrian mengajak mama untuk makan bersama. Kalau tidak sudah dipastikan Mama akan bertanya yang tidak-tidak yang membuat ku hanya membalasnya dengan cengiran bodoh.

***
TBC

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang