Part 4

2.7K 267 43
                                    

Setelah makan dan berbincang-bincang akhirnya Mama pulang, Dan sekarang Vania sedang membersihkan meja makan, setelah membersihkan meja makan Vania membawa piring kotor ke tempat pencuci piring untuk dia cuci, setelah mencuci piring Vania keruang santai untuk menonton TV, Vania menonton TV tapi dia tidak melihat suaminya, dia melihat atas ke arah kamarnya, lalu dia berpikir mungkin suaminya sedang di dalam kamar,merasa badannya lengket dan berkeringat, Vania memutuskan untuk ke kamarnya untuk mandi,Vania masuk ke kamar melihat suaminya sedang fokus memainkan handphonenya,seakan tidak sadar adanya kehadiran Vania,Vania memilih untuk mengambil bajunya didalam koper,lalu pergi ke kamar mandi, setelah mandi Vania melangkah ke arah ranjang ''Mau ngapain?''tanya Andrian dengan nada tajam dan dingin.

Vania POV
''Mau ngapain?''Tanya ka rian kepada ku dengan nadanya begitu tajam, dan membuat ku takut.
''Mau tidur ka''ucap ku berusaha untuk menutupi rasa ketakutan ku
''Kamar mu ada di depan kamar ini, dan koper Mu sudah ada disana.''ucap Andrian dengan dingin.
Dia lagi-lagi berbicara dingin.Dan apa tadi katanya,apa kami akan tidur terpisah?
''Kita tidur terpisah,pernikahan ini bukan mauku.''ujarnya dengan tajam
Aku hanya memendam kesediahan ku dalam dalam,ingin sekali aku menangis,tapi aku tidak boleh terlihat lemah dihadapannya.Aku tidak tahan,aku langsung berbalik dan pergi.

Didalam kamarku,aku membuka koper dan menyusun bajuku kedalam lemari. Sambil merapihkan bajuku aku menangis dalam diam.
Aku menghapus air mataku, aku tidak boleh seperti ini. Aku ingin rumah tangga ku bahagia kan? Kalau begitu aku harus berjuang ini baru awal, masih banyak waktu untuk aku berjuang.

Setelah selesai dengan kesedihanku aku kebawah. Aku membersihkan beberapa sudut rumah agar terlihat lebih rapih lagi dan melihat apa saja yang kurang. Mungkin nanti jika ada yang kurang aku bisa membelinya di toko. Setelah selesai membersihkan rumah Aku segera ke kulkas untuk mengambil bahan untuk dimasak, setelah selesai aku menaruhnya diatas meja makan, lalu pergi ke kamar Andrian.

''Ka...''panggi Vania kepada Andrian.
''Hm?''Andrian menjawab panggilanku namun tetap berkutat dengan laptopnya.
''Saatnya makan malam. Aku tunggu dimeja makan ya, kita makan malam bersama.'' Ka Andrian tidak menjawab, Akupun keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Aku menuangkan nasi dan lauk pauk yang tadi aku masak kepiring untuknya, semoga dia suka. Aku susah payah masak makanan kesukaannya, aku rela rela searching di google cara memasaknya.
Terdengar pintu kamar tertutup dan langkah kaki terdengar. Aku menengok dan melihat Andrian sedang memakai jaketnya dan mengambil kunci mobilnya yang tergantung dekat pintu utama. Aku bangkit dan berjalan terburu buru menghampirinya.

''Ka,Ka tunggu! Kamu mau kemana?'' Tanyaku menahan tangannya yang sudah membuka pintu utama. Andrian menatapku dingin dan datar.
'' Bukan urusan lo.'' Jawabnya datar.
''Tapi aku istri kamu Ka''Vania menatap Andrian dengan tatapan kecewa.
''Tapi gue nggak nganggep lo istri gue'' Teriak Andrian yang berhasil meloloskan air mata Vania.
''Tap..tapi ini sudah malam. Aku sudah masak makanan kesukaan kamu.'' Sergahku lagi, tidak peduli dengan tatapannya yang dingin itu.
''Gue ga peduli. Kamu ngerti gak sih?!'' Bentaknya sedikit berteriak. Aku tersentak dan reflek mundur selangkah darinya.
''Setidaknya kamu makan dulu, Ka. Sedikit aja, yang penting perut kamu keisi makanan.'' Aku masih belum menyerah. Ka Ian sedikit berdecih mendengar bujukkanku.
''Kamu gak ngerti juga ya. Aku Gak peduli Kamu Masak Makanan kesukaan Aku atau nggak! Aku tetap gamau makan masakan Kamu!'' Ucapnya dengan nada yang ditekan. Aku menahan nafas, mataku mulai berkaca kaca karena hatiku kembali sakit dengan ucapannya yang menyakitkan. Andrian melirikku sebentar kemudian keluar rumah dan membanting pintu dengan keras. Tangisku pecah, aku menutup mulutku untuk menahan suara, aku melangkah kembali ke meja makan, menatap semua makanan yang sudah kubuat dengan air mata yang terus mengalir. Aku duduk dan menyuapkan sendok demi sendok makanan yang sudah kutuangkan di piring untuk Ka Rian tadi ke mulutku, memakannya sambil menangis dan menatap sakit hati ke makanan yang tersisa.
Bagaimana dengan masakan yang masih tersisa ini? Aku tidak kuat untuk menghabiskannya, tidak mungkin diberikan ke tetangga karena aku masih baru di perumahan ini, jadi aku tidak kenal dengan tetangga tetangga di sini. Aku taruh di kulkas saja kali ya biar besok bisa dihangatkan lagi. Aku menghapus air mataku yang masih tersisa dipipi, sambil berjalan ke arah sofa untuk menunggu suami ku, terlalu lama aku menunggu Ka Rian akhirnya aku memutuskan untuk tidur di sofa, untuk menunggu Ka Rian pulang,karena ngatuk yang melandanya.

Author Pov
Andrian meninggalkan Vania, berniat mendatangi apartemen Anya sang kekasih, Andrian ingin menemui kekasihnya itu, karena sudah lama tidak bertemu dan ingin menjelaskan soal pernikahannya,dia tidak ingin kekasihnya itu salam paham terhadapnya. Andrian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.Andrian sampai di depan apartement, Andrian langsung menekan pinnya yang sudah diketahuinya, karena Andrian lah yang memberi apartemen ini kepada Anya, Andrian masuk dan mencari keberadaan Anya di seluruh ruangan, tetapi tidak menemukan keberadaannya, Andrian berpikir kalau kekasihnya itu pergi meninggalkannya setelah mengetahui Dia telah menikah.

TBC

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang